MajalahInspiratif.com, Jakarta – Luh Hesti Ranitasari, S.E., M.M perempuan cantik, energik dan penuh percaya diri, merupakan Anggota Dewan termuda dan sebagai Ketua Fraksi termuda di DPRD. Kiprah Rani, panggilan akrabnya, tak perlu diragukan lagi. Sebagai Anggota Dewan termuda, ia berhasil melangkahi senior-senior yang sudah lebih dulu berkecimpung di Demokrat. Perempuan kelahiran Singaraja, 8 Maret ini, sempat mendapat pandangan negatif ketika ia berusaha menapaki kariernya di dunia politik.
“Saya sempat diragukan karena saya melangkahi senior saya yang sudah berkecimpung di Demokrat, tapi saya bernasib baik dan juga karena kinerja saya. Akhirnya saya selesaikan masa jabatan saya dan maju lagi sebagai Ketua Komisi. Saya berhasil menuntaskannya, meskipun banyak cibiran yang saya rasakan dan saya sekarang sebagai Ketua Komisi 4 di Bidang Pendidikan, Olahraga, Kebudayaan, Perlindungan Anak dan Lingkungan Hidup yang bertanggung jawab penuh terhadap masyarakat.”
Mencintai pekerjaan dan fokus seperti orang yang mencintai dirinya sendiri merupakan kunci keberhasilan Rani dalam menapaki setiap babak dalam perjalanan kehidupan. Jatuh cinta terhadap pekerjaan adalah hal yang penting dan tidak dapat diabaikan. Rani selalu mengingat nasehat Almarhum Ayah tercinta untuk tetap teguh berdiri dan berjuang karena menjadi Anggota Dewan di Buleleng tidak mudah. Selain itu, Letkol Teguh Dwi Raharja, S.Sos, sang suami tercinta, tidak pernah berhenti mendukung dan mendorong Rani untuk menjalankan tugas-tugas dengan baik.
Mencintai pekerjaan dengan ikhlas merupakan trik agar Rani memiliki hati terbuka untuk mendengarkan aspirasi rakyat. Berbagai masalah dengan latar belakang perempuan, pendidikan, dan perlindungan anak menjadi santapan sehari-hari yang tidak hanya didengarkan, tetapi harus diselesaikan dengan bijaksana.
“Mencintai pekerjaan adalah hal yang paling penting. Saya melakukannya dan punya ritme kerja yang jelas. Saya selalu senang untuk mendengarkan aspirasi rakyat dan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan permasalahan. Kedisiplinan juga point selanjutnya yang saya perhatikan agar semua berjalan sesuai dengan ritmenya.”
Menjaga Hati dalam Pekerjaan dan Bisnis. Tidak hanya mendengarkan aspirasi rakyat, Rani juga ikut terjun memberikan pelatihan dan pernah mengelola anggaran hibah Bansos. Ia membantu kelompok-kelompok seperti salon, ternak sapi, pembuat tas dan lain-lain. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi ia memang senang untuk membina dan mendampingi ibu-ibu. Untuk mengiringi pekerjaan agar tetap berjalan sesuai dengan koridornya, Rani menanamkan prinsip kejujuran.
Selain menjadi Anggota Dewan, Rani juga memiliki kegiatan lain yaitu berbisnis. Ia memiliki bisnis Alfamart, Indomaret, sekolah perhotelan, bisnis cuci mobil dan kost-kostan. Tak hanya itu, berhubung Rani hobi mengajar dan tidak money oriented, ia masih mendedikasikan dirinya untuk dunia pendidikan.
“Rajin sholat, menjaga diri dan waspasa untuk mawas diri. Suami saya juga selalu mengingatkan untuk bersikap dan bertindak jujur.”
Cerdas Membagi Waktu. Skala prioritas harian menjadi kunci utama yang ditanamkan Rani dalam membagi waktu sebagai anggota Persit dan Parlemen. Bukan hal mudah. Namun ketika semua dijalankan dengan keyakinan dan hati, maka ia berhasil melewati setiap prosesnya melalui kebiasaan merenung setiap jam delapan malam.
“Saya selalu merenung yang mana skala prioritas harian yang didahulukan. Jadi Minggu bersama keluarga. Hari Senin sampai Kamis, saya bekerja di DPR. Di hari yang sama, selesai bekerja di DPR, saya melakukan monitoring bisnis dan kembali ke keluarga.”
Di tengah kesibukan yang padat, Hesti tak pernah meninggalkan waktu untuk diri sendiri. Ia senang mengurusi bunga, ke salon untuk perawatan dan treatment.
“Perawatan rutin yang dilakukan seperti pijat, lulur, spa, facial dan masker rambut. Kira-kira dalam waktu tiga jam, saya menyempatkan diri untuk melakukan perawatan. Untuk treatment modern seperti Filler dan Botox, saya tidak pernah melakukannya karena jujur saya takut jarum dan lebih senang perawatan yang alami.”
Rencana dan Target ke Depan. Mematangkan pengalaman dan keyakinan untuk melangkah ke depan membutuhkan persiapan dan strategi yang tepat. Tak terkecuali Rani yang berusaha untuk mempersiapkan diri saat ia memiliki rencana untuk maju ke Pilkada 2024. Selain itu, Rani memiliki keinginan untuk memiliki bisnis dan terus mendukung karier suami.
“Saya ada rencana untuk maju ke Pilkada di saat usia menginjak 40 tahun. Tujuannya agar lebih matang pemikirannya. Kalau sekarang mungkin emosi saya belum terkontrol karena kalau jadi Pemerintah Daerah harus sabar dan memiliki emosi yang stabil.”
Untuk saat ini, Rani berusaha menerima segala aspirasi, kritik dan saran dari masyarakat. Ia tidak pernah menutup diri dari suara dan kedekatan dengan masyarakat. Rani tidak pernah menjaga jarak dengan masyarakat dan berusaha untuk memberikan ruang untuk berkomunikasi dan membalas pesan. Kegiatan ini menjadi bagian sederhana dalam proses perjalanan Rani membangun mental dan keyakinan untuk terus maju mendampingi rakyat menuju kesejahteraannya.
“Saya menjadi Anggota Dewan dengan menduduki full kursi. Ini harapannya. Di 2024, saya berharap dapat menduduki 1 kursi penuh sebanyak 10 ribu suara. Saya juga berharap dapat mewujudkan dan merealisasikan gedung panek di Buleleng.”
Pesan Perempuan Indonesia. Sebagai perempuan Indonesia, Rani berharap semua perempuan memiliki keyakinan untuk menghargai, mencintai dan menjaga diri baik-baik. Dari banyak kasus yang terjadi di Indonesia, Rani menyadari banyak orang mengganggap sebelah mata kepada perempuan.
“Mungkin karena tanpa kita sadari itu yang membuat diri kita sendiri. Untuk menjaga diri, waspada diri, supaya tidak ada celah sedikit pun orang berbuat jahat sama kita apalagi membuat nama kita tidak baik. Kedua selalu ingat sama Tuhan dan keluarga karena kalau di kabupaten kami, lebih banyak orang yang berumahtangga dan mengalami KDRT. Pesan saya saling menghargai khususnya dengan suami. Kalau di luar, saya pejabat. Kalau di rumah saya sebagai seorang istri yang tetap menjalankan tanggung jawab sebagai istri.”