MajalahInspiratif.com, Jakarta – Berada dalam barisan Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, adalah sebuah kebanggaan bagi Octaviani Putri Pertiwi. Tak heran perempuan cantik yang akrab disapa Ocha ini, rela terjun hingga pelosok daerah demi mengkampanyekan pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2 tersebut. Menurut Ocha, nasionalisme Prabowo yang begitu tinggi seakan menular kepada dirinya maupun anggota TKN lain.
“Banyak hal yang telah Pak Prabowo korbankan untuk keutuhan negeri ini. Sebagai Menteri Pertahanan, beliau tidak sungkan mengeluarkan dana pribadi untuk keutuhan negara. Itu yang membuat saya sangat bangga menjadi kader Gerindra dan juga menjadi Tim Kemenangan Bapak,” papar Ocha.
Kekaguman Ocha pada sosok Prabowo kian bertambah kala lelaki kelahiran tahun 1951 tersebut membuka Universitas Kementerian Pertahanan yang memberikan kesempatan kepada putra-putri Bangsa dari kalangan pra-sejahtera yang berasal dari pelosok daerah seperti Papua untuk kuliah Kedokteran gratis yang juga menyediakan tempat tinggal berupa asrama dan uang saku.
Saat turun langsung ke berbagai daerah, Ocha pun banyak mendegar cerita mengenai kebaikan-kebaikan Prabowo kepada masyarakat, yang bukan hanya membuat haru namun juga bangga. “Mungkin beliau sudah tidak ingat apa såja yang sudah dilakukan, tapi ternyata orang-orang yang pernah dibantu tidak pernah lupa kebaikan beliau. Itulah yang menjadi kebanggaan kami ketika kami terjun langsung ke daerah-daerah untuk menjadi Tim Kemenangan Bapak. Itu betul-betul cerita yang disampaikan oleh teman-teman dan masyarakat yang ada di daerah. Kita bangga sebagai Tim Kemenangan, bangga sekali. Dan memang ini sudah tahunnya Bapak untuk menjadi Presiden RI ke-8,” paparnya haru.
Memahami Kawula Muda. Pada kontestasi politik 2024 lalu, Ocha diamanatkan sebagai TKN Fanta atau Tim Kemenangan Nasional Fanta untuk Gen Z dan Milenial. Ia juga menjadi Tim Kemenangan Daerah Golf (Untuk Relawan) Riau. Dipaparkan Ocha, terbentuknya TKN Fanta tak lain demi mendulang suara-suara generasi muda. Apalagi banyak lembaga survei yang memaparkan tentang dominasi generasi muda sebagai pemilih dalam pesta demokrasi. Dari 200 juta orang yang memiliki hak pilih, 55% di antaranya adalah suara Gen Z dan milenial. Itu artinya, suara anak muda, bakal punya kekuatan super besar dalam menentukan masa depan Negara Indonesia.
Ocha pun yakin generasi muda bakal menjadi penentu kemajuan Bangsa pada lima tahun ke depan. “Bicara tentang Indonesia Emas yang jatuh sekitar 20 tahunan mendatang, teman-teman Gen Z atau Milenial yang saat ini berusia 17 tahun maka kelak sudah memasuki usia produktif, masa mereka bisa berkembang untuk bisa ikut serta masuk ke dalam kontestasi menuju Indonesia Emas, menuju kontestasi politik berikutnya. Jadi, tongkat estafet kepemimpinan untuk Indonesia Emas adalah teman-teman Gen Z yang sekarang. Untuk itu sejak dini kita harus mengedukasi mereka. Menunjukkan bagaimana cara berpolitik yang baik, cerdas, santun serta politik yang asyik dan menyenangkan. Agar nantinya mereka dapat menjadi pemimpin masa depan. Kami pun bekerja keras mengedukasi mereka agar tidak golput,” tutur Ocha.
Sebagai anggota TKN Fanta untuk Gen Z dan Millenial, Ocha banyak mengenal dan menjalin hubungan baik dengan anak-anak muda. Ia pun memahami pola pikir mereka yang cenderung idealis.
