MajalahInspiratif.com, Jakarta – Banyak hal yang melatar-belakangi seseorang memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Antara lain, sudah terlahir dalam lingkungan keluarga pengusaha, memiliki jiwa entrepreneurship yang sudah tertanam dalam diri bahkan sejak usia dini, memiliki kemampuan atau potensi yang mumpuni, menangkap peluang yang tidak diambil orang lain padahal sangat potensial, dan masih banyak lagi. Namun bagi Ni Made Sandra Suryani, ketika ia dihadapkan pada suatu keadaan yang sangat tidak nyaman, didukung hobi memasak, dan ditambah kekayaan resep warisan keluarga, ia memutuskan terjun menggeluti usaha bidang kuliner.
Mengusung konsep masakan otentik khas Bali, Sandra, sapaan akrab wanita cantik kelahiran Surabaya, 21 Desember ini, sangat yakin dan optimis akan sukses. Ia memastikan menu-menu masakan yang ia sajikan akan berbeda jauh dari masakan khas Bali yang banyak tersebar saat ini, karena ia mengandalkan resep orisinal keluarga yang sudah turun temurun diwariskan ke anak cucu.
Di bawah brand usaha Made_Dapur, Sandra mencoba menghadirkan masakan khas Bali yang otentik, dengan menu unggulan Ayam Betutu. “Produk unggulan Made_Dapur yaitu Ayam Betutu, makanan khas Bali tanpa meninggalkan kekhasan rempah-rempah bumbu khas Bali dengan sedikit berbeda dengan Ayam Betutu pada umumnya,” tegas Sandra.
Saat ini, selain Ayam Betutu, ada beberapa makanan unggulan di Made_Dapur antara lain Gurame Cobek, Donat, Siomay dan Roll Cake, Teri Kecombrang, Daging Sisit Bali, juga beberapa masakan rumahan. Sandra memang sangat fokus dan berkomitmen tinggi untuk selalu menjaga kualitas dan orisinalitas rasa khas Bali. Tidak heran, semua menu yang disajikannya mendapat tempat di hati dan lidah pelanggan. Made_Dapur pun semakin maju dan selalu ramai peminat.
Kiat Sukses
Tidak ada kesuksesan yang didapat secara instan, tetapi harus diperjuangkan. Itulah yang dirasakan dan dialami Sandra dalam membangun dan mengembangkan bisnis kulinernya. Selain kerja keras dan tekad yuang kuat, poin utama dalam meraih kesuksesan baginya, adalah berusaha dan berikhtiar semaksimal mungkin, konsisten, displin waktu, dan jangan pernah puas dengan hasil yang sudah didapat saat ini, selalu terus menambah ilmu, serta mau menerima kritik dan saran dari pelanggan, sepedas apa pun itu. “Selebihnya berdoa dan untuk hasil kita serahkan semuanya kepada Allah SWT, karena Allah SWT tahu mana yang paling terbaik buat hamba-Nya.”
Melihat perkembangan zaman yang sangat dinamis, terutama karena semua serba digital dan berbasis teknologi, Sandra pun memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang ada. Ia mengoptimalkan digital marketing melalui media online seperti medsos yang sedang digandrungi banyak orang. Seperti promosi dan pemasaran bekerja sama dengan beberapa selebgram atau melalui Grup WhatsApp (WA) Sekolah Anak, Facebook, dan Instagram. Juga tentunya tidak lupa berkat promosi dan testimoni dari mulut ke mulut teman-teman atau customer yang sudah pernah repeat order dan merasakan lezatnya menu-menu Made_Dapur.
“Saya memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan menggunakannya untuk hal-hal yang positif terutama untuk branding produk dan usaha, membuat konten, promosi produk via IG, FB, dan medsos lain,” ujar Sandra.
Dalam berbisnis, lanjut Sandra, pasti saja terjadi persaingan tapi ia tidak pernah gentar akan hal itu, karena percaya Allah SWT sudah mengatur dan menempatkan porsi rezeki masing-masing hamba-Nya.
“Jadi saya tidak pernah khawatir akan hal itu. Saya hanya memperkuat cara dan strategi yang menurut saya sangat efektif untuk memajukan usaha saya. Yaitu, lebih meningkatkan promosi dan penjualan, serta kreatif membuat sesuatu produk yang berbeda, tentu saja tetap mempertahankan citarasa yang otentik dan orisinal, walaupun dengan harga yang mungkin bagi sebagian orang mahal, tapi saya tidak takut karena buat saya citarasa dari makanan itu sendiri harus benar-benar dijaga. Selain menjaga mutu dan citarasa, yang tak kalah penting adalah kemasan yang harus aman, higienis, dan menarik, juga tampilan foto harus cantik pada saat branding, terutama ketika di-upload ke medsos,” ungkap Sandra.
Begitu pun dalam perjalanan bisnis, pasti ada jatuh bangun, suka duka, dan pasang surutnya. Menurut Sandra, hal tersebut sangat lumrah, karena itu jangan pernah putus asa bila usaha sepi dan pendapatan menurun yang disebabkan bermacam faktor. “Tetaplah berikhtiar, jangan berhenti lakukan promosi dan broadcast message, serta selalu berprasangka baik terus sama Allah SWT.. Harus optimis dan jangan pernah berhenti untuk terus belajar dan belajar memperdalam ilmu yang kita miliki bukan untuk sombong tapi lebih banyak memiliki ilmu jadi lebih mudah untuk berimprovisasi dalam aneka jenis makanan atau cake yan akan dibuat,” tegas Sandra yang juga aktif dalam kegiatan kursus baking dan cooking di sela-sela kesibukannya.
Optimis di Masa Pandemi
Sejak Pandemi Covid 19 melanda Indonesia 2 tahun terakhir, Sandra merasakan dampak yang cukup besar baik pada kehidupan, maupun usaha kulinernya. Ia harus berpikir keras bagaimana caranya tetap bisa menghasilkan income dalam keadaan seperti ini. Belum lagi anak-anak sekolah yang harusnya belajar di sekolah sekarang harus belajar di rumah. Tugas Sandra tentu menjadi semakin bertambah karena harus mendampingi anak-anaknya selama sekolah jarak jauh (online), sehingga waktu untuk usaha harus terbagi dan menyesuaikan dengan keadaan.
“Cara mengatasi keadaan seperti saat ini bagi saya lebih banyak kreatif mencari ide-ide masakan menu-menu baru, cemilan buat anak-anak yang bisa dipasarkan dan disukai anak-anak, dan lebih banyak promosi via media sosial seperti Instagram, Facebook, Whatshapp dll. Berdamai dengan keadaan yang ada, membagi waktu antara anak-anak dan usaha saya, juga yang pasti lebih banyak-banyak berdoa sama Allah SWT,” tutur ibunda dari Gde Pande Agung Raditya M (sudah berkeluarga), Andrea Suryareza (Junior High School), Yobianca Surayreza (Primary School), dan Naomi Suryareza (Primary School) ini.
Setiap pengusaha, menurut Sandra, tentu harus memiliki strategi agar usaha sukses di tahun recovery ini, minimal usaha tetap bejalan dan bertahan. Ia sendiri pun terus bersemangat menjalankan usaha kulinernya dengan tetap mempertahankan kualitas dan otentik citarasa yang diimbangi dengan strategi marketing yang memadai melalui media sosial online serta keluarga juga sahabat-sahabat dekatnya.
“Harapan saya, semoga pandemi ini segera berakhir, kita bisa kembali hidup normal, anak-anak bisa bersekolah kembali dengan tenang tanpa harus khawatir dengan Covid. Kalaupun pandemi ini masih terus berlanjut dan tetap ada, kita harus bisa beradaptasi dengan keadaan dan tetap mematuhi peraturan prokes yang ada, juga pastinya tetap optimis…kita bisa melalui ini semua,” antusias Sandra.
Bagi Sandra, apapun keadaannya, ia harus tetap optimis dan harus sukses. Semua yang dilakukannya demi kebahagiaan dan masa depan keluarga, terutama anak-anaknya. Lebih dari itu, ia ingin memberi contoh dan mempersiapkan anak-anaknya agar kelak menjadi orang-orang yang sukses, sholeh, dan berbakti kepada orang tua.
“Saya berusaha memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, mengajarkan pondasi agama yang kuat buat anak-anak apalagi buat saya sebagai seorang mualaf yang harus terus belajar untuk bisa mengajarkan hal-hal yang baik terutama agama buat kehiduan mereka kelak, dan bekal buat saya di akherat. Saya selalu mengajarkan anak-anak agar mandiri untuk bisa survive dalam kehidupan karena suskes seseorang dalam kehidupan bukan hanya dilihat dari faktor akademik, tapi juga kejujuran, keuletan, disiplin dan kemandirian, juga networking,” ujar wanita yang hobi baking, cooking, dan menari Bali ini, dengan bijak.
Perjalanan Karier
Setelah lulus dari S1 Teknik Kimia UPN Veteran Surabaya, Sandra sempat bekerja pada sebuah perusahaan yang memproduksi aneka box di Surabaya, sebagai Staf Admin Markeing. Karena ingin menjajal dan meningkatkan kemampuan diri dengan mencari sebanyak-banyaknya pengalaman, ia kemudian, pada akhir tahun 2000, merantau ke Jakarta. Sandra diterima bekerja sebagai Sekretaris merangkap Personal Assistant (PA) pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT, hingga tahun 2011.
Sebelum memutuskan resign dari perusahaan tempatnya meniti karier, Sandra sudah memiliki usaha baju muslim dan baju Bangkok yang dipasarkan secara online. Usaha ini dilakoninya hingga tahun 2015. Tetapi karena tertipu oleh teman sendiri, akhirnya usaha baju muslim online ini pun terpaksa ditutupnya.
“Akhirnya pada tahun 2016 saya memberanikan diri untuk membangun usaha kembali tapi kali ini bukan di bidang fashion, tapi lebih ke bidang makanan. Berawal dari iseng membuat masakan khas Bali yaitu Ayam Betutu…dan dari keisengan yang mendapatkan respon positif dari teman-teman, akhirnya saya memberanikan diri untuk lebih menekuni usaha kuliner khas Bali yang bermodalkan resep turun temurun keluarga,” ungkap Sandra yang sangat bersyukur usaha Made_Dapur miliknya tersebut berkembang cukup pesat hingga saat ini.
Info Lebih Lanjut:
Made-Dapuw
IG : @made_dapur