MajalahInspiratif, Jakarta – Bicara tentang fashion memang tak akan pernah ada habisnya. Banyak peluang menjanjikan dan mendatangkan hasil terbaik ketika dijalankan dengan keyakinan dan sikap optimis. Apalagi untuk tetap bertahan dan berinovasi di masa pandemi. Nina Puspa Dewi Setyadi, perempuan kelahiran Jakarta, 8 Oktober, yang merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus entrepreneur mengaminkan hal tersebut. Bahwa untuk terus menghasilkan karya atau produk yang bisa diterima di tengah masyarakat dibutuhkan kemampuan untuk berinovasi.
Nina merupakan seorang pengusaha UMKM lokal yang mengalami krisis di awal tahun 2020, tepatnya ketika terjadi pandemi Covid-19. Pada masa pandemi ia berusaha survive dan berpikir keras bagaimana caranya menghasilkan produk dan mengembangkan UMKM para pekerja lokal.
“Di awal masa pandemi saya tidak bisa keluar dengan produk-produk sebelumnya, yaitu produk kosmetik yang hanya didisplay di beberapa outlet seperti Century. Semua berjalan seperti biasa, tetapi mengalami kemerosotan nilai penjualan. Karena biasanya saya memasarkan produk di outdoor seperti bazaar dan kegiatan lainnya. Namun, karena keterbatasan untuk melakukan kegiatan di luar, maka impact yang terjadi sangat besar,” ungkap Nina.
Situasi tersebut menginspirasi Nina untuk membuat tas pribadi, hampers atau gift dengan kualitas baik dan desain yang menarik. Akhirnya ketertarikan yang ada mulai dikembangkan dengan keyakinan untuk membesarkan usahanya menjadi lebih besar. Ia merekrut beberapa pekerja lokal produk UMKM dan menghasilkan produk tas dengan kualitas yang bisa dibuktikan. Jahitan kuat dan rapi, desain menarik dan produk yang menyasar berbagai usia mulai 15 tahun hingga usia lanjut. Produk tersebut hanya memiliki beberapa desain atau motif sesuai selera masing-masing. Jadi selain tas atau tote bag, ia mengeluarkan beberapa produk seperti sajadah perlengkapan sholat untuk traveling dan mudah dibawa. Ia percaya dengan menghadirkan beberapa produk menjadi lebih bervariasi dan berwarna. Di awal tahun 2021, Nina mengeluarkan tas model terbaru tote bag vertikal yang berjenis printing dan bordir.
“Kalau dari desain saya mengutip dari beberapa contoh yang saya suka dan terinspirasi dari desain atau produk yang sudah eksis. Saya mencoba mengimplementasikan produk dengan bahan lokal dan kualitas yang baik. Di mana persaingan saat ini pastinya tergantung dari produk luar. Kalau produk luar sudah ada brand, maka persaingan sudah cukup ketat. Namun tidak menutup kemungkinan produk lokal untuk lebih meningkatkan marketing strategy di Indonesia terutama penjualan di Indonesia,” optimis Nina.
Saat ini konsumen sudah lebih cerdas dalam memilih produk. Pastinya selain dari harga, kualitas, kenyamanan, produk lokal mendapat tempat yang sangat penting di hati konsumen Indonesia. Produk UMKM lokal mendatangkan keuntungan tidak hanya untuk produsen ataupun pengrajin, tetapi dapat menumbuhkan perekonomian Indonesia.
“Sambil membuat mereka mendapatkan penghasilan dan kualitas maksimal. Harga jual pastinya lebih murah dibanding produk luar, walaupun tidak branded dan produk luar tetap bersaing, tetapi produk lokal tetap dicari dan memiliki pasar tersendiri,” tegasnya.
Selama mengembangkan dan memasarkan produk, Nina berusaha untuk menaruh strategi dari desain dan motif karena lebih banyak diminati oleh ibu-ibu, adik atau pun kakak yang banyak memesan. Apalagi jika masuk dalam penawaran special edition hampers untuk Idul Fitri, Idul Adha dan birthday gift, produknya banyak diminati. Menariknya, setiap tas yang ditawarkan bisa dibeli secara custom dengan menambahkan nama pribadi di tas tersebut.
Di awal penjualan, Nina memilih memasarkan produknya melalui sosial media, khususnya dari teman ke teman. Ia bersyukur banyak peminat yang datang dari luar Jakarta di antaranya Palembang, Padang, Bengkulu, Jawa seperti Yogyakarta, Surabaya dan lain-lain. Ada beberapa konsumen yang juga datang dari luar negeri di antaranya Malaysia, Singapore dan Brunei Darussalam. Untuk meningkatkan penjualan, ia membuka kesempatan kepada reseller dan drop shipping yang tersebar di berbagai daerah. Ia juga memberikan peluang kepada konsumen untuk menjual dengan brand sendiri. Namun ada persyaratan dan perjanjian dengan minimum order.
“Karena permintaan baik dan produknya memang berkualitas, jadi saya rasa sudah tidak diragukan lagi. Saat ini memang kontrolnya harus lebih ketat dan bisa mengarahkan pekerja sesuai dengan produk apa yang diinginkan. Mereka tinggal diarahkan jika ada perubahan dan lain-lain, sehingga tidak mengubah kualitas tersebut,” ungkap Nina.
Wanita yang hobi traveling dan membaca ini mengungkapkan, bahwa kualitas dari sebuah produk yang baik akan membuat konsumen melakukan repeat order. Ia melihat dari analisis pre order bahwa ketika konsumen menerima barang, tidak lama kemudian konsumen melakukan pembelian kembali. Prinsip Nina, jangan sampai ada kesalahan yang terjadi, sehingga quality control sangat diutamakan. Untuk harga yang ditawarkan pastinya akan selalu menyesuaikan. Harga akan sesuai dengan kualitas dan kepuasan konsumen.
Rencana ke depan, istri dari Bayu Setyadi yang memiliki tiga orang buah hati ini, akan berusaha bersikap optimis dengan segala kekurangan kondisi dunia dan menjalankan rutinitas seperti biasanya. Ia tetap berperan sebagai ibu rumah tangga dan mendampingi suami. Untuk menjalankan bisnis, Nina tidak terlalu pesimis. Ia memiliki antusiasme untuk melakukan improviasi pada desain dan kualitas serta menghadirkan berbagai jenis produk yang dibutuhkan masyarakat.
Nina berharap produknya bisa terus eksis dan bermanfaat bagi para pecinta fashion untuk tampil fashionable. Seiring berjalannya waktu, ia akan memunculkan produk terbaru yang lebih eksis. Selain untuk kemajuan produk dan bisnisnya, Nina menyimpan keinginan agar masyarakat bisa menjadi smart shopper dan mulai tertarik dengan produk lokal. Produk lokal memiliki kualitas yang baik dan tak kalah dengan produk luar serta memiliki harga terjangkau.