MajalahInspiratif.com, Jakarta – Memiliki buah hati berprestasi dan good attitude, adalah sebuah kebanggaan bagi Indah Ima Apriani. Namun, bukan hal mudah bagi pengusaha fashion dan property ini untuk mewujudkannya. Dibutuhkan pola asuh yang konsisten dan komunikasi yang intens demi meraih hati putra-putrinya. Hingga saat ini, ia bahkan hanya menyediakan 1 televisi di rumah dan menempatkan mereka dalam 1 kamar tidur demi menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling memiliki.
Setiap anak terlahir laksana kertas putih. Mereka tidak mempunyai dosa dan kesalahan serta keburukan yang membuat kertas itu menjadi hitam. Namun, pola asuh orangtua dan lingkunganlah yang pada akhirnya membentuk karakter mereka menjadi berwarni-warni.
Untuk itu, adalah kewajiban orangtua untuk menerapkan pola asuh dan pendidikan terbaik bagi buah hati. Sehingga, mampu membentengi anak-anak dari pengaruh buruk lingkungan.
Hal tersebut sangat disadari oleh Indah Ima Apriani. Bersama sang suami, Bobby Kartika Chandra, pengusaha property konsisten dalam menerapkan pola asuh bagi kedua buah hati mereka, Shafira dan Saverio. Indah dan Bobby, begitu keduanya akrab disapa, juga meyakini, bahwasanya kekeliruan dalam menerapkan pola asuh, dapat membuat mental anak terganggu.
Pola Asuh Sesuai Usia Buat Anak Lebih Terbuka
Ditemui di kantor Inby Fashion, yang digawanginya, Indah banyak berbagi cerita menarik. Terutama perihal pola asuh yang selama ini ia terapkan kepada putra-putri yang biasa dipanggil Fira dan Rio, sehingga keduanya tumbuh menjadi mahasiswi dan siswa berprestasi dengan segudang talenta.
“Soal pola asuh, saya banyak belajar dari Mama-Papa, kebetulan Papa pernah menjabat sebagai K3S (Pemimpin Kepala Sekolah), yang saat ini menduduki posisi sebagai Pembina Yayasan Sekolah Al-Ihsan. Beliau sangat memahami Ilmu Konseling. Sejak saya kecil, saya sudah dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan di rumah, diminta berpendapat dan berargumen. Membuat saya bukan hanya merasa didengar, tapi juga mengasah saya untuk belajar menganalisa suatu hal. Cara-cara tersebut juga saya terapkan kepada anak-anak sejak mereka kecil hingga saat ini,” tutur Indah, yang ditemani putri sulungnya, Fira, saat membuka percakapan dengan tim Majalah Inspiratif.
Dijabarkan Indah, pola asuh yang ia terapkan kepada Fira dan Rio, disesuaikan dengan usia tumbuh kembang mereka. Diusia 0-7 tahun, Indah tidak memanjakan keduanya dan senantiasa berlaku tegas atas tiap aturan yang ada di rumah. Namun, menjelang remaja keduanya diperlakukan layaknya teman.
“Sewaktu saya kecil, Mama-Papa cukup keras dalam mendidik saya, meskipun saya anak tunggal. Tapi menjelang SMP Kelas 3, orangtua saya terutama Mama menjadikan saya seperti teman.Dan di usia 17 tahun, sudah mulai diberikan kebebasan. Itu yang Mama terapkan kepada saya dan saya terapkan juga ke anak. Inilah yang membuat saya dan Mama sampai saat ini seperti teman, terbuka. Apapun itu, tidak takut untuk cerita kepada beliau. Demikian juga anak-anak kepada saya,” terang Indah.
Komunikasi dan Kebersamaan. Di tengah kesibukan mengurus bisnis-bisnisnya, Indah berupaya memprioritaskan keluarga. Ia pun berusaha hadir dalam setiap moment penting kedua anaknya. Demi menjaga kebersamaan, ia hanya menyediakan satu unit televisi di rumah, yang diletakkan di ruang keluarga.
