MajalahInspiratif.com, Jakarta – Marie Shantica Wibisana, seorang remaja perempuan yang hobi menggambar, berimajinasi, membuat animasi Youtube dan overthinking. Ia duduk di bangku kelas 2 SMA dan baru saja berulang tahun ke 17.
Di dalam profil Instagramnya, @the_maro_senpai, dipenuhi gambar komik dengan warna-warna ceria. Marie menceritakan tentang kehidupan sehari-harinya berbentuk komik layaknya anak remaja Jakarta secara apa adanya, membumi dan penuh komedi. Salah satu komiknya yang cukup menarik perhatian dan menghibur adalah tentang resolusi tahunan yang kerap dirancang di setiap awal tahun, meski terkadang tidak semua tercapai. Dalam komik yang dibuatnya tersebut, Marie seakan ingin mengajak orang untuk tidak membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Karena hal itu membuat kita jadi hilang fokus kepada diri sendiri. “Tidak apa-apa jika kita belum berhasil meraih semua target, yang penting kita sudah berusaha,” tekan Marie.
Berawal dari Hobi. Marie atau Maro, sapaan akrabnya merupakan anak tunggal. Menjadi anak tunggal bukan berarti ia bisa bermalas-malasan atau berlaku sesuka-hati. Justru anak tunggal mengemban tanggung jawab, pressure, tuntutan dan harapan yang cukup berat, terutama dari orang tua yang tentu saja menaruh harapan besar kepadanya. Menjadi anak tunggal juga berarti dia harus sering sendirian di rumah, terutama saat kedua orang tuanya bepergian ke luar kota. Namun demikian, alih-alih merasa bosan karena sendirian Marie mengakui bahwa kesendirian terkadang menjadi moment yang produktif dan menyenangkan karena dia dapat fokus belajar dan bereksperimen mengeksplor berbagai macam hal seperti merampungkan video animasi, menggambar komik atau mencoba memasak resep baru.
Saat ini Marie, yang lahir di tahun 2005 menempuh pendidikan di IPEKA Integrated Christian School (IICS), mengambil kurikulum International Baccalaureate atau IB diploma yang terkenal cukup menantang bagi siswa SMA.
“Tapi hobi saya itu bukan belajar yaa! Jujur, saya bukan orang yang gila belajar. Kalau ditanya hobi, saya suka menggambar seni digital, komik dan animasi! Saya juga suka nonton video YouTube bertema self-help, stand up comedy, dan animasi!,” ungkap penggemar karya-karya William Shakespeare ini.
Hobi menggambar yang ditekuni Marie diperoleh dari pembelajaran otodidak sejak masih kanak-kanan. Sejak kecil, ia suka corat-coret atau menggambar orang dan berkali-kali memenangkan lomba lukis secara tradisional. Tidak berlangsung lama, Marie memilih pindah ke pelukisan secara digital karena dinilai lebih eksploratif. Sejak pandemi, tepatnya di tahun 2020, bersamaan dengan dimulainya ‘online school’, Marie mengoptimasi laptopnya agar dapat digunakan untuk menggambar digital dan mengunduh berbagai aplikasi, seperti Magiback lalu mulai belajar secara otodidak dari Youtube untuk mengoperasikannya.
Jelajahi Dunia Youtuber. Sejak pandemi COVID-19 yang mulai mewabah di Indonesia pada awal tahun 2020, pemerintah melakukan berbagai cara demi memperkecil angka penyebaran. Salah satu dengan menghimbau masyarakat untuk stay at home. Selain work from home (WFH), semua kegiatan belajar-mengajar juga harus dijalani dalam jaringan (daring).
Demi mengusir kejenuhan selama di rumah aja, Marie menjajal kemampuan lain dengan masuk ke dunia baru sebagai Youtuber. Ia membuat channel pribadi yang berisi berbagai tips dan trik praktis dalam belajar serta video animatics atau animasi and music yang menggabungkan animasi hasil kreasi tangannya dengan lantunan musik sebagai back song. Dalam salah satu video yang disuguhkan Marie di @youtube.com/channel/Ucvrgh1LeAELciL-SqpxoVow, ia menegaskan bahwa setiap manusia harus memiliki ‘self love’ dan bisa memaklumi diri sendiri. Sehingga tidak mudah stress dan tertekan.
Rangkaian Prestasi. Selain berbagai macam lomba lukis yang telah dimenangkan seperti GlobalArt – BNI Competition sebagai Champion, Marie beberapa kali memenangkan Lomba Public speaking dan Debat, mulai dari Juara 1 Inflama Cup Public Speaking Competition se-Jabodetabek yang diadakan oleh Yayasan IPEKA, Juara 1 lomba Blazecup Junior Division Team-Debate se-Jabodetabek yang diadakan oleh Sekolah Lentera Indonesia. Dan secara Internasional, Marie pernah mengikuti kejuaraan World Scholar Cup (WSC) hingga babak Final yang berlangsung di Yale University, Connecticut , USA. Walau Marie tidak berhasil meraih predikat juara di Yale dan hanya mendapat Silver Medal, namun pada saat babak penyisihan Regional di Melbourne, Marie sempat menyabet banyak sekali medali dan menyabet gelar sebagai World’s Scholar’s Cup 2019, Top 100 Debater (Junior Round) dan World’s Scholar’s Cup 2019 merebut Gold Medalist. Bagi Marie, perlombaan ajang International tersebut bukan hanya untuk mengukur kemampuan diri di ajang Internasional, tapi juga membuatnya memperoleh pengalaman dan exposure serta mendapat banyak teman dari seluruh pelosok dunia.
Prestasi Akademik tidak kalah penting bagi Marie. Sebagai murid, dia sering meraih gelar Juara Kelas di mata pelajaran seperti di bidang Fisika, Matematika dan Bahasa, baik Inggris maupun Indonesia. Marie mengaku sangat menyukai pelajaran Matematika seperti dia menyukai pelajaran Seni Rupa. Walau kedengaran berbeda, menurut Marie, kedua pelajaran ini sama-sama membutuhkan ‘creative thinking’.
Peran guru sangatlah penting bagi Marie. “Beruntung jika murid bisa mendapat guru yang sabar dan baik,” ucapnya. Seperti yang dialami sendiri oleh Marie di sekolahnya. beberapa guru seperti guru Matematika dan komputernya, selain sangat pintar, sistematis dan sangat komunikatif, mereka juga sangat sabar dan mau ‘direcokin’ kapan saja – bahkan kadang di hari libur – olehnya apabila dia sedang bingung menyelesaikan suatu persoalan. Hal ini tentu saja sangat membantunya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar apalagi saat Daring dimana tatap muka masih sangat jarang bisa dilakukan.
Aktif di Organisasi. Marie termasuk sosok yang sangat aktif dan suka berorganisasi. Sejak duduk di tingkat SMA, Marie dan sahabat-sahabatnya membentuk Palette of Wonders (POW) Art Club, yakni organisasi non-profit yang mendukung generasi muda pecinta seni dan kreativitas
Di organisai dengan akun Instagram Https://www.instagram.com/paletteofwonders, Marie menjabat sebagai Founder dan Leader. Bersama beberapa teman, Marie juga aktif menjalankan organisasi sosial atau charity bernama Boxes O’Hope. Yakni Community Service Organization yang mendaulatnya sebagai Tim Sos-med. Kegiatan organisasi ini adalah mengumpulkan dana dengan cara berjualan. Misalnya menjual makanan kreasi olahan sendiri, hasil penjualan kemudian disalurkan kepada para pihak yang membutuhkan. Di Organisasi Siswa Inter Sekolah (OSIS), Marie menjabat sebagai Tim Kreatif OSIS SMA IICS.
Tantangan Selama Daring. Menghadapi sekolah daring yang mengharuskan tiap pelajar beradaptasi dengan cepat bukan hal mudah. Meskipun Marie meyakini bahwa setiap tantangan yang ada bersifat wajar dan manusiawi, tetapi ia tak menyangkal harus berupaya lebih keras selama melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tersebut.
“Tidak ada field trip atau camping sekolah, jarang bertemu teman dan guru, tugas kelompok yang terasa canggung, dalam Zoom atau Google Meet semuanya bisa diam tanpa sepata kata pun, tidak ada diskusi dan orang lain dengan mudahnya mengatakan kalau wifi kurang bagus. Saya jadi sering sakit kepala karena terlalu sering melihat layar yang akhirnya berlanjut ke insomnia,” keluh Marie.
Namun demikian, Marie percaya tantangan akan selalu ada. Ia juga yakin bahwa setiap orang pasti pernah merasakan stress atau tekanan selama menghadapi Daring. Namun Marie melihat tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara mental. Masa pandemi ini menjadi ruang permenungan bagi Marie untuk mendalami passion dan meningkatkan kreativitas di tengah waktu luangnya juga.
“Ini seperti persiapan saya untuk menjadi orang dewasa yang tegar dan pantang menyerah. Walau pasti akan ada saat di mana saya merasa down, gagal dan tidak berguna, takut menjadi beban untuk orang tua karena saya memang tidak sempurna. Saya tidak mau memaksakan diri untuk selalu menjadi positive thinking terhadap semua masalah. Menurut saya, tidak apa-apa jika kadang kita sadar bahwa ada kondisi dimana kita tidak selalu harus positif atau bersyukur. Hal ini membantu kita agar bisa selalu alert, mawas diri, segera mengkoreksi diri dan menganalisa situasi, kenapa bisa gagal, apanya yang salah, dan bagaimana agar kedepannya dia tidak melakukan kesalahan yang sama,” tutur Marie, bijak.
Marie pun membagikan trik dalam menghadapi tantangan sekolah daring. Dimulai dengan mencoba lebih aktif di kelas online dan berusaha mengenali setiap guru dengan bersikap ramah terhadap mereka juga. “Kondisi daring saat ini tidak mudah bagi siapa saja dan guru juga manusia yang memiliki perasaan. Mereka, pada intinya punya tujuan sama dengan kita, sama-sama ingin kita berhasil dan memperoleh nilai bagus. Jika kita enggan berkomunikasi dengan mereka, bagaimana mereka bisa membantu kita?,” tuturnya.
Dengan cara tersebut, Marie merasa lebih mudah bertanya kepada guru ketika bingung tanpa merasa canggung. Trik belajar lain yang dilakukan adalah merekam pelajaran di kelas menggunakan screen recorder. Tujuannya agar bisa mendengarkan kembali pelajaran jika ada yang terlupakan.
Passion dan Hobi. Selama pandemi, Marie menghabiskan waktu dengan menekuni hobi menggambar dan membuat animasi di kanal YouTube-nya. Ia juga menggambar anime lalu meng-upload di akun Instagram. Lewat hobi yang ditekuni, Marie berharap dapat melangkah menjadi Animator, dan setelah melanjutkan study di bidang Teknik Informatika, kelak ia bisa menjadi seorang Programmer.
Selain menggambar, gadis berwajah oriental ini juga hobi membaca. Bagi Marie, membaca terasa bermanfaat karena membawanya mendapat banyak ide menulis komik. “Dulu saya tidak suka membaca buku, karena gampang bosan. Namun, semenjak mami kasih komik Doraemon bekas, saya jadi suka membaca apa saja,” ceritanya.
Karena sangat suka membaca, di rumah Marie memiliki perpustakaan sendiri. Koleksi buku-buku yang dibacanya sejak SD bahkan terus dirawat sampai sekarang.
Dukungan Keluarga. Marie bersyukur mendapatkan dukungan keluarga secara penuh terhadap hobi dan cita-citanya. Kedua orang tuanya sangat mendukung dan memberinya kebebasan yang cukup. Jika Marie merasa letih dan bosan, mereka selalu ada dan tidak pernah berhenti memberikan semangat. Mereka juga sangat mendukung cita-cita Marie untuk kuliah di salah satu universitas di luar negeri.
“Selama masa pandemi, kita tidak sendirian. Jika kita merasa stress, ingin menangis, maka menangislah dan tidak perlu ditahan. Jika saya merasa sedih, saya akan mencari sesuatu yang membuat tidak sedih lagi seperti curhat atau menggambar. support system memang penting, jadi jangan pendam semuanya sendiri. Jika tidak ada teman curhat, tulislah di Jurnal atau diary,” nasehatnya.