MajalahInspiratif.com, Jakarta – Gelar profesor bukan destinasi final, namun pencapaian dalam sebuah perjalanan kehidupan yang tidak boleh berhenti. Setelah mampu mencapai destinasi yang sudah dituju, maka segera tetapkan destinasi berikutnya. Prinsip ini telah ditanamkan dalam kehidupan Prof. Amalia E. Maulana, Ph.D yang merupakan Guru Besar Marketing dan Konsultan Branding.
Setelah mencapai gelar akademik yang membanggakan, Prof Amalia memahami bahwa menjadi guru besar punya tanggung jawab lebih besar, yaitu sebagai seorang Thought Leader dan wakil dari sebuah institusi bereputasi tinggi. Ini mendorongnya harus selalu siap untuk menjadi rujukan dan referensi di bidang kepakarannya yaitu branding, etnografi dan komunikasi digital.
“Supaya menjadi resourceful, tidak boleh berhenti untuk update knowledge. Belajar itu dari sumber manapun, baik dari textbook, dari internet, dari case studies dan lain-lain. Dan bahkan, untuk update knowledge kekinian, sumbernya lebih banyak dari para milenial yang lebih muda dari saya. Tidak bisa menutup diri, bahkan perlu terus tune-in dengan knowledge masa kini.”
Gelar Doktor dari School of Marketing, UNSW, Sydney, Australia diperoleh Prof Amalia pada tahun 2006. Saat itu, masih langka konsultan pemasaran yang berpendidikan filosofis dan menguasai metodologi penelitian secara baik. Sekembalinya dari Australia, Prof Amalia bergabung dengan BINUS University, berlanjut sampai hari ini. Ia bersyukur diberi kesempatan oleh BINUS untuk mengajar sambil terus mengembangkan diri di alam bisnis yang nyata. Ini merupakan salah satu keunggulan BINUS University yaitu memberikan ruangan cukup bagi pengajar untuk ‘membumi’, memahami teori namun mengerti aplikasinya di industri.
Karier awal Prof Amalia di perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) multinasional menjadi landasan yang kuat baginya agar selalu bekerja dengan sistem yang terstruktur. Selain itu, pendidikan S2 Bisnis di IPMI Business School yang berbasis case study Harvard, membentuk diri menjadi pengambil keputusan strategis yang tajam.
Tidak hanya bereputasi di bidang pendidikan sebagai Dosen Pemasaran di BINUS University, Prof Amalia adalah praktisi konsultan branding di ETNOMARK Consulting, yang didirikan pada tahun 2009. Di dunia bisnis, khususnya di depan para klien yang praktisi, Prof Amalia ingin memberikan nilai dalam pemecahan permasalahan secara cepat, tajam dan relevan, yang didasari oleh pemikiran ilmiah namun tidak terlalu teoritis.
“Sebaliknya, di dunia akademisi, pengalaman praktis bekerja di industri, menjadi nilai tambah tersendiri. Melengkapi penjelasan teori dengan pengalaman industri. Dalam mengajar, saya bukan hanya berorientasi textbook, tapi memberikan contoh nyata, bahkan sebagian yang saya alami sendiri.”
Menjadi Agen Perubahan
“Dulu masih banyak decision maker yang meragukan saat saya memberikan masukan tentang cara pemasaran yang lebih strategik dan filosofis. Dengan adanya gelar Guru Besar, maka kredibilitas meningkat. Sisi ilmiah Guru Besar membangun trust dari audience sehingga mereka bisa secara bertahap memahami esensi konsep yang ingin saya jelaskan.”
Diungkapkan Prof Amalia, ada banyak miskonsepsi di bidang marketing yang masih simpang siur, yang ingin diklarifikasi untuk para decision maker. Pemahaman konsep yang keliru mengakibatkan aplikasi konsepnya menjadi tidak berdasar dan menyebabkan banyak pemborosan dalam kegiatan Marcom (marketing communication). Sebaliknya apabila menguasai konsep dengan benar, dan bisa menerapkannya dengan baik, maka akan membantu perusahaan atau institusi mencapai goal-nya dengan lebih efektif dan efisien.
Agent of Change, baik di industri maupun kampus merupakan cita-cita yang tidak akan pernah tergerus oleh waktu. Kata Prof Amalia, “Inilah yang menjadi cita-cita saya berikutnya, yaitu menjadi Agen Perubahan yang berhasil.”
Sementara dalam kapasitas Prof Amalia sebagai pakar branding, ia juga ingin membantu organisasi non-profit dalam kaitannya dengan ilmu yang dimiliki. Ini sejalan dengan semangat ‘Fostering dan Empowering’ yang menjadi value yang ditawarkan oleh institusi tempatnya bekerja yaitu BINUS Univerisity, berguna bagi masyarakat luas.