“Kami memang sengaja tidak menyediakan televisi di ruangan lain apalagi kamar tidur. Selain bisa lebih mengontrol tontonan anak-anak, kami juga tidak ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang individualis. Dan apa yang ditonton juga seringkali menjadi topik pembicaraan kami, sehingga anak-anak terasah untuk lebih komunikatif,” tambahnya.
Dituturkan Indah, komunikasi adalah kunci penting untuk menjaga keharmonisan keluarga. Di sela kesibukan, ia berupaya meluangkan waktu untuk menjemput Fira dan Rio di sekolah atau tempat les.
“Sepanjang perjalanan, kami gunakan untuk ngobrol tentang banyak hal, termasuk tentang apa yang mereka rasakan dan hadapi seharian itu. Sehingga mereka akan terbuka terhadap hal apapun. Di rumah juga seperti itu, menjelang tidur waktu bagi kami untuk family time. Kami luangkan waktu untuk bercerita. Saya bahkan sering melontarkan sebuah pertanyaan agar anak-anak berpendapat. Banyak hal yang menjadi topik kami, seperti narkoba dan seks bebas, yang kemudian kami paparkan juga sisi negatif dari hal-hal tersebut. Sehingga bukan hanya wawasan anak-anak yang bertambah, tapi jadi tameng juga bagi mereka agar tidak terbawa arus pergaulan yang salah,” tekan Indah.
Ditambahkan mantan model era tahun 90-an ini, jika tidak memungkinkan ngobrol secara langsung, baik Indah, Bobby maupun kedua anak mereka akan chatting via grup WhatsApp keluarga.
“Kemana pun, dimana pun dan dengan siapa pun anak-anak pergi, mereka selalu info kepada kami. Mungkin terkesan streng, tapi cara ini kami gunakan agar anak-anak selalu terpantau. Demikian juga dengan pertemanan mereka, selalu kami kontrol, agar tidak salah pergaulan. Karena bagaimana pun linkungan sangat memengaruhi perkembangan mereka,” tekan Indah.
Kini, ketika kedua anaknya telah beranjak dewasa, Indah mensyukuri mereka tumbuh menjadi anak-anak dengan attitude yang baik. Bahkan, Fira yang saat ini menempuh pendidikan S1 di Singapura, mensyukuri pola asuh yang selama ini diterapkan orangtuanya.
“Sebenarnya, waktu kecil seringkali tidak suka dengan aturan ketat yang dibuat Mimi-Pipi, tapi ketika tinggal jauh dari keluarga, aku justru mensyukuri penjagaan mereka selama ini. Aku juga berupaya menjaga kepercayaan mereka, dan menurutku kalau aku melakukan hal bodoh itu tidak sebanding dengan kerja keras dan perjuanganku selama ini,” ungkap Fira, yang tengah menikmati liburan di Indonesia dan dalam kesehariannya di Singapura masih terpantau lewat CCTV di kamarnya.
Tak Segan Ucap Maaf. Sebagai manusia biasa, Indah menyadari tidak luput dari kesalahan. Ketika melakukan kekeliruan atau mengucap kata yang bisa menyinggung perasaan buah hati, ia tidak segan untuk mengucap kata maaf.
“Ada kalanya dengan sengaja atau tidak, kita sebagai orangtua melakukan kekhilafan kepada anak-anak. Saya pribadi, tidak malu untuk say sorry kepada anak ketika salah atau marah yang berlebihan. Tapi setelah itu saya berupaya untuk tidak melakukan hal yang sama di kemudian hari,” terangnya.
Kepada anak-anaknya, Indah juga menanamkan pendidikan moral sejak dini. Kata maaf, tolong dan terima kasih menjadi kata-kata yang ia wajibkan untuk diterapkan anak-anak. “Semua memang tidak semudah membalik telapak tangan. Ketika anak-anak masih kecil, mereka sama seperti kakak-adik pada umumnya yang seringkali bertengkar atau memperebutkan sesuatu. Ketika salah satu dari mereka melakukan kesalahan, saya pun mulanya harus memaksa mereka untuk meminta maaf. Saya sentuh hatinya dan berikan pemahaman betapa sayang saudaranya kepada dia. Oleh sebab itu hingga saat ini kamar tidur mereka tidak kami pisah, supaya mereka memahami arti kebersamaan. Dan sekarang ketika tinggal berjauhan, mereka saling merasa kehilangan dan setiap malam tidak ada yang bisa tidur kalau belum video call,” cerita Indah.
Hingga kini, Indah berupaya untuk tidak melakukan tindak kekerasan pada Fira dan Rio. Ketika anak-anak tidak mengindahkan sarannya, maka ia membiarkan sang anak menjalani pilihan mereka. “Dalam hal tertentu seperti memilih teman dekat, saya sekedar memberikan saran kepada anak-anak. Tetapi jika mereka tidak menuruti saran saya, ya saya biarkan. Karena terkadang anak-anak harus terbentur dahulu, baru menyadari kekeliruan mereka. Saya tidak mau bertindak keras, kecuali untuk sesuatu yang sudah melampaui batas. Dan anak-anak paham hal itu,” tegasnya.
Reward Prestasi dan Tabungan. Selain soal teman dekat, Indah juga tidak menuntut anak-anak harus juara di sekolah. Namun, ia selalu berusaha menyediakan fasilitas yang mampu mendukung prestasi dan bakat kedua buah hatinya. “Mimi-Pipi tidak pernah pressure aku, tapi di situlah aku lebih enjoy buat belajar karena aku merasa tidak ada beban,” imbuh Fira, yang menjadi salah satu mahasiswi Indonesia berprestasi dan sempat diterima di beberapa universitas ternama dunia lewat jalur beasiswa.
Ditambahkan Fira, ketika ia maupun sang adik berprestasi, kedua orangtuanya pun tak segan memberikan reward. Biasanya dalam bentuk suatu barang yang dapat meningkatkan kemampuan mereka. “Misalnya Rio, karena kebetulan ia suka bidang coding, maka ketika dia berprestasi kami kabulkan permintaan untuk menambah kapasitas memori laptopnya,” sahut Indah.
Selain pada bidang akademik, reward juga diberikan ketika target menabung anak-anak tercapai. Cara tersebut dilakukan Indah agar anak-anak semakin termotivasi untuk menabung. “Jadi setiap akhir tahun kami berikan mereka reward untuk tidak membobol tabungan mereka sampai mereka merasa tabungan mereka sudah banyak. Setelah beberapa waktu, kita bongkar tabungannya lalu mereka bisa membeli apa yang selama ini mereka idamkan. Kalau budget-nya kurang, saya tambahkan sedikit sebagai reward. Tetapi kalau masih kurang juga, saya minta mereka menabung lagi. Alhasil, mereka jadi pribadi yang tidak konsumtif. Ketika menginginkan sesuatu juga lebih banyak pertimbangannya dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan handphone mereka dibeli dari tabungan masing-masing. Selain mengajarkan kerja keras, mereka juga lebih menghargai barang yang dibeli dari tabungan mereka,” terang Indah.
Libatkan Anak dalam Bisnis. Setelah menikah, Indah memutuskan melanjutkan kuliahnya yang sempat terputus. Namun ia pindah program studi dari IT ke Pendidikan agar lebih mudah dijalani dan ilmunya dapat diterapkan untuk mendidik anak-anaknya. Sambil kuliah, ia yang juga telah dianugerahi putri cantik pun lebih fokus mengurus keluarga. Saat kedua buah hati kian bertumbuh, kesibukan Indah sebagai ibu rumah tangga makin berkurang. Demi mengisi waktu, ia yang sejak remaja telah menekuni bisnis, memutuskan untuk come back dan menjalani bisnis fashion.
“Setelah kuliah selesai dan anak-anak juga sudah mandiri, akhirnya saya kembali berbisnis. Mulanya sekedar menjadi reseller baju-baju anak yang saya tawarkan secara online lewat Facebook dan Blackberry Messenger atau secara langsung ke orang tua murid saat menjemput anak-anak dari sekolah dan les. Ternyata responnya sangat bagus, saya bisa menjual ratusan baju, sampai-sampai produsennya minta tolong saya pasarkan produk-produk lain. Begitu juga ketika ada seorang teman yang meminta saya menjualkan busana muslim, laris manis dalam waktu kurang dari 24 jam,” tutur Indah, bangga.
Meski di awal sang suami, Bobby, cukup keberatan dengan langkah Indah dalam merintis bisnis, namun kini dukungan dari belahan jiwa dan kedua anaknya seakan mengalir deras. “Sejak beranjak remaja, bahkan Fira sudah mulai saya arahkan untuk melanjutkan bisnis-bisnis ini kelak. Apalagi, kami cukup se-frekuensi, memiliki passion yang sama di bidang kecantikan dan fashion. Ia sempat kami arahkan masuk kuliah Kedokteran agar nantinya kami bisa membangun bisnis klinik kecantikan. Namun urung terlaksana karena Fira lebih memilihi bidang business,” tutur Indah.
Meski demikian, program study yang dipil Buih Fira justru mampu mendukung bisnis-bisnis Indah. Apalagi saat ini dunia digital memiliki peran penting dalam sebuah usaha. Di sela kesibukan kuliah, Fira bahkan masih membantu Sang Mama menjalankan bisnis. “Anak-anak memang saya libatkan dalam bisnis ini. Saya bahkan memberikan tugas kepada Fira untuk mencari supplier dari Bangkok atau China yang bisa mengirim baju-baju bagus untuk kami pasarkan di Indonesia. Supaya Fira memiliki kesibukan dan lebih terpantau. Jadi selain menjadi Brand Ambassador kampusnya, Fira juga menjadi karyawan INBY House. Dan kami berikan gaji supaya dia lebih semangat,” tambahnya.
Diakui Fira, kecintaannya pada dunia bisnis membuatnya tidak merasa terbebani dengan tugas yang diberikan Sang Mama. Semenjak duduk di bangku SD, gadis cantik ini memang sudah hobi berjualan. “Setiap ambil raport, aku sering dengar guruku komplen ke Mimi karena aku jualan terus di kelas. Produk yang aku jual juga beragam, seperti gambar kartun buatanku, pensil-pensil lucu atau apa saja. Jadi memang sudah hobi jualan sejak kecil,” terang Fira seraya tertawa.
Dukung Bisnis Suami. Selain disibukkan dengan management INBY House, hingga saat ini Indah juga turut andil dalam menciptakan ide-ide kreatif pembuatan konten untuk media sosial bisnis-bisnisnya. Ia juga tak segan terlibat langsung sebagai model maupun pemeran konten-konten lucu.
Tak hanya itu, perempuan berusia 41 tahun yang masih terlihat muda ini, juga banyak disibukkan dengan aktivitas mendukung bisnis property yang dijalankan Bobby. “Kebetulan suami melanjutkan bisnis keluarga yang sebelumnya dirintis almarhum ayahnya. Sebagai developer property di bawah bendera PT ATAPMAS POTENSA, suami saya meng-handle perumahan Griya Permata Asri Serang dan perumahan Taman Krakatau Cilegon. Saya mendukung tim digital marketing-nya, karena dulu sempat kuliah IT. Kami juga mengembangkan perumahan di daerah Bekasi dan Cileungsi. Fira juga sudah mulai dilibatkan di bidang ini. Setiap pulang ke Indonesia, kami ajak dia ke kantor atau mengunjungi proyek-proyek perumahan yang tengah dibangun. Sehingga dia memiliki gambaran tentang cara kerja di dunia property. Jadi sejak dini kami arahkan dia belajar menjadi developer property,” pungkas Indah.
Instagram : @inbysalon @inbyfashion @inbyskincare.official @griya_permata_asri @tamankrakatau