Crowdfunding Typography Banner
Pramita Ambar Sari Pane

Pramita Ambar Sari Pane, Tanamkan Nilai-Nilai Kehidupan Demi Masa Depan Generasi Bangsa

Bagikan:

1

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Pramita Ambar Sari Pane memberikan pondasi pendidikan yang kuat bagi anak-anaknya. Ia menyadari seorang ibu harus menjadi figur positif bagi anak-anak dengan menunjukkan akhlak yang mulia dan menjadi perisai bagi anaknya dari pengaruh lingkungan yang buruk. Seperti apa pola asuh dan didik yang diterapkan kepada buah hati tercinta?

Peran seorang ibu dalam sebuah keluarga sangat penting, terutama dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Ibu menjadi sekolah pertama yang memberikan pondasi pendidikan bagi anak-anaknya. Pramita Ambar Sari Pane menyadari tanggung jawab ini cukup berat, namun kemuliaan seorang ibu begitu diagungkan dalam Islam. Bahkan sosoknya memiliki kemuliaan lebih besar dari pada ayah.

Kemuliaan seorang ibu hingga disebut tiga kali dalam sabdaNya. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: ‘’Abu Hurairah RA pernah berkata bahwa ada seorang laki – laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan bertanya: ‘Wahai Rasulallah siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik ?’, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab : ‘Ibumu’. Lalu siapa lagi? ‘Ibumu’. Siapa lagi? ‘Ibumu’. Lalu siapa lagi? ‘Ayahmu’..”

“Tangan lembutnya serta kasih sayangnya tak hanya mampu merawat dan membesarkan, namun mampu menghantarkan buah hati terkasih ke gerbang kesuksesan,” terang wanita cantik yang akrab disapa Mita Pane ini.

Wanita kelahiran Jakarta, 26 Maret ini mengatakan, seorang ibu merupakan figur yang akan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Kedekatan fisik dan emosional ibu dan anak terjalin secara alamiah sejak ibu mengandung anaknya. Hal ini merupakan faktor utama yang akan menentukan kepribadian dan karakter anaknya.

“Hendaknya orang tua memberikan kasih sayang kepada anaknya dan menjadi figur positif bagi anak-anaknya dengan menunjukkan akhlak yang mulia dan menjadi perisai bagi anaknya dari pengaruh lingkungan yang buruk,” ujar lulusan S1 Fakultas Hukum ini.

Istri dari Didik Mukrianto yang saat ini duduk sebagai Anggota Dewan terinspirasi dari sang Mama dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada buah hati tercintanya. Mita Pane memiliki kesan tersendiri terhadap sosok Sang Mama. Nilai-nilai kehidupan yang diajarkan Sang Mama tersebut diteruskan kepada buah hati tercintanya.  Bagi Mita Pane, sosok Mama adalah wanita yang sangat sangat istimewa di kehidupannya.

“Mama orangnya sangat disiplin, selalu mengingatkan untuk shalat tepat waktu dan berdoa kepada Allah. Mama selalu mengingatkan jangan pernah tinggalkan shalat walaupun anak sudah dewasa, Mama paling tidak suka membicarakan kejelekan orang lain dan tidak suka ikut campur urusan orang lain, karena kita tidak tahu kehidupan kita ke depannya seperti apa.. Mama selalu mengajarkan saya untuk menghargai orang lain dalam segala hal dan harus selalu rendah hati. Mama selalu mengingatkan apabila kita sudah sukses dan berhasil secara finansial jangan sombong karena semua hanya titipan Allah… dan Allah bisa sewaktu-waktu mengambil semuanya.  Mama juga mengajarkan saya untuk selalu mengingat Allah. Beliau tidak pernah bosan mengingatkan bahwa kita bisa seperti ini semua atas ijin Allah Subhanahu Wata’ala..,” urai Mita Pane yang sangat terkesan dengan pengalaman yang begitu dalam saat bersama Sang Mama, khususnya saat pertama kali Mamanya mengajarkan membaca dan sholat.

Sang Mama  juga selalu mengajarkan untuk selalu menjaga kebersihan dalam segala hal, termasuk kebersihan kamar mandi. “Anak-anak saya tidak boleh menginap di rumah temannya dan tidak boleh pulang malam, lebih baik temannya yang menginap dan main  ke rumah biar bisa langsung saya awasi, makan jangan ngecap, kalau mau makan harus ditata meja makannya dan kalau berbicara sama orang yang lebih tua harus sopan. Masih banyak lagi hal-hal positif yang ditanamkan orang tua kepada saya kemudian saya terapkan ke anak-anak saya dan rumah tangga saya,” papar Ibu dari Ryzki Aufa Helmi Rachmansyah (Kuliah/21 tahun), Callista Aliya Sari (Kuliah /19 tahun), Cleo Nabila Sari (kelas 3 SMA /17 tahun).

