Owner Delisweet by Cila

Nur Washilah Oktaviani: Temukan Passion di Dunia Baking Setelah Berkali-kali Ganti Bisnis

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Sebelum menuai sukses seperti saat ini, jalan yang dilalui Nur Washilah Oktaviani sebagai pengusaha cukup berliku. Meski beberapa bisnis yang pernah dilakoni sempat berhasil dan meraup pendapatan yang memuaskan, namun ada saja hambatan untuk berkembang. Hingga akhirnya, wanita yang akrab disapa Cila ini menemukan passion baru di dunia baking. Mengusung konsep penjualan online namun men-display produk secara offline, ragam kreasi dessert homemade racikannya selalu dinanti pelanggan.

Terkadang, kesuksesan baru bisa dicapai setelah melalui jalan berkelok dan berkerikil tajam. Namun, proses tersebut justru mampu memberi banyak pembelajaran dan hikmah bagi para pelakunya. Meski tidak sedikit orang yang pada akhirnya memilih untuk menyerah, namun sebagian lagi berusaha untuk tetap melangkah dan menikmati tiap prosesnya.

Seperti yang dialami oleh Cila, yang sempat delapan kali bergonta-ganti jenis usaha, hingga akhirnya sampai bisnis pastry and bakery yang sebenarnya sempat ia benci. “Dunia baking, termasuk dunia yang sempat saya benci walaupun mama saya, Nurbianingsih atau Bu Nuni, guru baking dan punya bisnis pastry-bakery rumahan. Tapi siapa sangka, justru saat ini saya begitu mencintai dunia baking. Ketimbang diajak jalan-jalan ke mal, saya justru lebih menikmati moment-moment saat baking,” ungkapnya Cila, saat ditemui Inspiratif di outlet Delisweet by Cila di kawasan Tangerang Selatan.

Pantang Menyerah. Keinginan untuk memiliki usaha mandiri, mendorong Cila menjajal kemampuan berbisnisnya sejak tahun 2016. Saat itu, sambil menjalani karier sebagai seorang guru SMK dan kewajiban sebagai ibu rumah tangga, perempuan kelahiran Tangerang, 24 Oktober ini, menjual Mie Ayam Bakso dan Es Cendol gerobakan.

Trend bisnis Sosis Telur (Sostel) di tahun 2017, juga menginspirasi Cila untuk mengadopsinya ke Indonesia dan menjadikannya sebagai pelopor Sostel. Dari pameran ke pameran, Cila sukses memopulerkan dan mengembangkan bisnis tersebut hingga memiliki 18 mitra bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Hingga saat ini usaha Mie Ayam Bakso dan Es Cendol masih lanjut namun di-handle mertua. Sesekali, jika ada pesanan buat pernikahan masih saya ambil. Namun untuk Sostel, karena termasuk kuliner musiman jadi tidak saya lanjut. Meskipun beberapa cabang masih terus jalan tapi sudah saya putus kemitraannya,” terang Cila.

Bisnis berikutnya yang coba dijalankan Cila adalah Corndog. Sewaktu booming Cila mampu menjual hingga 200 tusuk per hari. Ia juga sempat terjun ke bisnis fashion dengan menjual baju-baju anak. Namun karena tidak berjalan, akhirnya terpaksa ditutup dan sisa baju dihibahkan ke Rumah Yatim.

Seakan pantang menyerah, sekitar tahun 2019, Cila kembali mencoba peruntungan di dunia kuliner dengan membuka coffee shop di kawasan Pamulang, Ciputat. Selain menjual minuman berbahan kopi, ia juga menawarkan Bakso Rujak yang jadi best seller. Meski sempat ramai, namun aturan pemerintah yang memberlakukan PSBB dan PPKM di awal-awal pandemi memaksa Cila untuk menutup café tersebut secara permanen.

“Saya termasuk tipe orang yang tidak bisa diam, jadi walaupun sudah punya penghasilan dari pekerjaan tetap namun saya ingin mencari kesibukan lain. Setelah café tutup sempat bingung mau coba buka usaha apa lagi. Hingga kemudian coba ikut bantu usaha Mama. Selain sebagai guru baking dan sempat bekerja di bagian Pastry hotel, Mama juga sering menerima pesanan kue seperti Soes dan lainnya. Mengandalkan ribuan kontak list di handphone, saya mulai gencar menawarkan Kue Soes dan beberapa varian lain seperti Waffle dan Pancake. Alhamdulillah, responnya luar biasa bagus,” tutur Cila, yang kini memiliki lebih dari 7 ribu nomor kontak sebagai database penjualan.

Temukan Passion. Mengandalkan pemasaran secara online, via Whatsapp, penjualan Cila terus meningkat dari hari ke hari. Sang Mama yang awalnya turun langsung di bagian produksi pun mulai kewalahan. Sehingga mendorong Cila untuk ikut terjun di bagian produksi.

“Ketika jumlah pesanan Kue Soes makin banyak dan tenaga mama mulai berkurang, akhirnya saya yang handle. Saat itulah saya merasa menemukan passion di dunia baking yang selalu membuat saya happy,” ucapnya, sumringah.
Di tahun 2020, saat Japanese Cotton Cake (JCC) booming, Cila juga ikut menawarkannya namun dengan kreasi berbeda. “Alhamdulillah, JCC yang kami tawarkan laris manis dan dalam sehari pesanan yang masuk bisa sampai 30 loyang. Namun, beberapa bulan berjalan kehamilan kedua saya cukup rentan dan payah. Akhirnya berhenti total untuk sementara waktu,” terang Cila.

40 hari pasca melahirkan, Cila yang memang terbiasa bekerja mulai merasa bosan dengan rutinitas di rumah saja dengan kegiatan domestik kerumahtanggaan. “Saat mulai bosan tanpa kesibukan berarti, akhirnya mulai buka orderan lagi. Kepikiran menawarkan Pizza Roll, Alhamdulillah respon customer juga bagus 1 hari bisa 60 loyang. Kemudian mulai banyak customer yang meminta dibuatkan kue. Akhirnya mulai ikut kursus baking dan jualan lewat Instagram @delisweetbycila sejak 2021, dari situ baru mulai naik,” terang Cila.

Cila merasa beruntung memiliki mama yang ahli di bidang per-baking-an. Sehingga bisa terus membimbingnya membuat kreasi-kreasi menu baru. Bagi Cila, meski kerap mengikuti kursus di luar baik secara online atau offline, namun sang mamalah yang menjadi guru sekaligus juri utama yang menilai menu-menu racikan Cila.

“Saat akan mengulik resep baru, biasanya base recipe¬-nya saya cari di buku resep koleksi Mama. Kalau ada yang Mama belum punya saya pasti cari di luar, entah dari kursus atau apa. Namun, resep dari tempat kursus juga hasilnya tidak bisa langsung dijual, karena tidak punya ciri khas. Apalagi yang ikut kursus bukan hanya saya, pengusaha toko kue lain juga ada. Jadi kita harus try and error lagi, harus ada pembeda agar ada ciri khas,” ungkap Cila, yang butuh waktu hingga 8 bulan untuk mendapatkan standard resep JCC yang istimewa.

Tampilan Sederhana, Rasa Istimewa. Seperti label yang diusung, varian menu yang ditawarkan Delisweet by Cila kebanyakan dessert bercitarasa manis. Dan saat ini, ia bahkan lebih fokus membuat dessert varian cokelat dan cheese.
“Dessert dengan Belgian cokelat leleh dan creem cheese jadi andalan kami. Menu lain seperti Pudding Cokelat, Brownies dengan tujuh pilihan topping, Banana Pastry dengan tiga varian topping, Bolen dan Roti Manis. Ada juga Pizza Rolldan Macaroni Schotel yang bercitarasa gurih,” papar Cila.

Ditekankan Cila, semua bahan yang digunakan untuk membuat satu menu merupakan produk premium. Tak heran, bila harga jual yang ditawarkan terbilang exclusive. “Dari awal, varian dessert yang ditawarkan dikenal mahal, karena untuk bahan saya hanya menggunakan produk premium dan rasa insyaallah tidak berubah. Satu hal yang selalu saya pertahankan adalah rasa. Untuk cake misalnya, secara tampilan mungkin sederhana tapi soal rasa pasti wah. Itulah yang membedakan Delisweet by Cila,” tekan Cila.

Delisweet by Cila juga menyediakan special cake seperti Birthday Cake dan Wedding Cake, dengan pilihan base cake berupa Chocolate Cake, Vanilla Cake atau Red Velvet. Filling yang digunakan juga bisa dipilih, ada Chocolate, Cheese atau Strawberry. Demikian juga untuk bahan cover bisa dipilih antara butter cream atau ganache warna putih atau cokelat.
“Untuk Birthday Cake saya tidak menyediakan cover berbahan fondant, karena secara pribadi tidak suka rasanya. Karena yang saya jual adalah rasa, bukan tampilan. Fondant hanya saya gunakan untuk Wedding Cake agar tetap kokoh,” tegas Cila.

Dari Mulut ke Mulut. Bisnis kuliner termasuk bisnis yang sangat mengandalkan indra pencecap. Meski ditawarkan dengan harga yang kompetitif, namun jika rasa yang ditawarkan luar biasa maka customer di kelasnya tidak akan berpaling. Hal inilah yang membuat Cila berupaya untuk tidak mengubah standard resep atau bahan baku yang digunakan agar rasanya tidak berubah.

Di awal mengibarkan bendera Delisweet by Cila, ia pun hanya mengandalkan iklan dari mulut ke mulut. “Awal jualan pasti sulit, sempat sepi peminat karena bagaimanapun belum banyak orang tahu Delisweet by Cila. Karena buka usaha di rumah Mama yang sudah saya tinggali sejak lahir, saya berpikir bagaimana caranya saya bisa menjadi singa di wilayah sendiri. Akhirnya saya contact beberapa teman sekitar Tangerang Selatan untuk datang ke outlet dan ambil tester. Setelah mereka cicipi di rumah, saya hanya minta mereka untuk upload di media sosial tentang rasanya. Sesekali saya juga memakai jasa Paid Promote Story IG selebgram sekitar Ciputat, Pamulang dan Tangsel, yang membuat nama Delisweet by Cila makin dikenal. Jadi ketika itu saya hanya meminta mereka untuk posting testimony tentang menu yang mereka cicipi. Namun di situ saya tidak menargetkan penjualan, sekedar memopulerkan nama Delisweey by Cila. Dan iklan dari mulut ke mulut ini ternyata sangat berpengaruh. Karena setelahnya orderan yang masuk serta follower kami terus bertambah,” terang lulusan S1 Komunikasi ini.

Made by Order. Meski dipasarkan secara online dan hanya membuat menu berdasarkan pesanan, Cila tetap menyediakan outlet kecil yang juga berfungsi sebagai dapur produksi. Di outlet Delisweet by Cila tersebut, perempuan kelahiran 24 Oktober ini, menyiapkan show case untuk men-display pesanan yang belum diambil customer atau sisa produksi di hari itu.

“Saat ini untuk ready stock memang belum banyak saya siapkan, makanya setiap kali ada orang jauh datang ke outlet memang tidak ada apa-apa, semua made by order agar tetap fresh. Kalaupun ada sisa jumlahnya hanya 2-3 pieces dan biasanya saya sounding di status Whatsapp saja bisa jadi rebutan, meski harganya tetap harga normal,” katanya.

Untuk teknis pemesanan, minimal 1 hari sebelumnya Cila membuka PO (pre-order) lewat Whatsapp dan Instagram. Customer yang serius dan sudah transfer selanjutnya akan masuk PO list, untuk masuk prepare esok harinya. “Di hari H, begitu pesanan ready, kami hubungi para customer untuk pick up. Mereka ambil sendiri atau lewat ojek online yang mereka order sendiri juga supaya lebih tepat titiknya. Kecuali Wedding Cake, biasanya kami yang antar,” lanjut Cila.
Menargetkan pangsa pasar menengah ke atas, untuk pemesanan special cake seperti Birthday Cake atau Wedding Cake, pemesanan harus dilakukan H-7. “Untuk Special Cake tidak bisa mendadak karena memang tidak menyediakan stok, semuanya made by order. Minimal H-3, itu pun kalau sudah full terpaksa saya tolak. Karena saya sudah punya list pemesanan untuk 1 bulan,” terang Cila.

Promo Bundling. Banyak cara yang dilakukan Cila demi menarik pelanggan, salah satunya dengan menggelar promo menarik. Seperti free Ice Cream Cone selama 1 hari saat peluncuran perdananya. Customer pun dibebaskan memilih varian rasa sesuai selera, diantaranya ada Vanilla, Cokelat, Strawberry, Greentea, Melon, Tarro, Mocca, Tiramisu dan Durian.
“Keesokan harinya saya buat promo bundling, untuk pembelian minimal Rp 100 ribu gratis 1 cone Ice Cream. Misalnya untuk pembelian 3 pieces Pizza Roll seharga Rp 35 ribu per piece, free 1 cone Ice Cream,” tambahnya.

Handle Produksi. Untuk menjalankan operasional Delisweet by Cila, Cila dibantu 3 orang karyawan. Namun, untuk proses produksi masih ia handle sendiri. “Saya bukan tipikal yang percaya begitu saja saat pekerjaan yang biasa saya tangani dipegang orang lain. Karyawan hanya bertugas untuk prepare, clear up hingga packing dan pelayanan. Sedangkan produksi dari mulai membuat adonan hingga décor saya yang tangani,” tekan Cila, yang biasa memulai proses produksi dari pukul 7 hingga 10 pagi.

