MajalahInspiratif.com, Jakarta – Fokus dan konsisten untuk menjalankan segala usaha serta kegiatan organisasi yang dipilih merupakan sebuah keputusan besar ketika seseorang berusaha untuk memulai suatu komitmen. Perencanaan terbaik diiringi dengan tanggung jawab yang mendorong seseorang mampu menjalankan setiap rencana dengan keyakinan dan kepastian. Heni Tania, seorang perempuan cantik, energik dan rendah hati, istri dari Kombes. Pol. Slamet Riyadi, S.H., SIK meyakini dan menerapkan pemahaman tersebut di dalam perjalanan kariernya.
Heni, sapaan akrabnya, merupakan entrepreneur untuk bisnis franchise Indomaret dan Alfamart. Ia memilih bisnis Indomaret karena melihat prospek yang menjanjikan. Apalagi bisnis Indomaret adalah rantai toko retail terbesar di Indonesia dengan kurang lebih 12.000 toko di seluruh Indonesia. Bisnis ini adalah rantai pertama dan terbesar dari jenis toko di Indonesia.
“Jadi tanpa dipromosikan, nama Indomaret sudah memiliki branding sendiri dan masih kuat bertahan sampai sekarang. Bisnis ini termasuk aman dan memiliki tingkat resiko kecil.”
Awalnya Heni tertarik menekuni bisnis franchise Indomaret dan Alfamart karena tidak terlalu menyita banyak waktu dan memiliki management terpusat. Namun bukan berarti Heni tidak menyukai tantangan di dalam dunia bisnis. Buktinya ia sudah lebih dulu menekuni berbagai profesi sebelum menjadi pengusaha.
“Saya dulu mulai dengan main sinetron di beberapa PH, tapi tidak fokus karena saya harus mengurus rumah tangga dan berkegiatan Bhayangkari sebagai istri polisi. Akhirnya saya lebih nyaman di balik layar dengan membuat artis management dan sekolah modeling. Sampai akhirnya kira-kira lima tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2016, saya mencoba bisnis franchise ini. Bisnis ini sangat membantu karena tidak menyita banyak waktu dan semua sudah diatur oleh management Indomarco. Kita terima laba bersih setiap bulan yang langsung ditransfer ke rekening pribadi.”
Selain mengembangkan bisnis, Heni juga terlibat di berbagai kegiatan organisasi di antaranya sebagai Ketua Bhayangkari Ranting Larangan, Ketua Bhayangkari Ranting Pademawu, Ketua Sie Organisasi Bhayangkari Polres Pamekasan, Ketua Sie Organisasi Bhayangkari Polres Jember, Ketua Yayasan Peace and Love Jakarta, Ketua Umum Diva Baksos, Wakil Ketua Umum SANI (Selebriti Anti Narkoba Indonesia), Ketua Komisi Sosial Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia dan Wakil Sekretaris Jenderal PPLIPI.
Keaktifan di berbagai organisasi membuat Heni berhasil meraih rangkaian penghargaan di antaranya Social Award Dinas Sosial RI, Kartini Award Wanita Indonesia Tanpa Tembakau, Social Award MNC TV, Pemerhati Sosial dari Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia, Penghargaan dari Pondok Indah Fashion Week, Duta Baksos PL Indonesia, Pemerhati Sosial PL Bandung, Pemerhati Sosial PL Semarang, Rekor Dunia MURI (Memasak 1 Ton daging untuk anak-anak yatim piatu), Rekor Dunia MURI (Bersama PPLIPI memberikan bantuan kepada 3000 pengusaha mikro dan menengah), Award 21th Yudhistira Berkarya, Rekor MURI bersama Kodam Jaya dan Lions Club dan Best Inspiring & Creativity Women Award Winner.
“Untuk membagi waktu antara karier dan organisasi yaitu saya berusaha fokus dan konsisten menjalankan segala usaha dan kegiatan organisasi yang telah dipilih, tidak boleh setengah-setengah, tidak boleh angin-anginan, harus yakin dan kuat mental menghadapi segala hambatan.”
Menjadi Perempuan Tangguh Berwibawa. Di masa sekarang perempuan keren, kuat dan maju bukan dilihat dari gaya hidup yang mewah dan menghambur-hamburkan uang untuk urusan tidak jelas, tetapi perempuan yang dapat mengisi keseharian dengan semua kegiatan positif, membuktikannya dengan prestasi dan berkontribusi pada bangsa dengan aksi sosial kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Zaman lagi serba susah seperti ini perempuan tidak perlu kebanyakan tingkah, pamer harta dan gaya hidup yang berlebihan. Harus bisa kontrol dan menjaga perasaan orang lain yang sedang kesusahan.”
Menurut Heni, negara Indonesia belum stabil dari keterpurukan pasca bencana Covid. Masyarakat tidak boleh lengah untuk membantu Pemerintah. Salah satunya dengan aktif di kegiatan sosial, menyisihkan sebagian penghasilan untuk masyarakat yang membutuhkan. Langkah sederhana yang menjadi bukti konkrit bahwa perempuan dapat berdaya guna untuk bangsa dan negara.
“Fokus saja dengan pekerjaan, gabung dengan komunitas atau organisasi yang bagus agar lebih bedaya guna dan dapat membuka peluang untuk bersinergi dengan orang-orang hebat. Karena gaya dan kaya raya bukan jaminan untuk kita akan dihormati. Pangkat atau jabatan bukan jaminan kita akan disegani. Cantik atau ganteng tidak jaminan kita akan dicintai, tetapi kerendahan hati, ketulusan dan kepedulian kepada sesama. Ini yang menjadi kunci dari cinta dan kehormatan yang sebenar-benarnya.”
Kendala yang seringkali dihadapi perempuan selama ini di antaranya masalah keterampilan dan tidak memiliki jaringan, sehingga terhambat dan tidak dapat berkembang. “Solusinya jangan malas untuk mencari informasi dan terus belajar. Bisa melalui internet atau bergabung dengan komunitas atau organisasi perempuan yang mumpuni. Salah satunya adalah PPLIPI (Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia), di mana saya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal di dalamnya. Di sana akan diberikan pelatihan gratis dan modal untuk usaha.”
Sosok Ibu yang Hangat dan Penuh Kasih Sayang. Sebagai istri polisi, Heni tidak pernah memaksa suami untuk mencari uang yang banyak. Heni menyadari menjadi polisi itu bukan untuk menjadi kaya, tetapi menjadi abdi negara agar dapat bermanfaat bagi banyak orang.
“Pada tahun 2000, saya dinikahi Kapolsek di usia 19 tahun. Jadi istri Kapolsek di usia segitu antara senang atau seram. Bayangkan saja anggota saya rata-rata sudah seumuran Mama. Tapi ini adalah resiko saya sebagai istri perwira, toh tidak semua perempuan dapat kesempatan seperti itu. Jadi walaupun berat, saya tidak jadikan itu sebagai beban, tetapi kesempatan untuk belajar dan menjadi lebih pintar.”
Bagi ibunda Rara Refli Nurdiani (21 tahun) dan Febiana Aura Annisa (19 tahun) ini, kesuksesan berarti berani berusaha sekuat hati tanpa mendzolimi siapapun dan tidak merampas hak dari pihak manapun. Karena itu, ia berusaha menjalankan hidup apa adanya, menanamkan prinsip kejujuran dan menjadi sosok istri serta ibu yang baik untuk keluarga.
“Saya orang rumahan. Lebih suka seharian di rumah untuk nonton film atau memasak. Tidak suka arisan atau nongkrong di café tanpa tujuan yang jelas. Jadi keluar rumah hanya untuk urusan kerjaan, rapat, baksos atau show. Sebagai ibu dari dua orang putri, saya tidak pernah keras sama anak-anak, tidak pernah kasih aturan yang menyulitkan. Intinya apa yang saya terapkan dalam diri saya, saya terapkan juga untuk anak-anak yaitu tidak boleh berbohong, terbuka dan jujur dengan orang tua.”