Crowdfunding Typography Banner
Entrepreneur

Evy Indahwaty, Memutuskan Menjadi Entrepreneur Setelah Mencapai Puncak Karier

Bagikan:

1

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Menimba ilmu dan pengalaman di berbagai perusahaan besar tidak membuat Evy Indahwaty, perempuan kelahiran Jember 12 April, berhenti bermimpi dan berinovasi di kala sudah mencapai posisi nyaman. Ibunda  dari Sendy Reza Davian, S.T., M.T (ASN di Kementerian PUPR) dan dr. Rania Merriane Devina (Dokter di Klinik Beyoutiful dr.Tompi) ini, ternyata berhasil mengaplikasikan perjalanan kariernya sebagai karyawan swasta, dengan membangun perusahaan sendiri, PT. Syera Jaya dan Butik Rolla. PT Syera Jaya perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa ini mulai dikelola pada tahun 2020. Tentu ini menjadi langkah awal yang menantang ketika seorang profesional harus beralih tanggung jawab sebagai owner bisnis.

“Saya selalu mencari sesuatu yang menantang di setiap karier yang saya jalani. Dua tahun ini saya mengelola bisnis di PT. Syera Jaya dan targetnya adalah perusahaan multinasional dan pemerintah. Alhamdulillah kami sudah dipercaya oleh beberapa pemerintahan dan perusaha multinasional. Perusahaan kami sempat fokus pada alat-alat kesehatan di masa pandemi kemarin. Lalu di tahun 2021, kami fokus di pengadaan Barang dan Jasa.

Sebelumnya penggemar traveling dan memasak ini mengawali kariernya dari nol. Ia pernah bekerja sebagai staff Customer Service Bank Niaga, berkarier di Adira Finance, Suzuki Finance, Radana Finance Tbk (group dari Trakindo) dan hingga dipercaya menjadi CEO di Radana Finance Tbk. Karier nya sangat baik dan ia pernah mendapatkan penghargaan 10 CEO Terbaik pilihan karyawan versi Majalah WSA, menjadi CEO Terbaik di bidang multifinance versi Majalah Women Review dan Majalah Obsession. Ia juga sempat berkarier di Adira Finance dan Suzuki Finance tentunya dengan pencapaian yang gemilang dan bermanfaat bagi perusahaan.

“Setelah mencapai puncak karier menjadi CEO, saya punya cita-cita menjadi pebisnis. Setelah tujuh tahun berdedikasi di perusahaan terakhir, saya meminta ijin kepada owner untuk mendirikan perusahaan saya sendiri. Akhirnya hadirlah PT. Syera Jaya dan juga Butik Rolla.”

Tantangan dalam Karier dan Kehidupan. Tantangan selalu ada dalam situasi apapun baik secara internal maupun eksternal. Dalam karier dan bisnis, tantangan yang seringkali dihadapi bagaimana semua karyawan dapat menyerap apa yang diharapkan perusahaan dan mengikuti budaya kerja yang berlaku. Sedangkan untuk tantangan eksternal, Evy harus siap menghadapi segala bentuk perubahan. Banyak sekali yang berubah dan juga era digitalisasi yang berkembang pesat.

“Saya sampaikan kepada semua karyawan mengenai hal-hal yang harus di-upgrade dan mendampingi mereka ketika terjadi sesuatu dan harus telaten karena kebijakan regulasi pemerintah itu juga banyak perubahan. Dan itu akan selalu ada di mereka untuk mengikuti training atau seminar yang berhubungan dengan perkembangan dan regulasi karyawan.”

Orang Tua Sumber Inspirasi. Evy bersyukur memiliki ayah dan ibu yang gigih dan tangguh. Ayah dan ibu Evy berasal dari Madura. Evy melihat kegigihan dari ayahnya tercinta yang disiplin dan berhasil mengedukasi anak-anak agar memiliki integritas, jujur dan tidak menyerah dalam kondisi apapun.

“Dulu waktu saya kecil, saya berpikir bapak saya galak sekali. Tidak boleh ini tidak boleh itu dan banyak aturannya, tapi ketika Ayah meninggal Ibu lebih banyak berperan. Beliau tidak bekerja dan harus membesarkan lima anaknya. Saya melihat bagaimana beliau berjuang untuk membesarkan anaknya dengan bekerja keras. Ini yang sangat menginspirasi dan orang tua benar-benar menjadi sumber inspirasi saya untuk bertahan serta berjuang menghadapi segala kondisi.”

Bukan hanya orang tua tercinta, Evy juga mendapatkan pelajaran berharga kerika bekerja di Bank Niaga  dari sosok Bapak Robby Johan yang selalu mengkader anak buahnya agar menjadi leader-leader yang hebat. Sosok lain adalah Bapak Stanley Atmaja pendiri Adira Finance, Ia melihat perjuangan sosok tersebut ketika benar-benar allout mengurus dan membesarkan perusahaan.

“Saya merasa bangga bisa berada di bawah bimbingan beliau. Kebetulan beliau juga sangat menginspirasi saya pada saat di Adira Finance. Dari Adira yang dulu bukan apa-apa dan menjadi besar. Akhirnya perusahaan ini diambil alih oleh perusahaan asing. Tokoh lainnya adalah Obama. Awalnya tidak mudah menjadi presiden dari kaum yang sulit untuk mendobrak diskriminasi. Nah itulah yang membuat saya belajar banyak bahwa tidak ada yang sulit kalau berusaha.”

Me Time. Traveling menjadi me time terbaik bagi Evy karena tumpukan pekerjaan yang seringkali membuat ia merasa lelah. Selanjutnya hangout bersama teman-teman dan kerabat terdekat menjadi moment yang menyenangkan. Menurut Evy, setiap perempuan wajib memiliki me time. Apalagi perempuan yang berkutat dengan pekerjaan keras dan memikirkan bagaimana tetap survive. Seringkali dalam kondisi seperti ini, diri sendiri terlupakan dan tidak terpikirkan. Namun ketika mendapatkan keseimbangan antara pekerjaan dan me time atau hobi, maka pikiran dapat menjadi lebih rileks dan energi kembali dipulihkan.

“Jika sedang stress, saya membuat eksperimen dengan mencoba membuat masakan baru yang bisa dinikmati keluarga dan teman-teman. Memang bahagia itu sederhana dan itu dari kita sendiri.”

Selain mewujudkan me time dengan kegiatan yang bermanfaat, Evy juga tidak pernah kehilangan waktu untuk memperhatikan kesehatan tubuhnya. Ia selalu membiasakan hidup sehat. Jika merasa perut sudah tidak enak, ia akan melakukan upaya untuk membuat tubuhnya kembali bugar. Evy juga rutin mengonsumsi jus buah, madu, lemon dan ramuan tradisional seperti sereh, kunyit, jahe dan jeruk lemon. Untuk olahraga, Evy melengkapi hari dengan jalan kaki dan yoga.

“Saya tidak pernah mikirin umur. Jadi nikmati saja, tidak terlalu patokan aduh saya sudah umur sekian harus bagaimana. Saya orang yang produktif, banyak bergerak dan beraktivitas dan saya menikmatinya.”

Harapan dan Rencana Masa Depan. Evy memiliki rencana ke depan untuk memperbesar bisnis. Meskipun anak-anak sudah tumbuh mandiri dan memiliki pekerjaan masing-masing, Evy tetap berharap dapat menjadikan bisnisnya sebagai warisan untuk anak-anak. Bukan dalam bentuk harta, tetapi dalam wujud ilmu.

“Saya sudah menjadikan adab dan ilmu sebagai culture di rumah dari mereka kecil. Perjuangan dan kerja keras itu tidak akan sia-sia. Pintar itu penting, tapi yang utama adalah adab.”

Harapannya sebagai seorang ibu harus bisa menghadapi segala macam bentuk situasi. Harus benar-benar sabar dalam menerima semua ujian yang tidak mudah dalam mendidik anak. Begitu juga dengan perempuan yang berkarier, ketika berada di rumah harus tetap memiliki manajemen waktu dengan baik.

“Tidak ada gunanya sukses kalau anak-anak kita belum sukses. Jadi yang menjadi tolok ukur kita adalah bagaimana kita sukses dalam mendidik anak kita dan keluarga. Jadi harus balance antara di rumah dan karier. Rencana masa sekarang dan masa depan, saya harus dapat menyeimbangkan keduanya dengan baik.”

Peran Perempuan dalam Pembangunan. Perempuan, menurut Evy sangat berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan sebenarnya diciptakan dari tulang rusuk bukan berarti hanya sebagai pendamping saja, tetapi dapat berperan sebagai peran utama. Perempuan sudah terbiasa bekerja secara multitasking, sehingga dapat mengatasi segala sesuatu yang terjadi. Banyak perempuan yang kreatif dan berperan penting di dalam rumah tangga, berbangsa dan bernegara.

“Dari seorang perempuan akan melahirkan anak. Anak inilah yang akan memimpin bangsa ke depan. Jadi kalau misalnya perempuan kurang smart, kurang pendidikan, bagaimana mencetak generasi bangsa ke depan. Menurut saya, pemerintah harus care kepada ibu-ibu karena merekalah yang akan mencetak generasi bangsa, pemimpin ke depan. Sekarang sudah banyak perempuan yang berada di dalam pemerintahan. Artinya pemerintah tidak boleh memandang sebelah mata.”

Peran perempuan tidak bisa dianggap enteng. Pemerintah sudah sangat terbuka untuk memperhatikan kesejahteraan dan kreativitas perempuan. Bukan berarti peran laki-laki diambil alih oleh perempuan, tetapi perempuan dan laki-laki sebaiknya saling berkolaborasi sebagai partner yang sama-sama membangun kesejahteraan bersama.

Bagikan:

Bagikan: