MajalahInspiratif.com, Jakarta – Tantangan demi tantangan mampu diatasi Lailatul Rokhmah saat ia memutuskan untuk menjadi entrepreneur. Terinspirasi dari sosok Sang Mama yang memiliki peran sangat dominan dalam hidupnya, Layla, begitu ia biasa disapa, memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis agar tetap bisa fokus pada keluarga. Kini Layla sukses mengembangkan usaha kuliner dengan brand Layla Cake yang terus bertumbuh hingga memiliki 11 cabang di kawasan Tangerang.
Sebelum menjadi entrepreneur sukses, Lailatul Rokhmah memiliki karier sebagai karyawan perusahaan di bidang kontraktor bangunan selepas lulus S1 jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
“Selama 5 tahun sejak lulus kuliah, saya sempat berkarier di beberapa bidang. Mulai dari Sales suatu produk, Administrasi, Drafter Bangunan, Purchasing, sampai Perencanaan Jalan Raya. Lokasinya juga berbeda-beda ada di Lamongan, Jawa Timur, tempat kelahiran saya, di Surabaya, Denpasar, Bandung, Jakarta, dan yang terakhir di Tangerang,” kenang wanita kelahiran Lamongan, 3 Februari ini.
Saat menjadi karyawan, Layla tidak berorientasi pada besaran gaji. Ia tidak pernah mematok besaran gaji ketika diterima di suatu perusahaan, sesuai prinsipnya mengerjakan pekerjaan lebih dari target yang diberikan perusahaan. Dengan begitu, perusahaan akan menggaji sesuai dengan kemampuannya.
Layla banyak mendapatkan pengalaman berharga di tempat kerjanya. Baginya, di manapun kita bekerja adalah tempat belajar. Dari tempat kerja, ia pun mengetahui hanyak hal, termasuk memanajemen karyawan, membuat Standart Operational Prosedure (SOP), bagaimana berinteraksi yang baik dengan atasan maupun bawahan, dan sebagainya.
Terinspirasi Sang Mama. Setelah bekerja sebagai karyawan selama 5 tahun, Layla memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Ia terinspirasi menjadi pengusaha dari orang tua, terutama ibunya. “Dari kecil saya melihat Mama menjalankan usahanya dari rumah, sekaligus berperan sebagai ibu rumah tangga yang menurut saya sangat keren. Beliau bisa membagi waktu dengan baik. Meskipun sangat sibuk, beliau masih sempat memasak buat keluarga, mempunyai kedekatan baik komunikasi maupun emosional dengan anak-anaknya. Beliau juga masih sempat berkumpul dengan komunitas, berorganisasi kemasyarakatan maupun keagamaan,” paparnya ramah.
Sejak dari Sekolah Dasar, Layla memang sudah terbiasa membantu pekerjaan orang tua. Sepulang sekolah, ia selalu menemani Mamanya menjaga toko. Saat itulah ia melakukan interaksi dengan konsumen dan itu sangat disukainya. “Saya melayani para pelanggan, terkadang juga mengecek barang yang datang dari supplier dan menyusunnya dengan rapi di gudang,” ujarnya mengenang.
Layla sangat mensyukuri pelajaran hidup dengan kedua orang tuanya, karena tentunya ini tidak diajarkan di sekolah formal. Salah satunya mengenai bagaimana kita harus bekerja keras, menjalin hubungan yang baik dengan rekanan, sekaligus manajemen waktu antara bisnis dan keluarga.
Selain itu, Layla juga sangat terbantu dari pengalamannya bekerja untuk membuat team work di dalam usahanya sendiri. Setidaknya ia sedikit tahu apa yang membuat karyawan tidak nyaman dalam bekerja, apa yang menjadi harapan mereka, dan yang paling penting adalah bagaimana karyawan bisa mencintai pekerjaan dan lingkungan kerjanya. “Karena buat saya, bekerja itu harus happy dan sesuai passion sehingga bisa menikmati proses belajarnya,” ujarnya.