Menurut Ocha, pola pikir tersebut membuat rasa ingin tahu terhadap sesuatu sangatlah tinggi. Sehingga dibutuhkan pengarahan yang tepat agar mereka menjadi generasi penerus Bangsa berintegritas. “Gen Z dan Millenial adalah kalangan muda berusia 17-39, mereka yang akan melanjutkan pendidikan ke SMA atau Perguruan Tinggi. Bila diibaratkan, pola pikir mereka seperti kertas putih, sangat idealis dan kritis. Untuk itu perlu edukasi yang tepat agar keidealisan tersebut bisa mengikuti perkembangan zaman, tetap berintegritas serta masih ada di dalam dan di jalur yang benar,” tutur Ocha.
Kampanye Asyik. Selama masa kampanye, Ocha bersama TKN Fanta menyusun program kampaye asyik yang diharapkan mampu menarik simpati kalangan muda-mudi. Salah satunya membuat konten video maupun foto kekinian yang disebarluaskan melalui media sosial, yang memang dekat dengan anak muda.
“Sebelum menyusun program, kita harus pahami lebih dulu apa yang disukai anak-anak muda, apa yang membuat mereka enjoy dan mengerti tentang politik. Oleh sebab itu, dari awal sekali sudah kita gerakkan media sosial, media yang biasa anak-anak muda gunakan dalam keseharian. Dan kami melihat dampak media sosial serta kecanggihan teknologi terhadap kontestasi politik sangat berpengaruh. Kita bisa lihat dari debat Capres dan Cawapres lalu, kalau pada periode sebelumnya Capres yang kami usung terlihat lebih tegas dan kelihatan lebih TNI, sedangkan sekarang beliau sudah lebih asyik, wise, hadir dengan joget-joget yang asyik itu semua untuk menarik perhatian Gen Z dan Millenial. Warna-warna yang kami bawa, seperti biru muda juga menjadi daya tarik yang disukai oleh anak muda. Bahkan saat ini meski Pemilu telah usai namun jargon dan lagu ‘Oke Gas’ masih viral dan juga dijadikan musik pengantar senam di sekolah-sekolah SD,” jelas Ocha, yang telah terjun ke dunia politik sejak tahun 2020, bersama TIDAR (Tunas Indonesia Raya), yang merupakan sayap Partai Gerindra.
Meski sangat terbantu dengan kecanggihan teknologi, namun Ocha menyadari bukti kemajuan zaman tersebut bagaikan dua sisi mata pisau, di satu sisi memiliki nilai positif dan di sisi lain juga membawa dampak negatif. “Smartphone seperti jendela dunia, memudahkan kita untuk mengakses berbagai informasi. Namun, kita juga harus bijak dalam memilah dan mencari sumber berita yang valid. Karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap dunia politik. Bersyukur saat ini ada Kemenkominfo yang mengawasi penyebaran berita hoaks,” tambahnya.
Di masa kampanye, Ocha sangat menyayangkan adanya pihak-pihak tak bertanggung jawab yang gencar menyebarkan berita hoaks tentang Prabowo-Gibran. Salah satunya mengenai isu pelanggaran HAM 1998. “Banyak sekali penyebaran hoaks, berita yang sudah lama dimunculkan kembali tapi tidak ada pembenarannya. seperti isu pelanggaran HAM oleh Pak Prabowo yang sampai saat ini tidak dapat dibuktikan. Malah belum lama ini beliau disematkan Jenderal Bintang Empat. Alhamdullillah sekali seperti mengembalikan nama baik dan menepis apa yang sudah diberitakan dari dulu,” ucapnya bersyukur.
Rangkul Semua Pihak. Banyak suka-duka yang Ocha alami selama masa kampanye, namun semua itu ia jadikan pembelajaran untuk menguatkan mentalnya. Ia pun berupaya untuk selalu merangkul semua pihak, meskipun pendukung pasangan calon (paslon) lain.
