MajalahInspiratif.com, Jakarta – Nama Rangga Prasetya Aji Prabowo kini dikenal sebagai salah satu entrepreneur muda yang sukses mengukir track record positif dalam bisnis property di Yogyakarta. Rangga, biasa ia disapa, menghadirkan D’Kromo Residence, sebuah hunian kos berisi 31 kamar yang mengutamakan filosofi bisnis fast & excellent service dalam pelayanan kepada para penghuninya.
Dengan bisnis hunian sewa mulai dari homestay, kamar kos, hingga hotel yang makin banyak di Yogyakarta, apa yang membedakan D’Kromo Residence dari hunian kos lainnya?
“Keramahan, kami tidak hanya menjual kamar dan jasa tapi juga akrab dengan para penghuni kos. Banyak yang mengatakan D’Kromo beda dari tempat kos lain karena saat penghuni membutuhkan bantuan, pengelola langsung cepat membantu. Sebagai owner, saya juga tidak canggung untuk ngobrol dengan penghuni D’Kromo. Dan mereka memberikan feedback yang positif,” jelas Rangga.
Rangga kini memegang dua jabatan penting yaitu sebagai Presiden Komisaris PT Punokawan Abadi Sejahtera dan PT Wellness Consultant Indonesia. Jika PT Punokawan Abadi Sejahtera fokus pada bisnis property yaitu D’Kromo Residence, maka PT Wellness Consultant Indonesia menggarap bisnis gym dan wellness consultant yang berlokasi di apartemen. Dengan business plan yang digarap matang, Rangga bersama tim manajemen siap menambah unit usaha untuk masing-masing perusahaannya.
Di usia yang terbilang sangat muda, Rangga telah berhasil mewujudkan passion-nya di bidang bisnis. Sejak kapan ia memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha?
“Sejak saya kuliah S1 (Jurusan Manajemen Bisnis Universitas Pelita Harapan). Saya melihat teman-teman kebanyakan orang tua mereka adalah pengusaha. Setiap ngobrol dengan mereka, kami membahas tentang usaha. Itu trigger-nya. Kemudian saya juga pernah magang sebagai karyawan di perusahaan property, pengalaman itu membuat saya makin yakin kalau saya tidak cocok bekerja di belakang meja. Saya benar-benar tidak ingin jadi karyawan, tapi ingin jadi pengusaha. Saya merasa ada tantangan tersendiri ketika harus turun ke lapangan dan approach ke calon klien,” ungkap Rangga.
Meskipun ayahnya mantan pejabat di sebuah BUMN papan atas Tanah Air, ketertarikan Rangga terhadap dunia bisnis bisa jadi diturunkan oleh kakeknya. Namun demikian, untuk urusan business plan, Rangga banyak berkonsultasi dengan sang ayah.
Kakek Rangga memiliki sebuah hotel di daerah Baturetno, Solo. Rangga melihat bagaimana sang kakek mengelola sebidang tanah untuk bisa menghasilkan uang. Meskipun ada jatuh bangun, Rangga melihatnya sebagai hal yang menantang.
Selepas S1, Rangga merasa masih membutuhkan lebih banyak ilmu bisnis agar kelak tidak salah saat mengimplementasikannya. Ia kemudian langsung melanjutkan S2 Administrasi Bisnis di Universitas Gadjah Mada. Ada alasan sendiri mengapa ia memilih UGM.
“Jujur, awalnya ada keraguan yaitu takut gagal. Tapi sejak masuk S2, saya paham bahwa kegagalan bukanlah sebuah masalah besar, melainkan sebuah pembelajaran. UGM punya filosofi ‘ilmu kerakyatan’ yang maknanya adalah ketika kita sukses dalam usaha jangan sampai melupakan (orang-orang) di bawah. Filosofi itu membentuk pola pikir untuk jadi pengusaha sukses yang bermanfaat bagi orang banyak,” ungkap anak sulung dari tiga bersaudara ini.
Selama kuliah S2, Rangga mulai mencari tanah di Yogyakarta untuk dijadikan lahan usaha. Ia sudah mantap untuk berbisnis property, seperti yang dijalankan sang kakek. Yogyakarta di matanya adalah Kota Pelajar dan Kota Pariwisata yang tak pernah mati. Pasar untuk usaha propertinya sudah jelas. Saat mahasiswa libur, kostel (kos dan hotel) bisa ditempati para wisatawan.
“D’Kromo berasal dari Bahasa Jawa yaitu tata krama. Servis yang saya utamakan adalah sopan santun dan tata krama kepada para customer, menjalankan budaya Jawa. Kromo juga nama pemberian dari kakek saya. Beliau memanggil saya Mas Kromo, karena saya selalu berlaku sopan dengan orang yang lebih tua,” jelas pria yang memiliki motto hidup jujur, jujur, dan jujur untuk menjemput berkah ini.
Saat ini, Rangga telah memiliki empat staf dan dua tim manajemen yang fokus mengembangkan D’Kromo Residence. Ke depan, ia siap menghadirkan D’Krama, sebuah resort eksklusif yang juga berlokasi di Yogyakarta.
Sebagai anak muda yang memimpin anak-muda, apa tantangan yang Rangga hadapi?
“Khas anak muda, mereka terkadang selalu punya opini dan dalih sendiri. Tapi saya sudah merapikan sistem kerja dan SOP yang jelas, misalnya greeting khas D’Kromo seperti apa dan jadwal kerja mereka. Saya punya prinsip ‘nguwongke uwong’ alias memanusiakan manusia. Pendekatan saya ke karyawan bersifat kekeluargaan. Saya meyakinkan mereka bahwa mereka bekerja sebagai mitra dan keluarga. Itu penting agar mereka memiliki sense of belonging terhadap D’Kromo dan punya misi yang sama untuk membesarkan D’Kromo.”
