MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bakat dan kemampuan Hj. Rita Anomsari di dunia fashion memang telah terlihat sejak kecil. Ketika anak-anak seusianya hanya mengenakan baju-baju ready to wear yang dibeli dari toko pakaian, perempuan cantik yang akrab disapa Rita ini memilih merancangnya sendiri. Kini, selain sukses mengembangkan karier sebagai desainer yang mengangkat wastra Lampung, ia juga dikenal sebagai pengusaha resto. Seperti apa kiat suksesnya?
Hobi yang menghasilkan, merupakan gambaran dari bisnis-bisnis yang saat ini dijalani Rita. Kecintaannya dalam meramu bumbu dan bahan makanan menjadi hidangan lezat, menginspirasinya membuka resto. Bukan itu saja, bakatnya dalam merancang busana juga mendorongnya menggeluti profesi sebagai Desainer.
“Kedua bisnis yang saya jalani saat ini memang bermula dari hobi dan bakat saya sejak kecil. Namun, semula hobi-hobi tersebut hanya untuk konsumsi keluarga atau orang-orang terdekat, belum terlalu fokus,” cerita Rita.
Angkat Wastra Lampung. Sebagai putra daerah Lampung, Rita merasa terpanggil untuk ikut melestarikan budaya anak negeri. Lewat profesinya sebagai Desainer yang banyak bergelut dengan kain, ia pun memilih mengangakat wastra khas kota berjuluk Sai Bumi Ruwa Jurai ini sebagai ciri khas desain-desainnya.
Dengan tangan dinginya, wastra Lampung berupa Tenun dan Sulam Tapis Lampung jadi terlihat lebih indah, mewah, glamour dan tampak sangan elegant. Bahkan senantiasa mendapat banyak apresiasi dari para penggemar dan rekan-rekannya, yang bukan hanya masyarakat Lampung tetapi juga dari luar. Saat ini karya-karya Rita juga kerap dikenakan wanita-wanita dari Afrika Selatan, Doha, Malaysia dan beberapa negara lain.
“Alhamdulillah, banyak orang yang memberikan apresiasi positif pada tiap desain yang saya rancang, karena bisa memikat hati kaum wanita, mulai dari remaja hingga ibu-ibu,” ucap pemilik brand fashion Latifah by Rita Anomsari, yang kini menjadi pengurus APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia) Lampung ini.
Selain itu, Rita juga memperkaya busana rancangannya dengan sulam tapis dan bordir tapis. Tak heran busana rancangan Rita lebih banyak dikenakan saat cara pesta dan resepsi. Dalam sebulan ia mampu memproduksi 40-50 helai busana, dengan motif atau desain yang berbeda.
Sesuai Passion. Menjalani dua bisnis berbeda, yakni fashion dan kuliner, tak membuat Rita kesulitan dalam mengembangkan bisnis. Semua ini karena keduanya dijalankan sesuai passion. “Jiwa saya memang ada di dalam dua bisnis ini. Misalnya resto, saya membangunnya karena sejak muda memang sudah hobi masak dan semua orang yang mencicipi masakan saya mengatakan jika masakan saya nikmat,” ungkap Rita, yang kerap menyajikan berbagai masakan saat ngumpul bersama teman-temannya di rumah.
Kemampuannya berinovasi ditambah link pertemanan yang luas juga ikut mempermudah Rita dalam memopulerkan nama Latifah by Rita Anomsari dan Resto Dapoernya Nat. “Menurut saya, perempuan harus memiliki kemampuan bersaing, selalu berani berinovasi mengikuti perkembangan zaman dan percaya diri untuk memiliki pergaualan luas yang nantianya bisa membantu mempromosikan bisnis yang dijalani,” tekan wanita kelahiran Tanjung Karang, 10 Desember ini.
Untuk itu, bagi perempuan Indonesia yang berminat menekuni usaha, Rita berpesan untuk memilih bidang bisnis yang memang sesuai dengan apa yang mereka sukai. “Pikirkan dulu apa yang menjadi hobi kita, jangan membangun usaha hanya untuk ikut-ikutan atau sedang trend saja. Berusaha untuk betul-betul menguasai bidang tersebut. Karena jika hanya ikut-ikutaan saya yakin bahwa usaha itu tidak akan bisa eksis,” tekan Rita.
Layak Promosi. Hasil karya yang memukau, sejatinya sudah pantas membawa Rita melangkah lebih jauh hingga ke luar negeri. Sayangnya, hal tersebut masih urung terealisasi karena terbentur keuangan.
“Ada keinginan membawa karya-karya saya sampai ke mancanegara dengan semangat saya. Tetapi, semua itu tidak bisa saya wujudkan hanya dengan bermodalkan semangat, pasti berbenturan dengan kemampuan keuangan. Meski tidak sedikit teman-teman yang mengatakan bahwa karya-karya saya ini sudah selayaknya diperkenalkan ke mancanegara,” lirihnya. Laili
“Kemandirian Ibu Inspirasi Terbesar Bagi Saya”
Mendapatkan nafkah dari suami tak lantas membuat Rita berpangku tangan. Ia bahkan termasuk tipe orang yang tidak suka bergantung dengan laki-laki. “Sejak kecil saya memang dididik untuk mandiri. Dulu, saya sering menjadi supir ibu saya, mengantar beliau kemana saja termasuk saat beliau membantu perekonomian keluarga. Banyak hal yang saya jalani saat ini terinspirasi dari ibu saya,” tuturnya.
Namun, meski mampu memiliki penghasilan sendiri tidak membuat Rita melupakan peran dan tugasnya sebagai istri sekaligus ibu. Sehingga apapun kesibukkannya di dunia usaha, ia tetap menempatkan suami dan anak-anak sebagai prioritas utama.
Begitu pun dalam meluangkan waktu untuk keluarga, setiap hari baik Rita, sang suami, Ir. Nilwansyah dan ke-4 anak-anak mereka, yakni Cindy Larassati. SH.MKN, Inge Natasya. SE, Fahmi Nilwansyah. SH dan si bungsu Raffy Nilwansyah, selalu berusaha untuk ada di rumah dan berkumpul di waktu maghrib.
“Kami juga selalu berusaha untuk makan malam bersama sambil bercerita mengenai kegiatan masing-masing di hari itu. Dan inilah cara kami untuk membentuk bounding,” ujarnya.
Info Lebih Lanjut:
Instagram : @latifah_by_ritaanomsari @dapoer.nat