Di era digital ini, Mita Pane merasakan tantangan seiring berubahnya pola komunikasi di dalam keluarga, khususnya anak-anaknya yang lebih banyak bermain dengan gawainya dibandingkan mengobrol dan berbagi cerita dengan orang tuanya. “Hal ini yang membuat saya khawatir, untuk itu saya selalu memantau kegiatan anak-anak dan menanyakan aktivitas mereka di setiap harinya,” ungkapnya.

Mita Pane pun berusaha melakukan terobosan untuk mempererat komunikasi di dalam keluarga. Kebetulan suami dan anak-anaknya mempunyai hobi memasak. Bersama suami dan buah hatinya, Mita Pane berkolaborasi untuk menciptakan kreasi masakan. “Kegiatan memasak di rumah ternyata meningkatkan inovasi. Terlebih keluarga saya memperhatikan asupan yang dikonsumsi agar lebih sehat,” ujarnya.

Kini Mita Pane dan suaminya merasakan kedekatan dengan anak-anaknya. “Alhamdulillah … dengan izin Allah kedekatan saya sama anak-anak sangat sangat dekat sekali. Saya sama anak-anak seperti teman .Anak-anak saya apapun selalu cerita ke saya dan kita sering keluar bareng nonton, makan, jalan-jalan dan kita di rumah selalu kumpul untuk tukar pikiran, curhat, ngobrolin apa saja dari yang serius sampai bercanda,” jelasnya.

Mita Pane bersyukur memiliki anak-anak yang mandiri. Untuk memupuk kemandirian anak-anak, ia memberikan beberapa tugas kecil seperti membereskan tempat tidur, membiarkan anak-anak menentukan pilihannya sendiri tapi tetap di jalan Allah, serta mengargai setiap usahanya. “Alhamdulillah, saya bangga memiliki anak-anak yang mandiri dan Insyaa Allah bisa menjaga diri di mana pun mereka berada,” tambahnya.

Di tahun 2023 ini Mita Pane ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bisa lebih dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Saya ingin selalu belajar sabar meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Saya juga berharap semoga suami dan anak-anak selalu dalam lindungan Allah dan takut sama Allah Subhanahu WaTa’ala … dan kita selalu saling mengingatkan apabila ada perbuatan yang salah… agar bisa sama-sama masuk dalam JANNAH ALLAH TA’ALA karena ini harapan dan cita-cita  sebenarnya dalam hidup dan keluarga saya,” ungkap Mita Pane penuh harap.

Sementara kepada para perempuan di mana pun berada, Mita Pane tidak lupa berpesan, terutama dalam menghadapi begitu banyaknya tantangan di era serba digital saat ini. “Menurut saya, di era digital ini semua serba cepat menyebarkan informasi, jadi perempuan harus lebih berhati-hati dalam membagikan konten ataupun menerima informasi. Sudah banyak oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menggunakan data atau konten pribadi di media sosial kita. Dan jangan terlalu mudah percaya atau terprovokasi. Manfaatkan kemajuan tekonologi untuk terus berkarya, menggali dan mengoptimalkan potensi diri, agar kita bisa mandiri dan sejahtera,” bijaknya.

Tanamkan Pola Asuh Sesuai Alquran dan Sunnah

Pola asuh dan didik yang diterapkan Mita Pane kepada buah hati tercinta senantiasa bersandar dan sesuai Alquran dan Sunnah, yaitu moral seperti yang dicontohkan Rasulullah dan sahabat-sahabat Rasul. Ia menekankan pendidikan agama bagi putra-putrinya. Ia selalu mengajarkan dan mengingatkan kepada anak-anaknya untuk selalu menjaga adab dan akhlaknya di mana pun mereka berada. “Dan yang paling penting dalam menjalani hidup ini adalah menjadi orang yang jujur dan amanah sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya,” katanya bijak.

Sebagai seorang ibu, Mita Pane juga selalu mendoakan dan berharap anak-anaknya menjadi anak-anak yang soleh dan solehah.“Doa anak-anak soleh dan solehah adalah amal jariyah kita sampai kita meninggal. Jadi saya selalu berdoa agar anak saya menjadi anak yang takut akan larangan Allah Subhanahu Wata’ala dan menjalankan perintah Allah Subhanahu Wata’ala. Anak yang sukses dan bahagia dunia akhirat dan selalu menjadi anak yang bertanggung jawab.. Aamiin Yaa Rabbal’Aalamiin,” doanya.

Mita Pane selalu menekankan kepada anak-anaknya jangan pernah meninggalkan sholat lima waktu, selalu bersedekah pagi siang malam berapapun nilainya.  “Saya juga tekankan pada anak-anak bahwa kita bisa seperti ini semua karena Izin Allah dan kalian bisa seperti ini semua karena Allah. Kita harus takut sama Allah dan selalu ingat akhirat. dalam suasana apapun, jangan lupa kita berdzikir ,selalu baik sama orang .Insya Allah, Allah selalu lindungi dan jaga kita. Itu janji Allah,” tegasnya.

Pembelajaran tentang kehidupan juga diajarkan Mita Pane kepada anak-anaknya, bahwa manusia harus menghadapi semua kehidupan yang ada di depan mata, karena Allah selalu menguji manusia dan Allah ingin melihat sekuat apa manusia menghadapinya .Insya Allah kalau kita selalu di jalan Allah kita pasti bisa menghadapinya.

Sebagai orang tua, pada dasarnya Mita Pane dan suaminya menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Ia pun berusaha mengikuti minat anak-anak, asalkan masih di jalannya Allah. Dalam pergaulan anak-anak dan lingkungan sekitar, Mita Pane juga selalu mengingatkan anak-anaknya boleh berteman dengan siapa saja, asalkan kita selalu di jalannya Allah dan takut dengan larangan Allah.

Menjalin Tali Silaturahmi  dalam Kebaikan dan Kedamaian

Sebagai perempuan Mita Pane menyadari kebutuhan me time sangat perlu. Baginya, me time adalah waktu di mana ia bisa memanjakan diri dan melakukan apa yang diinginkan. Banyak hal yang bisa dilakukan di waktu me time. Salah satu me time yang sering ia lakukan adalah melakukan perawatan kecantikan di rumah bersama anak-anaknya, Callista dan Cleo. “Biasanya saya memanggil orang salon ke rumah untuk merawat tubuh dan wajah agar tetap sehat dan awet muda. Dengan begitu, saya bisa lebih percaya diri dalam melakukan aktivitas,” ungkapnya.

Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, Mita Pane juga masih meluangkan waktu untuk bersosialisasi dengan sahabat, rekan, kerabat, dan komunitas. “Alhamdulillah saya masih memiliki waktu bersosialisasi dengan teman-teman dan masyarakat sekitar. Insya Allah atas ijin Allah saya selalu ikut pengajian,” ujarnya.

Sebagai ibu rumah tangga, Mita Pane suka dengan kegiatan beres-beres rumah agar terlihat bersih dan  nyaman. “Saya suka sesuatu yang indah dan bersih. Saya juga suka travelling dengan keluarga untuk melihat dan menikmati keindahan-keindahan ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya.

Selain itu, Mita Pane bergabung sebagai anggota PIA (Persatuan Istri Anggota Dewan). Di organisasi tersebut, ia sering mengikuti kegiatan baksos ke daerah-daerah di Indonesia.

Mita Pane juga memberikan dukungan penuh bagi sang suami dalam aktivitasnya sebagai Anggota Dewan. Ia selalu mempersiapkan kebutuhan suami, selalu mendukung dan menyemangati suami di setiap aktivitasnya dan yang terpenting selalu mendoakan yang terbaik dan selalu dalam perlindungan Allah Subhanahu Wata’ala.

“Seorang istri pasti ingin melihat suaminya menjadi orang yang sukses. Di balik suami yang sukses baik dari segi penghasilan, karir, atau apapun bentuknya pasti ada peran seorang istri cerdas yang selalu menemani, selalu mendukung, dan selalu mendoakan suaminya yang terbaik di mata Allah. Ada pepatah yang mengatakan bahwa di balik suksesnya seorang suami, ada peran istri yang hebat di sampingnya.” tuturnya bijak.

Bagi Mita Pane, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam merupakan sosok yang menginspirasinya  dalam menjalani kehidupan ini. “Karena beliau sosok yang memiliki sifat sayang kepada siapapun tanpa memandang ras, suku, kulit, bahkan baik kepada orang yang mencintainya ataupun musuh,” jelasnya.

Mita Pane juga menjalin silaturahmi yang erat dengan keluarga besar. Ia menambahkan, silaturahmi merupakan salah satu amalan umat muslim untuk menyambung tali persaudaraan. Silaturahmi dapat kita lakukan kapan saja, namun amalan ini meniadi salah satu agenda utama saat momen hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Silaturahmi adalah upaya menyambung hubungan, dalam kebaikan dan kedamaian. Silaturahmi memiliki makna bentuk kebaikan yang diberikan kepada keluarga, kerabat, sahabat, atau saudara sesama muslim untuk memperkuat tali persaudaraan.

“Silaturahmi memperkuat hubungan yang sempat lemah, menjernihkan hubungan yang sempat keruh. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari: Bukanlah bersilaturrahim orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturrahim adalah yang menyambung apa yang putus.”pungkasnya.

Bagikan:

Bagikan: