MajalahInspiratif.com, Jakarta – Peran perempuan yang semakin signifikan dengan kemampuan multitasking yang dimilikinya, tidak bisa dipungkiri memberikan kontribusi yang berarti dalam kemajuan dan kesejahteraan keluarga, masyarakat, dan bangsa. Endah Watiningsih, womanpreneur sukses, adalah salah satu perempuan hebat yang membuktikan diri mampu menjadi pribadi mandiri yang bisa diandalkan. Tidak hanya sukses menjalankan peran seorang ibu, istri, dan manager dalam keluarga, ia juga sukses mengukir prestasi dan reputasi dalam bidang bisnis dan sosial.
Semangat dan jiwa juang dalam diri Endah untuk meraih kebahagiaan dalam hidup, dipacu oleh keyakinan diri bahwa setiap orang, terutama perempuan, bisa meraih kesuksesan, namun semua itu harus selalu diawali dengan memohon ridho Allah SWT, suami, dan keluarga. Apalagi, karakter entrepreneurship yang cukup kuat dalam dirinya, sangat terinspirasi dari Sang Bunda tercinta, yang merupakan pekerja keras dan selalu menanamkan nilai bahwa setiap perempuan berhak menjadi pribadi mandiri.
“Artinya hidup tidak bergantung kepada orang lain. Perempuan bisa menjadi mandiri, tetapi tetap sebagai pendukung keluarga. Perempuan mandiri adalah perempuan yang bisa menjaga harga dirinya,” ungkap Endah dengan penuh keuakinan.
Diakui Endah, tidak mudah menjalankan dan mengemban berbagai tugas dan tanggung jawab, namun dengan kerja keras, memacu diri lebih keras, dan memperkaya diri dengan ilmu dan pengetahuan serta informasi kekinian, perempuan bisa melakukan semuanya dengan sukses. Seperti dirinya, selain sebagai pengusaha property yang kini berkembang dengan cukup pesat, Endah juga terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan baik secara personal maupun melalui komunitas dan organisasi seperti menjadi Ketua Umum Gerakan Indonesia Bersih Ikatan Istri Pimpinan (IIP) BUMN dan Ketua Umum Ikatan Istri Karyawan Pegadaian (IIKP) periode 2019-2021.
Jatuh Bangun Membangun Bisnis
Tidak ada kesuksesan yang bisa diraih secara instan. Semua melalui proses jatuh bangun, dan perjuangan yang tidak mudah. Itulah yang disadari dan menjadi prinsip serta sikap Endah dalam perjalanan bisnisnya. “Batu yang dipahat menjadi patung akan menghasilkan karya indah dengan berbagai keunikan. Batu tersebut hanya dipilih untuk dibiarkan menjadi seonggok batu biasa atau menjadi patung. Jika patung dipahat demi sebuah hasil yang indah, maka patung itu akan kesakitan. Sama halnya seperti bisnis yang harus merasakan kesulitan sebelum akhirnya menjadi indah untuk dinikmati,” filosofi Endah yang mampu membangkitkan semangatnya ketika menempa diri menjadi seorang womanpreneur dan membangun berbagai bidang usaha menjanjikan.
“Bisnis memang ada sakit-sakitnya dulu. Kita harus melewati pahatan dengan keras dan menyakitkan. Namun setelah jadi, tetap harus dirawat dengan baik. Usaha yang kita bangun harus diperjuangkan secara maksimal, tapi semua ada takdirnya dari Allah. Karena setiap manusia diciptakan dan sudah diatur, tinggal kita yang mengusahakan dengan baik,” ungkap istri dari Kuswiyoto yang merupakan mantan Direktur Utama PT. Pegadaian periode 2019-2022 dan Direktur BRI 2015-2019 ini.
Endah pernah tercatat sebagai pengusaha dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang distribusi alat kesehatan, laboratorium dan real estate. Sebelumnya ia berkarier di Bagian Keuangan dan Marketing PT. Berca Niaga Medika. Dari lulus kuliah sampai menikah, ia berkarier di bidang alat kesehatan kemudian mengikuti suami sekolah di Amerika. Selama perjalanan pulang menuju Indonesia, Endah berpikir jika hanya bekerja saja dan suatu saat berhenti, maka tidak akan mendapatkan pemasukan.
“Akhirnya saya mengikuti financial revolution, bagaimana menciptakan passive income. Saya mulai mengeksplorasi bisnis kost-kostan. Kalau orang lain beli rumah untuk tinggal, saya beli kost karena suami saya dulu kerja di BRI dan ada rumah dinas. Jadi bisnis kostan untuk passive income. Saya beli kostan di Lebak Bulus dengan KPR untuk income KPR ditambah dengan gaji.”
Berhasil membangun kostan pertama dan mendapatkan pemasukan tambahan tidak membuat Endah berhenti berinovasi. Ia terus bereksplorasi mendirikan rumah kost selanjutnya dan akhirnya bisa membeli rumah sendiri, tetapi tidak ditempati dan hanya dikontrakkan kepada orang asing. Dari sana saya dapat passive income dan tetap kerja di perusahaan, akhirnya saya keluar dengan usia yang hampir empat puluh tahun lalu membangun usaha sendiri di bidang alat kesehatan. Untuk distributor alat kesehatan, saya impor dari China, Italia, Jerman dan USA,” kisah Endah mengenang awal-awal merintis usaha.
Setelah berhasil di bidang kost-kostan dan alat kesehatan, Endah memutuskan untuk terjun di dunia property dengan membeli sebidang tanah di Indramayu. Ketika itu ada sahabat yang menawarkan dengan harga murah dan ia tidak berpikir dua kali untuk membelinya.
“Awalnya beli tanah karena tanah menghasilkan beras. Berasnya itu diambil sedikit untuk di rumah, sebagian diserahkan untuk yayasan panti asuhan. Tanahnya sekitar tiga hektar dan dibagi berdua sama teman yang kebetulan satu visi untuk ibadah. Sampai suatu saat saya terkejut karena sebelahnya sudah perumahan semua. Akhirnya kita beli sebidang tanah di tempat lain untuk menggantikan tanah yang ini dan tetap menjalankan sedekah.”
Sembari menjalankan dan mengembangkan semua lini bisnis agar dapat bermanfaat dengan baik, Endah kembali membangun perumahan sekitar 250 unit. Endah terkejut karena unit rumah yang ditawarkan laku keras. “Waktu itu saya tinggal haji selama 20 hari dan laku keras. Dan yang baru didirikan ada 500 unit karena tanahnya lebih besar. Sampai sekarang setengahnya sudah terjual dan sambil berjalan. Di Tambun ada juga cluster dan merambah lagi ke Cileungsi sekitar 1,5 hektar untuk 100 rumah.”
Rambah ke Bisnis Kecantikan
Di masa pandemi, Endah berhasil menciptakan peluang baru untuk bisnisnya. Ketika para perempuan dengan tingkat perekonomian menengah ke atas tidak dapat melakukan perawatan kecantikan ke luar negeri, Endah melalui De’beaute Premier Clinic Gandaria kepunyaannya, mampu menawarkan perawatan kulit setara dengan yang ada di Singapura atau pun Korea.
“Saya membangun bisnis klinik kecantikan bersama sahabat saya dan bekerja sama dengan dokter ahli kecantikan. Saat ini teknologi kecantikan yang kami miliki sudah setara dengan teknologi yang ada di Singapura, Korea Selatan bahkan Amerika. Jadi buat wanita yang biasa merawat kecantikannya di LN jangan khawatir kami di sini sudah bisa melayani perawatan kecantikan dengan teknologi seperti di sana. Datang ke De’beaute Premier Clinic Gandaria kami menyediakan fasilitas bintang lima dengan dilayani dokter-dokter yang semuanya spesialis kecantikan dan kulit SPKK yang berpengalaman,” tegas Endah berpromosi.
Menjaga Keseimbangan Hidup dengan Kegiatan Sosial
Endah bekerja tidak semata-mata demi materi, tetapi lebih ke arah ibadah dan membantu suami. Misalnya suami sudah pensiun atau ada kejadian yang tidak diinginkan, maka sebagai istri harus mampu menggantikan peran tersebut. Selain itu, Endah juga rajin bekerja untuk menggenapi panggilannya melakukan aktivitas sosial. Salah satu impian yang sudah tercapai ketika ia berhasil mewujudkan mimpi untuk membangun Masjid. Endah juga merasa sangat bersyukur karena sudah dua kali ia menjalankan Ibadah Haji dan setiap tahun Ibadah Umroh ke Tanah Suci, yang kini sudah 23 kali dijalankannya sejak 2004.
“Di daerah manapun di dalam perumahan, saya membangun Masjid. Setiap perumahan yang dibangun selalu kita bangun Masjid karena itu bagian dari fasilitas umum. Saya bersyukur sudah bisa membangun dua Masjid. Saya senang melakukan dan mewujudkan kegiatan sosial yang saya lakukan karena ingin memberikan kebahagiaan bagi banyak orang,” ungkap ibunda dari Andry Pramanta, lulusan MBA UCLA, Los Angeles yang kini bekerja di LA, dan Aditya Novanto, lulusan FE UI yang sekarang membantu usaha Endah di Jakarta dan siap menjadi penerus tonggak estafet bisnisnya.