“Selama menjadi tim sukses terkadang kita ingin menangis, marah atau teriak. Yang namanya di-bully, diacuhkan, dikhianati itu sudah kita lalui semuanya. Tapi Bapak selalu bilang ‘ya sudah senyumin aja, ikhlaskan aja agar tidak menimbulkan permusuhan’. Karena beliau berprinsip satu lawan terlalu banyak, seribu kawan terlalu sedikit. Dan satu hal yang membuat saya semakin kagum, beliau seperti tak pernah lelah meski dalam 1 hari harus berkampanye ke 4 tempat,” ungkap Ocha kagum.
Ditambahkan Ocha, selama kontestasi politik berlangsung, Prabowo juga mengajak semua pihak untuk saling merangkul. “Bapak selalu menekankan bahwa tidak ada musuh lagi di dalam politik ini, tidak ada teman sejati, dan semuanya harus kita rangkul, harus kita bersama membangun Indonesia tanpa melihat lagi siapa Capres dan Cawapresnya, tapi bagaimana Indonesia ini bisa maju ke depan. Bersama-sama kita bergandengan tangan menuju Indonesia Emas. Jangan sampai kita terpecah belah di negeri kita sendiri,” kata Ocah memaparkan pesan Prabowo.
Edukasi Pencegahan Stunting. Selain di dunia politik, Ocha juga aktif di bidang sosial. Saat ini ia menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Komite Nasional Pencegahan Stunting (KNPS).
Menurut Ocha, di era modern seperti saat ini, nyatanya Indonesia belum terbebas dari masalah gizi buruk seperti stunting atau gagal tumbuh. Ocha pun giat memberikan edukasi kepada masyarakat luas dan melakukan berbagai program pencegahan.
Apa yang selama ini dijalankan Ocha dan Tim KNPS sangat sejalan dengan salah satu program Prabowo-Gibran yang senantiasa digaungkan selama kampanye, yakni perbaikan gizi bagi ibu hamil dan anak sekolah guna mencegah stunting.
“Dari 17 program yang diusung Paslon Prabowo-Gibran, semua ditujukan untuk menyiapkan generasi muda yang tangguh. Yang bahkan asupan gizinya sudah disiapkan sejak masih dalam kandungan. Karena untuk mencegah terjadinya gizi buruk seperti stunting sepatutnya dilakukan dengan memberikan makanan bergizi bagi ibu hamil, dilanjutkan dengan memberikan makan siang gratis bagi anak-anak SD, pesantren dan pelajar lainnya, juga akan mendapatkan susu gratis. Sebuah program yang bahkan telah dijalankan Prabowo sejak mendirikan Partai Gerindra. Jadi pemberian makan gratis itu untuk menyongsong Indonesia Emas,” tekan Ocha.
Bersama KNPS, Ocha bahkan sudah menjalankan program pembagian susu gratis sejak 3-4 tahun lalu. Ia berikan kepada anak-anak di sekolah dan tempat -tempat pengajian maupun di pelosok daerah, terutama lewat Posyandu. Selain susu, Ocha juga memberikan edukasi pencegahan stunting. “Informasi ini harus kita sampaikan, karena masih banyak masyarakat di pelosok daerah yang belum memahami apa itu stunting. Diharapkan mereka bisa meneruskan informasi tersebut kepada saudara, keluarga, teman dan orang di sekitar mereka bahwas pencegahan stunting bisa dilakukan sejak seribu hari sebelum kelahiran,” tuturnya.
Ocha juga menekankan pentingnya pendataan tentang kesehatan bayi dan anak oleh perangkat daerah setempat mulai dari tingkat RT, RW dan Posyandu, sehingga bisa dilakukan pembinaan terhadap anak stunting.