Meski demikian, setiap hari Cila hanya standby di dapur produksi Delisweet by Cila hingga pukul 5 sore. Sedangkan 3 karyawan yang disediakan tempat tinggal di rumah Bu Nuni (Mamanya Cila- Red), standby hingga tutup pada pukul 8 malam.
Rencana ke Depan. Seiring waktu, penggemar Delisweet by Cila terus bertambah meski baru satu tahun dijalani. Hal inilah yang membuat Cila makin pede untuk terus mengembangkan usaha dan menawarkan varian berbeda setiap hari.
“Dalam waktu dekat kami akan meluncurkan dessert in can atau Dessert Kalengan yang lebih praktis dan mudah dibawa kemana saja. Begitu alat press-nya datang segera kami realisasi. Terpikir juga untuk buka outlet yang menyediakan ready stock agar customer bisa membeli kapan saja sesuai kebutuhan mereka. Semoga bisa terwujud juga,” pungkasnya, berharap. Laili

Usir Persaingan Keji dengan Perbanyak Sedekah. Walau memiliki kiat-kiat khusus untuk memenangkan persaingan, namun terkadang Cila tidak bisa menghindar dari pelaku usaha nakal yang menghalalkan segala cara demi merebut pasar, sekalipun melakukan tindakan keji lewat ilmu hitam.
Baru-baru ini, Cila merasakan dampak buruk tersebut. Bermula, ketika salah seorang karyawan melihat taburan tanah merah tepat di depan pintu outlet. Tak berapa lama, ketidakberuntungan mulai terjadi. Dimulai dengan musibah Sang Mama yang tersiram air panas di dapur produksi hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit, serta tidak satu pun orderan yang masuk selama satu minggu, baik lewat admin Delisweet by Cila maupun reseller.

Menyadari ketidawajaran tersebut, Cila mencoba menetralisir keadaan dengan memperbanyak sedekah yang memang ia yakini mampu menolak segala bala. “Percaya tidak percaya, dalam dunia bisnis ternyata hal-hal mistis seperti itu bisa saja menimpa kita. Alhamdulillah, secara bertahap penjualan mulai kembali naik meski sampai detik ini belum ada pembelian lewat 12 reseller kami. Efek buruknya memang masih terasa, tapi mulai berkurang. Apalagi sekarang sudah ada pemasukan tambahan dari penjualan Ice Cream Cone. Jadi saat ini saya fokus sedekah saja, karena mungkin sebelum kejadian tak terduga ini omset yang kami capai cukup besar. Membuat saya larut dalam kesibukan sehingga mungkin ada sedekah yang terlewat saya keluarkan. Biasanya seminggu atau sebulan sekali saya transfer ke Rumah Yatim, ternyata ada yang terlupa,” ucapnya, bijak.

Tetap Utamakan Keluarga. Saat menjalani bisnis Sostel yang mampu berkembang hingga memiliki 18 mitra, biduk rumah tangga Cila justru tertimpa prahara bahkan sempat karam. Kesibukan Cila yang cukup tinggi membuat komunikasi antara ia dan suami kerap terputus. Ego Cila yang merasa mampu hidup mandiri pada akhirnya mendorong perempuan berhijab ini mengajukan gugatan perceraian dan dikabulkan Pengadilan.
Kejadian tersebut laksana sengatan listrik yang bukan hanya menyadarkan sang suami untuk berubah dan kembali giat menggeluti bisnis bengkel yang selama ini dijalani, tapi juga menurunkan ego Cila untuk tidak terlalu sibuk mengurus bisnis dan tetap mengutamakan keluarga.

“Alhamdulilah, sekarang keluarga rukun, usaha jalan, suami juga usahanya jalan. Dan kita saling support. Karena kami tinggal di kawasan Sawangan-Depok, jadi setiap pagi suami antar saya ke rumah Mama, outlet Delisweet by Cila, lalu sore pukul 5 dijemput. Sesampainya di rumah saya masak untuk makan malam dan sarapan besok. Setelah itu dampingin anak-anak belajar atau main sambil bertukar cerita dengan suami,” tutur istri dari Ahmad Subhan Wija serta ibunda dari Ilmi dan Ziya, yang lebih banyak memutar hasil usaha untuk investasi perlengkapan baking ini.

Info Lebih Lanjut:
Delisweet by Cila
Instagram : @delisweetbycila
@nurwashilahoktaviani
Whatsapp : 0857-72942954, 0812-22009402

Bagikan:

Bagikan: