MajalahInspiratif.com, Jakarta – Menjadi pribadi yang multi-talented adalah sebuah gift atau anugerah yang patut selalu disyukuri agar bisa memberi manfaat sebesar-besarnya, bukan hanya untuk diri dan keluarga, tetapi bagi sesama. Nilai-nilai itulah yang sangat disadari oleh Putri Gorda, yang merupakan Professional MC sekaligus owner Sharer Oris Cake Bali. Dengan potensi diri yang dimiliki, ia selalu memacu diri untuk terus belajar dan memperkaya diri dengan ilmu dan pengetahuan serta informasi, sehingga bisa lebih mumpuni, lebih berwawasan, dan terus berkarya. Dalam profesinya sebagai MC, Putri selalu mengedepankan profesionalitas dan totalitas, sehingga trust dan penghargaan partner kerja atau klien selalu didapatnya.
Prestasi dan reputasi terbesar bagi Putri ketika ia dipercaya menjadi salah satu MC untuk rangkaian acara besar bertaraf internasional, KTT G20 Bali, beberapa waktu lalu. Event yang melibatkan kepala-kepala Negara di dunia itu, sangat membanggakan dirinya. “Terpilih sebagai salah satu MC di KTT G20 rasanya campur aduk.. saya pastinya merasa sangat bersyukur karena ini memang moment yang sangat langka.. jadi saya sangat bersyukur kepada Tuhan telah memberikan anugerah luar biasa kepada saya,” bangga Putri.
Bagaimana tidak bersyukur dan bangga, Putri telah lolos seleksi yang tentunya begitu ketat oleh tim Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu) dan tim yang dikomandani Wishnutama Kusbandio yang merupakan Koordinator Tim Asistensi dan Kemitraan Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia. “Setelah sebelumnya terpilih menjadi MC di beberapa acara rangkaian G20, saya dikabari oleh tim Mas Wisnutama bahwa saya terpilih menjadi salah satu kandidat, kita melalui beberapa kali seleksi bersama tim Kemenlu dan tim Mas Wisnutama, kemudian mengerucut terpilih menjadi 3 besar lalu kita diberikan teks untuk dibaca, juga sebelumnya kita diberikan beberapa pertanyaan yang terkait, jika terjadi sesuatu kondisi yang di luar perkiraan apa dan bagaiamana peran kita dan langkah-langkah yang kita ambil. Akhirnya saya terpilih menjadi salah satu MC dalam acara G20 presidensi, salah satunya yang terbesar adalah welcome dinner yang digelar di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali.”
Selain bertugas menyambut kedatangan para tamu kehormatan, Putri juga menyambut kehadiran presiden Joko Widodo beserta ibu negara Iriana Joko Widodo. Bagi Putri, tugas tersebut merupakan sebuah kepercayaan yang sangat luar biasa ia rasakan. “Perasaan saya ketika ditunjuk happy banget karena ini puncak semua rangkaian acara G20. Ada perasaan tidak percaya sebenarnya karena saya ini termasuk MC yang baru merambah serius ke dunia pemerintah (government), sebelumnya saya fokus di wedding dan corporate dan saya punya satu beban tersendiri.. bebannya adalah bagaimana saya menunjukkan bahwa saya memang pantas terpilih sebagai salah satu MC di G20. Saya merasa sangat bersyukur, dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, tentunya saya tidak lupa untuk selalu bersedekah dan berkomitmen sebagai personal social responsibility untuk membantu teman-teman yang memang kiranya mau belajar public speaking. Apalagi setelah acara G20 itu, saya mendapatkan lebih banyak DM dibandingkan sebelumnya mengenai public speaking dan dunia per-MC-an dan saya berusaha jawab satu persatu. Semakin banyak yang minta saya untuk buka kelas public speaking, sehingga ke depannya kemungkinan saya akan buat kelas online atau sharing sessions dan saya akan open jika diundang oleh sekolah-sekolah atau universitas untuk berbicara mengenai public speaking dan saya tidak akan memberikan tarif khusus,” tegas Putri yang bangga bisa menjadi MC beberapa acara dalam rangkaian KTT G20.
Bagi Putri, menjadi MC di event besar berskala internasional, bukan hanya bangga tapi lebih dari itu, ia berkesempatan bisa mengeksplor semua potensi diri yang dimilikinya. “Ketika konferensi saya bisa menjadi lebih formal, ketika Gala Dinner saya bisa lebih casual. Jadi bagi saya ajang G20 ini menjadi wadah untuk bisa mengeksplor diri. Seperti pada saat terlibat di beberapa acara gala dinner dalam rangkaian acara G20 dengan beberapa kementerian, ketika ada hal yang terjadi di luar rundown, saya dipersilahkan oleh panitia untuk mengeksplor diri seperti menyanyi, menari, berdansa dengan para delegasi. Di situ banyak sekali tantangannya karena kan itu adalah tamu negara tidak boleh salah, tetap harus sopan tapi entertaining, karena ini membawa nama baik Indonesia tentunya saya ingin menunjukkan seperti apa kepribadian Bangsa Indonesia yang ramah namun tetap berkelas serta very entertaining. Saya bersyukur banget ada G20 ini, saya bisa mengeksplor diri terutama di bidang seni entertainment.. Saya bisa jadi fully entertainer seperti tampil dengan mekidung atau nyinden ala Bali sebagai opening act di salah satu gala dinner rangkaian G20, diiringi oleh performance kecak, saya ikut menari dan menjadi part of the show. Intinya, banyak sekali yang saya pelajari,” ungkap Putri antusias.
Totalitas dan profesionalitas yang ditunjukkan Putri mendapat pujian dan pengakuan dari berbagai pihak, baik corporate maupun government. Ia pun tidak dipandang sebelah mata hanya sebagai pekerja tetapi lebih sebagai partner dalam menyukseskan sebuah acara. Orderan pun berdatangan dan banyak yang repeat order.
Wanita Mandiri Semakin Dihargai
Menjadi wanita mandiri dan berdaya di era modern saat ini sudah menjadi keharusan sekaligus peluang untuk bisa mengeksplorasi potensi dalam diri seluas-luasnya demi kemajuan dan kesejahteraan diri sendiri, keluarga, orang lain, dan tentunya memberikan kontribusi signifikan pada kemajuan bangsa. Putri Gorda pun selalu mengajak dan mendorong para perempuan di mana pun berada, untuk terus berkarya agar bisa menjadi semakin berharga.
“Saya ingin meng-encourage para perempuan Indonesia menjadi sosok yang berharga, jadi mari berkarya, mari menjadi berharga, dan motto hidup saya sharing is caring. Jadi ketika kita berbagi bukan berarti kita kehilangan tapi kita berbagi karena kita mempunyai banyak kelebihan yang bisa membuat orang lain bisa merasakan value kita sehingga kita bisa bermanfaat untuk orang lain, tapi bukan berarti dimanfaatkan. Kita harus menghargai peran kita sebagai perempuan, entah itu sebagai ibu rumah tangga, perempuan bekerja, atau pebisnis,” ujar Putri, sapaan akrab wanita cantik kelahiran Denpasar, 17 September ini.
Menurut Putri, semua perempuan itu berharga. Menjadi ibu rumah tangga tidak mudah karena harus mengurus anak, suami, rumah tangga, membutuhkan effort yang sangat besar bahkan tidak sedikit yang sudah menempuh pendidikan hingga S2 memilih menjadi ibu rumah tangga, mendedikasikan dirinya untuk anak-anak dan suami, untuk membangun generasi muda yang lebih baik, membangun bibit-bibit generasi unggul di kemudian hari. Begitu pun dengan wanita karier atau wanita bekerja, bukan berarti tidak bisa melakukan kegiatan rumah tangga. Ia harus bangga bisa berkarier, menghasilkan sesuatu, bermanfaat bagi orang lain. “Itu adalah hal yang patut dihargai jadi jangan sampai ada perempuan yang merasa dirinya tidak berharga. Jadi mari berkarya mari menjadi berharga. And don’t forget sharing is caring..!!” tambahnya.
Banyaknya perempuan bekerja, termasuk dalam bidang MC atau public speaking, tidak lantas membuat Putri merasa tersaingi. Sebaliknya, ia justru terus mendorong sesama perempuan agar terus berkarya dan mandiri.