Meski demikian, Rangga tak menampik bahwa masih ada sejumlah orang yang awalnya menyangsikan kemampuannya menjadi pengusaha di usia muda. Namun dengan makin berkembangnya D’Kromo Residence, ia mampu membuktikan diri. Ia menerapkan layanan fast and excellent. Pelayanan yang cepat juga prima, juga zero fatality alias zero mistake.
Persaingan ketat bisnis hunian di Yogyakarta disikapi Rangga dengan bijak. Ia pernah mendapat protes dari pemilik kos di dekatnya yang mengatakan D’Kromo terlalu mewah. Namun Rangga melihat bahwa fasilitas adalah kebutuhan primer yang menciptakan kenyamanan. Dan terbukti, kamar di D’Kromo Residence hampir tak pernah kosong.
Apa yang membuat Rangga berani melangkah menjadi pengusaha, sedangkan ayah dan adik-adiknya memilih untuk bekerja kantoran?
“Saya meminta ridha kedua orang tua, terutama dari Mama. Tanpa restu Mama, saya akan sulit berjalan dan pasti dibayangi rasa pesimis. Restu orang tua sangat penting karena itulah yang membuat saya percaya diri dan membuat usaha maju.”
“Sejak kecil, Mama selalu mengajarkan saya dan adik-adik untuk patuh pada orang tua. Dengan begitu, kita akan bisa menghargai orang lain. Hal itu pula yang saya pegang dalam berbisnis. Jika kita tidak bisa menghargai orang lain, bagaimana orang lain akan menghargai kita?” pungkas Rangga. ***Op
D’KROMO RESIDENCE
Hunian Kos dengan Fasilitas Bak Hotel yang Mengedepankan Keramahan Khas Budaya Jawa
D’KROMO RESIDENCE, sesuai namanya menghadirkan layanan yang mengutamakan keramahan dan tata krama, khas budaya Jawa. Hunian super modern sebanyak 31 kamar ini dilengkapi fasilitas lengkap layaknya hotel berbintang, termasuk wifi, shower, dan laundry. Tak heran bila kamar D’Kromo Residence hampir tak pernah kosong.
D’Kromo Residence berlokasi di Jl. Kyai Beshari Kronggahan, Blok II, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta.
Dibangun di atas tanah seluas 414 meter persegi dan luas bangunan 742 meter persegi yang terdiri dari dua gedung, D’Kromo Residence memiliki kamar deluxe, super deluxe, dan VIP.
Di gedung utama dua lantai, terdapat 25 kamar tipe super deluxe (24 kamar) yang disewakan dengan harga Rp2 juta hingga Rp2,5 juta dan kamar tipe VIP seharga Rp4,5 juta. Untuk kamar di gedung utama, disediakan fasilitas tambahan berupa free laundry, free pembersihan kamar setiap hari, juga welcome drink and food dari kafe untuk hari pertama.
Sedangkan di gedung paviliun, ada 6 kamar tipe deluxe seharga Rp2,5 juta per bulan yang dilengkapi water heater, meja belajar, wifi, dapur, dan free welcome drink and food di hari pertama tinggal.
Berawal dari keinginan untuk memiliki usaha di bidang property, Rangga Prasetya Aji Wibowo memilih Yogyakarta sebagai kota untuk membangun bisnisnya. Rangga kemudian mengambil alih sebuah rumah kos yang kemudian direnovasi total setelah memperhatikan kebutuhan dan keluh kesah para penghuni kos.
Ia menyadari bahwa untuk mempertahankan customer, fasilitas kos harus lengkap dan dalam kondisi baik. Setelah renovasi berjalan selama tiga bulan termasuk membangun lobi dan kafe, D’Kromo Residence mulai beroperasi pada 6 Juli 2022.
Kafe D’Kromo diperuntukkan khusus untuk para penghuni kos. Namun demikian, karena lokasinya berada di tempat yang tenang dan memiliki fasilitas lengkap, kafe juga dapat dipesan untuk tempat pertemuan atau meeting perusahaan.
“D’Kromo berasal dari Bahasa Jawa yaitu tata krama. Servis yang saya utamakan adalah sopan santun dan tata krama kepada para customer, menjalankan budaya Jawa. Kromo juga nama pemberian dari kakek saya. Beliau memanggil saya Mas Kromo, karena saya selalu berlaku sopan dengan orang yang lebih tua,” jelas Rangga, sang owner.
Mengutamakan tata krama dan kesopanan, D’Kromo Residence terbuka untuk penghuni laki-laki, perempuan, dan pasangan suami istri yang tentunya harus dibuktikan dengan buku nikah. Peraturan yang dibuat tersebut sekaligus menjadi bukti profesionalisme manajemen D’Kromo Residence.
Keramahan khas masyarakat Jawa juga tercermin dari interaksi owner, manajemen, dan staf D’Kromo Residence yang selalu tersenyum dan menyapa para penghuni kos dengan ramah. Dengan demikian, diharapkan tercipta suasana tenang dan nyaman yang membuat betah para penghuni kos. Ditambah lagi, staf D’Kromo Residence selalu siaga untuk membantu kebutuhan penghuni kos dengan cepat dan tepat.
Saat ini, Rangga telah memiliki empat staf dan dua tim manajemen yang fokus mengembangkan D’Kromo Residence. Ke depan, ia siap menghadirkan D’Krama, sebuah resort eksklusif yang juga berlokasi di Yogyakarta. ***op