“Untuk anak-anak penderita gizi buruk dan stunting memang ada makanan khusus, seperti biskuit dan susu khusus. Cara makan biskuitnya juga nanti diarahkan harus seperti apa. Susu khusus ibu hamil juga ada, dan itu sudah menjadi program sebelumnya dari Bapak Jokowi dan dari Kementerian Kesehatan. Bersama KNPS, kami lakukan ikhtiar sampai ke pelosok-pelosok agar masyarakat paham apa itu stunting. Pemberian infomasi tersebut bukan hanya kepada kaum ibu, tapi juga kepada anak-anak muda. Mereka harus tahu apa itu stunting, dan pencegahan yang harus dilakukan sejak seribu hari sebelum bayi dilahirkan bahkan dua tahun sebelum menikah. Itulah hal-hal yang terus kami edukasi, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dan vendor-vendor yang ada. Misalnya pemberian susu UHT, hanya diberikan kepada anak-anak berusia di atas 2 tahun, di bawah itu belum boleh kecuali bagi mereka yang sejak usia 1 tahun sudah biasa mengonsumsi susu UHT. Sebagai penggantinya kami berikan susu lain sesuai usia mereka,” jelas Ocha.
Ditambahkan Ocha, bagi anak-anak yang telah mengalami stunting juga harus tetap diberikan perhatian khusus agar otak mereka bisa tetap berkembang. “Walaupun perkembangan tubuh mereka tidak sesuai usia, namun dengan perbaikan gizi yang kita berikan niscaya mereka mempunyai kemampuan-kemampuan khusus di bidang-bidang global atau pun cara berpikir mereka. Jangan sampai anak-anak yang sudah stunting tidak bisa berkompetisi atau berkembang nantinya, apalagi kita menuju Indonesia Emas,” tegas Ocha, yang banyak mempelajari ilmu tentang public speaking dari kakeknya yang merupakam seorang diplomat di Timur Tengah.
Siapkan Generasi Macan Asia
Sebagai pengusaha yang juga aktif di berbagai organisasi sosial dan politik, Ocha tak sampai melupakan perannya sebagai seorang ibu. Sebelum beraktivitas, ia selalu memastikan apa yang dibutuhkan kedua jagoannya telah terpenuhi. Demikian pula ketika tengah berada di luar rumah, komunikasi antara dirinya dan keluarga tak pernah putus.
Salah satu hal yang begitu menjadi perhatian Ocha terhadap tumbuh kembang kedua putranya adalah kebutuhan gizi mereka. “Bagaimana pun makanan bergizi yang kita berikan sangat baik untuk perkembangan tubuh dan otak anak. Seperti kata Pak Prabowo kita menyiapkan anak kita untuk menjadi Macan Asia,” kata perempuan berkerudung ini.
Selain kebutuhan jasmani, kebutuhan rohani anak-anaknya juga tak luput dari perhatian Ocha. Yakni memberikan pendidikan agama dan moral sedini mungkin. “Hal pertama yang saya ajaran kepada anak-anak saya adalah pendidikan agama, karena hal itu merupakan tiang dari segalanya. Untuk itu, mereka saya sekolahkan di sekolah berkurikulum Tahfidz, yang pendidikan agamanya lebih kuat. Karena menurut saya anak laki- laki bukan hanya pemimpin dalam keluarga tapi juga sebagai penerus bangsa. Alhamdulillah, saat ini keduanya yang sudah duduk di bangku kelas 2 dan 3 telah hafal juz 29,” tutur Ocha yang juga menerapkan kedisiplinan waktu sejak kecil kepada kedua buah hatinya dan hanya mengizinkan mereka bermain gadget saat weekend dan hari libur saja.
Menjadi perempuan mandiri yang mampu menghasilkan uang sendiri, tak lantas membuat Ocha menyerahkan tugasnya sebagai seorang ibu kepada assisten di rumah. “Perempuan hebat adalah perempuan yang mandiri secara finansial, karena dia tidak akan takut dengan apa yang terjadi. Tapi mereka harus kembali kepada perannya agar semuanya bisa sejalan. Ketika kita memahami peran kita, kita diridohi oleh pasangan, orang tua juga anak, maka ketika kita melangkah keluar dari rumah yang kita kerjakan Insya Allah berkah,” bijaknya.