“Saya lebih kepada spreading positive vibes, sebagai wanita kita empowering others saja bukan persaingan yang saling menjatuhkan tapi persaingan yang saling mengangkat sehingga persaingan menjadi sehat. Saya juga sering memberikan motivasi-motivasi kepada para perempuan supaya tidak berfikir bahwa perempuan bergantung pada laki-laki, perempuan itu memang harus mandiri sehingga dia bisa menghargai dirinya sendiri sehingga orang lain bisa menghargai dia. Bagaimana caranya untuk menjadi sejahtera ya otomatis kita harus memberikan value kepada diri kita, harus meningkatkan kualitas kita sebagai perempuan, kemudian kita juga tidak malu untuk mengungkapkan dan juga tidak malu untuk sharing dan tidak malu untuk menerima kritik. Jadi kalau saya selalu bilang bahwa saya suka brainstorming, saya suka bertanya kekurangan saya apa kemudian saya berusaha untuk introspeksi dan mencari jalan keluar supaya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya fokus untuk add more value to my self. Ketika saya menghargai diri saya orang lain juga akan menghargai saya,” ungkap ibunda dari Hiroyuki Gorda Alshafrizal, tegas.
Passion Public Speaking Sejak Remaja
Menjadi seorang Master of Ceremony (MC) professional dan sekaligus seorang womanpreneur sukses seperti saat ini, tidak didapat Putri dengan mudah. Ia telah melalui proses yang panjang, dengan segala lika-liku dan jatuh bangun. Namun perjalanan kariernya dilewati Putri dengan enjoy, karena ini adalah passion yang sudah terpatri dalam dirinya sejak ia remaja.
Putri mengawali karier sebagai penyiar radio pada tahun 2006, sewaktu ia duduk di bangku SMA. Kemudian ia mulai menjadi MC pada 2008, antara lain awalnya menjadi MC acara ulang tahun, perayaan Kemerdekaan 17-an, Pensi sekolah yang terus dilakukannya sampai pada saat awal-awal kuliah.
“Saya meraih beberapa prestasi yang membanggakan sejak sekolah, meskipun saya akui cukup introvert. Saat duduk di bangku SMA saya pernah menjadi anggota Gitabahana Nusantara dan menyanyi di Istana Presiden, kemudian saya pernah menjadi Duta Pariwisata Indonesia di Bali Asean Student Summit, saya terpilih menjadi Asean Youth Ambasador di Thailand, jadi saya mewakili sebagai Duta Pariwisata ke Thailand, kemudian di tahun 2010 saya pernah menjadi Duta Pangan Indonesia, semacam healthy food ambasador yang dikirim ke Belgia, Eropa, mengikuti kegiatan charity mengajak anak-anak di Belgia untuk bekerja dalam satu hari menjadi apa yang mereka inginkan tapi hasil pekerjaannya itu disumbangkan kepada petani Indonesia dan menurut saya itu adalah satu hal yang membanggakan selama saya menjadi seorang individu. Setelah melewati proses yang cukup panjang dengan banyak belajar akhirnya saya bisa menjadi ProfesionalMC dan bisa menjadi MC yang dihadiri RI 1, RI 2, para Menteri, terus artis-artis, jadi itu merupakan suatu kehormatan untuk saya,” bangga Putri.
Semasa kuliah di Bali Tourism Institute – STP Nusa Dua Bali, Jurusan Hospitality Business Management, Putri pun didapuk sebagai Ketua Senat. Ia mulai mengasah kembali kemampuan public speaking-nya karena posisi sebagai Ketua dituntut untuk sering berorasi. Menyadari memiliki kemampuan yang mumpuni, Putri akhirnya memutuskan menjadi profesional MC pada tahun 2010. Ia mulai mendapat job MC ke corporate event seperti gala dinner, tahun baru, meeting, dan lain-lain, termasuk acara-acara yang diadakan berbagai instansi pemerintahan.
Bahkan, pada tahun 2012 Putri juga merambah ke dunia per-wedding-an. “Saya memutuskan untuk mengambil job corporate atau pemerintahan dan per-wedding-an karena saya ingin semuanya balance. Biasanya kalau MC wedding itu jarang mau ngambil corporate dan juga pemerintahan, begitu pula sebaliknya karena jenis event-nya berbeda, yang satu membutuhkan penampilan yang calm, tertata dan formal, sementara yang satu lebih private intim bisa membawa suasana menjadi cair kekeluargaan. Kemudian saya berfikir di dalam satu tahun ada bulan-bulan yang ramai wedding tapi sepi corporate, ada bulan-bulan lain sebaliknya. Jadi saya memutuskan menekuni semua lini bidang per-MC-an ini,” tutur wanita yang hobi menyanyi, berorganisasi, memasak, dan public speaking ini.
Brain, Beauty, Behavior
Profesi sebagai MC, menurut Putri, membutuhkan skill dan kemampuan diri yang mumpuni, bukan sekadar cuap-cuap. Selain passion dan knowledge yang memadai, yang paling dibutuhkan dan syarat utama menjadi professional MC adalah brain, beauty, dan behavior. Untuk mencapai itu, tidak mudah dan instan, tapi melalui proses belajar dan perjuangan yang panjang.
“Awalnya gaji saya hanya 300 ribu per MC dan itu saya inget banget di tahun 2008, dan sampai sekarang saya sudah bisa menentukan rate sendiri merupakan sebuah perjuangan dan perjalanan yang sangat panjang. Jadi kalau ada orang mengatakan bahwa MC itu pekerjaan yang mudah, itu anggapan salah. Karena untuk menjadi seorang public speaker atau MC, dibutuhkan brain, beauty dan behavior. Tidak hanya modal cantik saja, tapi harus pintar dan banyak membaca agar secara intelektual memadai. Kemudian penampilan harus diperhatikan bahkan tata krama, behave kita juga harus diperhatikan sekali, karena kita harus dapat menyesuaikan bagaimana bisa bereaksi terhadap segala situasi yang ada dan kondisi ketika sedang MC, mencari solusi ketika misalnya ada yang tidak sesuai dengan plan atau bagaimana cara kita berimprovisasi terhadap perubahan. Dari situ akhirnya terlihat mana MC yang sudah profesional dan yang belum,” tegas Putri.
Tantangan saat ini, lanjut Putri, tentu sebagai generasi milenial, harus selalu catch up atau terus beradaptasi dengan digital. Meski sebagai ibu rumah tangga berstatus single parent ia harus fokus mengurus anak dan waktunya sangat terbatas untuk mempelajari hal-hal baru di dunia digital. Namun, Putri melihat opportunity yang sangat bagus, karena kemajuan tekonologi digital sangat membantu mengembangkan karier. Jaringan dan informasi sangat cepat meluas, promosi dan pemasaran semakin mudah, brand awareness cepat naik.
Menambah Value Diri
Tiada henti belajar dan melakukan terobosan-terobosan baru adalah keharusan di dunia MC. Begitu pun dengan Putri. Ia terus menambah value diri misalnya dengan mempelajari bahasa lain selain Bahasa Indonesia, menjadi fully entertainer dengan belajar bernyanyi agar bisa membawa suasana lebih happy tapi dibungkus intelektual, terutama pada acara-acara formal.
“Pada masa pandemi misalnya, saya tidak lantas menurunkan harga tapi lebih ke meningkatkan kualitas diri. Saya ingin punya set harga yang baik, value to my self dengan cara menaikkan value saya di mata klien. Karena saya mau orang melihat value di saya, artinya orang oke dengan harga yang bisa diterima dengan cara meningkatkan value saya sendiri,” tekan Putri.
Ke depan, Putri ingin sekali belajar Bahasa Mandarin selain Bahasa Inggris yang sudah dikuasainya. Ia juga ingin sekali suatu hari kelak mendirikan public speaking school. Ia ingin membagikan ilmu tentang public speaking yang dimilikinya kepada orang lain.
“Keinginan membuat sekolah public speaking sebenarnya membuat saya ingin belajar lebih karena kalau ingin mengajarkan orang otomatis we have to be more than that. Jadi saya ingin bisa berkolaborasi dengan temen-temen artis presenter, sehingga kita bisa memberikan informasi atau pelatihan-pelatihan yang memang orang-orang tertarik kepada public speaking secara general lah paling tidak,” harap Putri dengan antusias.