Layla pun sangat bahagia ketika karyawan bisa memberi banyak ide untuk kemajuan perusahaan. Ia selalu memberi kesempatan seluas-luasnya untuk generasi muda dalam mengembangkan ide-idenya. Ia menilai anak-anak muda mempunyai ide-ide yang fresh terutama dalam pengetahuan perkembangan media sosial dan IT. Baginya mereka adalah partner, teman diskusi dalam bekerja sekaligus keluarga besarnya.
Inovasi Bisnis. Sejak awal membuka usaha kuliner dengan brand Layla Cake, Layla sangat memanfaatkan media sosial dalam marketing. Ia mengkomunikasikan kelebihan produk-produknya kepada konsumen dengan gambar dan konten-konten yang menarik. Tidak ada hari yang terlewatkan tanpa membuat iklan di media sosial.
Menurut Layla, dalam bisnis kuliner yang harus dinomorsatukan tentunya adalah rasa. “Dengan rasa dan harga yang terjangkau, kami tidak kesulitan dalam mempromosikan produk. Kami tidak harus membuat banyak strategi promo. Karena testimoni customer sudah berbicara,” tegasnya.
Ditambahkan Layla, usaha kuliner layaknya bisnis fashion yang harus mengikuti trend terbaru, namun tetap mempertahankan ciri khas. Salah satu ciri khas yang begitu menonjol dari varian menu yang ditawarkan Layla Cake adalah limpahan cokelat yang royal.
Sejak memulai bisnis, Layla mempunyai pandangan, agar usahanya selalu diingat oleh masyarakat dan setidaknya harus menjadi tiga besar dalam deretan teratas. Ia pun berupaya agar Layla Cake menjadi nomor satu dalam varian Kue Ulang Tahun. Oleh karena itu, Layla menciptakan inovasi dengan menyediakan puluhan base cake dan ribuan model kue ulang tahun baik untuk anak-anak, remaja hingga dewasa, dengan variatif seperti sport maupun aneka karakter.
“Di toko kami juga dilengkapi berbagai macam aksesori yang mendukung dalam perayaan acara ulang tahun. Karena saya ingin Layla Cake menjadi one stop shopping untuk perayaan acara ulang tahun. Tidak hanya kue Ultah, sekarang Layla Cake juga menyediakan aneka bakery, pudding, dessert, cookies maupun cokelat,” tandasnya.
Persaingan Bisnis. Layla menyadari bisnis kuliner adalah bisnis yang paling sering dipilih orang saat akan berpikir memulai bisnis. Hal ini karena makanan adalah salah satu kebutuhan manusia tiap hari. Selain itu usaha kuliner bisa dimulai dengan modal yang relatif kecil dengan pangsa pasar yang lumayan besar. Hal ini membuat persaingan di dunia bisnis kuliner tidak ada matinya. Setiap saat akan bermunculan produk-produk makanan baru dengan varian dan kualitas yang berbeda-beda.
“Tapi kita tidak perlu takut dengan persaingan. Adanya persaingan justru mendorong kita selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari. Strateginya, selain meningkakan kualitas rasa, meningkatkan kualitas pelayanan, yang tak kalah penting adalah adanya faktor pembeda antara produk kita dengan produk yang sejenis,” tandasnya.
Di Layla Cake, model kue yang selalu mengikuti tren terbaru adalah salah satu pembeda dengan kompetitor. Tiap minggu Layla Cake akan mengeluarkan produk baru, dan mengeliminir produk yang kurang diminati pasar. Dengan cara ini, Layla Cake akan selalu bertahan dengan persaingan usaha sejenis yang akan selalu tumbuh dan membanjiri pasar.
Tetap Berperan Sebagai Orang Tua Lengkap
Saat memulai usaha, Layla harus pintar membagi waktu antara keluarga dan bisnis. Apalagi saat itu ia mempunyai 2 balita berusia 2 dan 4 tahun. “Tapi satu yang sangat saya syukuri, saya mempunyai suami yang sangat mendukung usaha saya. Dalam urusan domestik keluarga, peran suami sangat membantu. Kami mengerjakan pekerjaan rumah tangga secara bersama-sama, tanpa mengkotak-kotakkan antara apa tugas istri dan apa tugas suami,” jelas ibu dari M. Zulfan Zein Alhafidz (SMA kelas 11) dan Sarah Zeta Zein AlZahra (SMP kelas 9) ini.
Meski baru merintis bisnis dan sang suami, Mohammad Nasyith Zein juga bekerja di sebuah perusahaan, namun keduanya tetap menjalani peran sebagai orang tua lengkap yang baik. Keduanya tidak melewatkan untuk menemani tumbuh kembang anak-anak mereka, mulai dari menemani belajar, mengantar dan menjemput sekolah sampai menemani tidur. Bahkan itu semua dilakukan keduanya tanpa bantuan asisten rumah tangga.
Rancang Sistem Autopilot
Kini saat bisnis mulai berkembang, Layla merasakan tantangan yang berbeda. Ia tidak ingin terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang tentunya membutuhkan waktu yang sangat banyak. Saat ini tantangan terbesarnya adalah bagaimana membuat bisnis ini autopilot.
“Setelah mendirikan, mengembangkan, selanjutnya adalah bagaimana mulai melepas keterlibatan secara langsung peran saya di perusahaan. Dengan begitu saya bisa lebih fokus untuk mengembangkan usaha dengan membuka beberapa cabang di berbagai daerah. Di sini kembali saya dan suami berbagi peran. Beliau beberapa tahun lalu mulai resign dari pekerjaannya dan sekarang full membantu saya dalam mengelola usaha ini. Saya lebih fokus di marketing dan pengembangan produk, sedangkan suami memegang kendali sebagai CEO,” paparnya.
Untuk mewujudkan goal agar bisnisnya menjadi autopilot, Layla dan suami mulai membentuk team work yang solid, dan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada team untuk menjalankan bisnis. “Dalam perjalanan ini, kami sering mendapatkan kejutan dengan menemukan talenta-talenta tak terduga dari karyawan, yang tidak akan kita temukan jika kita tidak memberikan kesempatan mereka untuk berkembang dan mengekspresikan kemampuan yang mereka punya. Banyak ide-ide dan gagasan brilian ketika kami berdiskusi dengan team,” tambahnya.
Layla menilai salah satu tidak berkembangnya usaha UMKM karena pemilik usaha sulit memberi kepercayaan atau mendelegasikan tugas kepada karyawan. Ada beberapa alasan, kadang berdalih kalau dikerjakan orang lain maka kualitas produk tidak akan sebaik kalau dikerjakan sendiri. Terkadang juga merasa sayang jika mengeluarkan biaya lebih untuk menggaji karyawan. “Jadi niatkan bahwa usaha kita akan bermanfaat bagi orang lain, baik itu secara ekonomi maupun ilmu dan pengalaman,” ujarnya.
Menurut Layla, untuk mempertahankan kualitas produk ketika pelaku bisnis sudah mendelegasikan tugas ke team work adalah dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang jelas. Tak kalah penting adalah membangun team work yang baik dengan memilih orang-orang yang baik, jujur, dan mau belajar.
Kini Layla Cake telah mempunyai 11 cabang yang tersebar di Tangerang. Tahun depan, Layla dan suami berencana akan berekspansi keluar Tangerang. “Mimpi besar kami adalah Layla Cake akan ada di semua kota di seluruh Indonesia. Dan yang lebih membanggakan buat saya adalah mempunyai keleluasaan waktu, kesibukan saya jauh lebih berkurang dibandingkan saat toko saya baru satu. Karena banyak dari kita setelah usaha berkembang, kita terjebak dalam kesibukan dan tidak punya waktu untuk menikmati hasilnya bersama orang-orang tercinta. Memberi kepercayaan pada orang lain dan managemen waktu adalah kuncinya,” pungkasnya.
Meneladani Sosok Sang Mama
Kebahagiaan keluarga adalah kebahagiaan Layla. Keluarga menjadi tempat pulang ketika ia jenuh dalam rutinitas pekerjaan. Keluarga adalah alasan pertama untuk mewujudkan semua cita-citanya. “Meskipun saya sangat sibuk ketika awal merintis Layla Cake, tetapi satu yang tidak pernah saya dan suami sesali adalah kami tidak melewatkan menemani tumbuh kembang anak-anak. Sesibuk apapun, saya dan suami akan berbagi tugas dalam merawat anak-anak,” jelas wanita yang juga aktif memberi training kewirausahaan ini.
Bahkan hobi Layla dan suami yang suka wisata kuliner seperti nongkrong di café juga menjadi hobi sekeluarga. Ketika anak-anaknya sudah dewasa, dengan nongkrong di kafe bersama, anak-anaknya bisa menceritakan apa saja kegiatan yang sudah dilakukan maupun yang akan mereka kerjakan di masa akan datang. “Ke depan, saya ingin mengajarkan mereka kemandirian, kemerdekaan finansial, dan bagaimana kita bisa memberi manfaat buat manusia lainnya,” ujarnya.
Saat ini buah hati Layla dan suami bersekolah di Boarding School, sehingga mereka dibatasi dalam pemakaian gadget dan pergaulan bebas. Saat mereka di rumah, Layla dan suami tidak ada peraturan untuk membatasi dalam pemakaian gadget. Akan tetapi ia mengedepankan komunikasi keluarga dan berkegiatan bersama.
“Anak-anak lebih suka berdiskusi berbagai hal, menghabiskan waktu di perpustakaan keluarga, bermain musik bersama dan ada kalanya kami bermain gadget bersama,” terangnya.
Layla menyadari bahwa Ibu menjadi sekolah pertama buat anak-anaknya. Layla pun meneladani sosok Sang Mama yang memiliki peran sangat dominan dalam hidupnya. “Beliau mendidik anaknya dengan teladan, beliau adalah sosok pekerja keras, tetapi sekaligus manager keluarga yang terbaik buat anak-anaknya. Tidak ada kata lelah adalah salah satu sikap yang diturunkan beliau pada saya. Saat itu, beliau menjadi wanita yang tangguh dan sangat berdampak bagi perekonomian keluarga. Saat ini saya ingin memaknainya menjadi lebih luas. Seorang wanita harus mempunyai dampak yang lebih luas bagi masyarakat,” paparnya.
Menjadi seorang ibu merupakan tugas yang sangat istimewa. Bagi Layla, tugas mengasuh anak bukanlah pekerjaan yang sederhana, apalagi kalau harus dibarengi dengan tuntutan bekerja untuk mencari nafkah. Di sini perempuan harus benar-benar bisa membagi waktu antara karier dengan keluarga.
“Ijin suami dan keluarga tentunya menjadi faktor utama, sehingga kita bisa bersinergi untuk meraih tujuan bersama. Bagi saya, perempuan bekerja bukan hanya melulu untuk alasan ekonomi, tapi lebih dari itu adalah tempat untuk mengekspresikan diri dan memberi manfaat untuk masyarakat luas, minimal buat keluarga,” tambahnya.
Layla pun berpesan kepada para perempuan Indonesia, terutama mereka yang telah menyandang status sebagai seorang ibu, bahwasanya apa yang kita lakukan aat ini akan sangat menginspirasi anak-anak kita kelak. Untuk itu jadikan momen menjadi ibu sebagai ajang mencetak prestasi sebaik-baiknya.
Info Lebih Lanjut:
Instagram : @laylacake_bakery
Whatsapp : 085281966782