Saat ini, Prof Amalia sedang melanjutkan project branding seafood bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang menjadi salah satu milestone pekerjaannya sebagai konsultan branding. Penelitian etnografi di bidang konsumsi ikan selama bertahun-tahun menghasilkan pemahaman yang lebih berdimensi. Hasil penelitiannya telah membantu KKP untuk mendesain kegiatan Marcom Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) secara lebih kontekstual.
Kegiatan lainnya, yang sedang ditekuni adalah membantu beberapa lembaga sosial dan juga masjid, yang ingin membesarkan cakupan layanannya untuk masyarakat. “Selama ini kegiatan branding mereka masih sporadis, sehingga dengan pembenahan branding secara lebih terstruktur, mereka bisa melayani jamaahnya secara lebih efektif dan efisien.”
Fokus Kembangkan Bisnis. Selain di bidang akademik, Prof Amalia juga memiliki prestasi membanggakan dalam membangun bisnis. Ia merupakan pemilik dari ETNOMARK Consulting dan sudah menjalankan bisnisnya selama 15 tahun. Setelah menjadi Guru Besar, Prof Amalia melakukan refleksi agar bisnisnya lebih seiring sejalan dengan posisinya sebagai Academic Leader. Ada keunikan baru dalam tawaran ETNOMARK kepada industri, karena meningkatnya sisi ilmiah dalam pengambilan keputusan branding/bisnis.”
Salah satu hasil dari refleksi tersebut adalah diluncurkannya channel Youtube yaitu ‘Prof Amalia Update’, dimana di sana dibahas solusi branding praktis untuk para decision maker. Channel Youtube ini bisa menjangkau masyarakat bisnis yang lebih luas. Memberikan mereka klarifikasi dari berbagai miskonsepsi dalam konsep branding dan menawarkan fresh ideas yang mereka bisa kembangkan dalam keseharian bisnisnya.”
Dalam salah satu episode Branding Solutions, Prof Amalia membahas bagaimana mengatasi persoalan brand yang sedang diboikot oleh konsumen. Dampak dari Youtube channel ini sudah dirasakannya, beberapa brand manager menghubunginya dan menyatakan merasa terbantu dengan langkah-langkah yang disarankan dalam video Branding Solutions seputar boikot tersebut. “Mendapatkan feedback dari audience dan mengetahui manfaat nyata seperti ini, membuat saya lebih bersemangat dalam berkarya.”
Ketangguhan Perempuan Indonesia
Prof Amalia memberikan pandangannya seputar Isu gender di Indonesia saat ditanyakan kepadanya. “Saat ini sudah banyak perempuan yang memegang posisi kepemimpinan tertinggi di universitas. Beberapa universitas negeri dan swasta memiliki Rektor perempuan. BINUS University saat ini juga dipimpin oleh Ibu Dr. Nelly yang saya banggakan, sehingga menambah bukti bahwa perempuan semakin diperhitungkan.”
Perkembangan teknologi yang pesat memberikan peluang baik bagi perempuan Indonesia. Beberapa peluang yang dihadirkan oleh teknologi modern untuk perempuan di antaranya adalah pendidikan dan pelatihan online, kewirausahaan digital dan e-commerce, fleksibilitas kerja, pemberdayaan melalui platform digital dan lain-lain. Kesempatan ini memungkinkan setiap perempuan dapat mengatasi berbagai hambatan tradisional yang menghalangi partisipasi dalam banyak aspek kehidupan sosial dan ekonomi.
“Informasi terkait apa pun saat ini dapat dengan mudah kita dapatkan di internet, selain itu pendidikan online juga semakin banyak. Banyak universitas, di dalam dan luar negeri telah membuka program pendidikan yang sepenuhnya dapat dilakukan secara online, selain itu banyak pula materi kuliah yang dapat diakses secara online dan gratis.”
Kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat menjadi sangat penting untuk membangun semangat persatuan dan menuju Indonesia Emas. Masyarakat harus aktif berpartisipasi dalam memperkokoh fondasi persatuan. Ini dapat terwujud melalui inisiatif lokal yang mendukung integrasi sosial dan kegiatan yang mempererat ikatan antar-komunitas. Organisasi kemasyarakatan dan individu dapat memainkan peran dalam mendidik publik mengenai pentingnya toleransi dan kerja sama lintas budaya. Partisipasi aktif itu terlihat dalam keseharian Prof Amalia di pekerjaannya dan semangatnya menjadi agen perubahan.
“Syarat utama sebagai agen perubahan adalah menyebarkan energi positif dan menciptakan agen-agen baru. Sering saya sampaikan kepada student di kelas saya dan peserta workshop di industri, bahwa saya tidak bisa mengubah dunia sendirian. Saya ingin mereka semua menjadi agen perubahan dan menyebarkan energi positif yang sama, di komunitas masing-masing. Dengan demikian akan jadi percepatan dalam proses perubahan tersebut.”