MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bagi Ellysa Bella Sukma, ibu bukan sekadar sekolah pertama yang mengajarkan banyak makna kehidupan, namun juga inspirasinya untuk tumbuh menjadi perempuan mandiri. Dari ibunda tercinta, ia juga menyadari bahwasanya seorang perempuan sepatutnya memiliki kemerdekaan finansial agar lebih tangguh dan tidak dipandang sebelah mata.
Ketegaran Sang Bunda sebagai single parent yang harus menghidupi ke-5 buah hati, menginspirasi Ellysa Bella Sukma, mengikuti jejak sebagai perempuan mandiri. Mengantongi predikat sebagai Sarjana Ilmu Arsitektur, perempuan cantik yang biasa disapa Ellysa ini, juga tak gengsi menghidupkan kembali bisnis kuliner yang sempat dikembangkan Ibunda.
“Ibu adalah inspirasi bagi saya. Sejak kami kecil, beliau berjuang menghidupi dan memberikan pendidikan yang layak bagi saya dan adik-adik dengan berjualan meskipun dengan modal seadanya. Hal tersebut merupakan sebuah pelajaran yang luar biasa bagi saya untuk menjadi wanita kuat, mandiri untuk berdiri di kaki sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain serta memiliki kemerdekaan finasial,” beber Ellysa, mengawali kisah.
Ditekankan perempuan kelahiran Sumenep, 23 Februari, yang menetap di Kota Batu, Malang-Jawa Timur ini, kemerderkaaan finansial bagi wanita adalah hal yang mutlak. Sehingga perempuan memiliki tuntutan untuk terus belajar dan berkembang. “Karena terus belajar, nantinya kita bisa mewariskan ilmu-ilmu tersebut kepada anak keturunan kita. Sebab, ibu merupakan sekolah pertama bagi buah hati,” tambahnya.
Di samping itu, bagi Ellysa, kemerdekaan finansial bagi perempuan juga memberikan power serta kebebasan atas dirinya sendiri. Sehingga lebih berani speak up dan memberikan pendapat. “Dengan memiliki penghasilan sendiri, perempuan bisa menjadi sosok tangguh dan tidak mudah diremehkan,” imbuhnya.
Terjun ke Bisnis. Bukan hanya pembelajaran hidup, pengetahun soal bisnis yang saat ini dimiliki Ellysa juga ia dapatkan dari Sang Ibu, yang sejak tahun 2008 membuka warung makan berlabel Warung Suka-suka. Dari bisnis warung makan ini pula, ibunya mampu membiayai dan menyekolahkan Ellysa dan ke-4 adiknya. Hal inilah yang kemudian mendorong Ellysa ikut terjun ke dunia bisnis.
“Sejak kecil saya dididik di lingkungan pebisnis, karena Ayah dan Ibu menggeluti dunia bisnis mulai dari kuliner hingga lukisan dan ukiran. Jiwa bisnis ini ternyata menular kepada anak-anak mereka, termasuk saya. Sehingga bisnis menjadi passion terbesar saya. Bagi saya berada dalam roller coaster bisnis menjadi tantangan tersendiri yang seru dan menarik. Banyak hal yang bisa kita asah dari bidang ini. Mulai dari kepemimpinan, SOP, SDM, managemen, tata ruang, keuangan, hingga sosial media dan lain-lain. Kita juga dipaksa untuk berpikir kritis, visioner dan terus mengasah kreativitas untuk tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat,” ungkapnya.
Estafet Bisnis. Sejak tahun 2018, Ellysa memutuskan untuk menerima estafet bisnis kuliner yang telah dijalankan ibunya sejak tahun 2008. Berbagai terobosan dan perombakan pun ia lakukan demi menggebrak penjualan.
Warung Suka-suka yang dirintis Sang Ibu, semula berjalan baik dan sudah cukup eksis di lingkungan Kota Batu. Meskipun sempat berkali-kali pindah tempat, karena belum memiliki hunian tetap. Namun warung makan tersebut mampu menjadi penopang utama dalam keluarga Ellysa.
“Seiring berkembangnya zaman dan keterbatasan sistem yang kuno membuat Ibu mulai kewalahan untuk menjaga konsistensi, bisnis tersebut pun mulai lesu apalagi dengan semakin bermunculan warung-warung kuliner lainnya sehingga persaingan pun semakin ketat,” lirih Ellysa.
Tak ingin patah semangat, Ellysa mulai mencetuskan ide-ide baru. Dimulai dengan melakukan rebranding menjadi Kedai Mas Billy, hingga mengubah menu andalan yang ditawarkan. Karena berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur, Ellysa memberikan gagasan kepada ibunya untuk menjual menu-menu khas Madura, salah satunya Ayam Songkem.
“Setiap perjalanan mudik pulang ke Madura, kami selalu mampir ke warung makan yang menyediakan Ayam Songkem. Dari situlah Ibu mulai banyak mencoba resep untuk membuat atau meniru hidangan serupa untuk kemudian kami jual di Kota Batu yang diharapkan akan memberikan keunikan dan cita rasa yang berbeda dari olahan ayam lainnya. Namun tentunya itu tidak mudah dan harus mengalami beberapa kegagalan. Namun, dari kegagalan-kegagalan uji resep itulah akhirnya kami menemukan resep Ayam Songkem ala Kedai Mas Billy. Jadi sebenarnya, Ayam Songkem yang bisa dinikmati di Kedai Mas Billy merupakan produk gagal yang justru menghasilkan keunikan dan kekhasan rasa tersendiri,” terangnya, bangga.
Pilih Fokus di Bisnis. Saat melanjutkan estafet bisnis keluarga, Ellysa mengaku masih bekerja di sebuah perusahaan konstruksi, sesuai dengan background pendidikannya sebagai Arsitek. Namun, melihat potensi bisnis yang begitu besar di tahun 2019, ia pun memilih fokus menjalankan bisnis.
“Saya menyadari akan potensi baik dari bisnis tersebut yang sebenarnya masih bisa dikembangkan lagi. Oleh sebab itu saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan konsen membantu Ibu manata ulang sistem bisnis yang selama ini dijalankan. Agar bisa terus bersaing di dunia yang semakin kompetitif ini, dengan membawa kekhasan dan keunikan menu andalan kami, yaitu Ayam Songkem,” tutur Ellysa.
Selain itu, perempuan yang juga menekuni bisnis trading dan investasi saham ini menyakini bahwasanya untuk terjun di dunia bisnis haruslah allout. Menurutnya, lebih baik bekerja 16 jam sehari untuk membangun mimpi sendiri dibanding bekerja 8 jam sehari untuk membangun mimpi orang lain.
“Ada cita-cita klasik yang saya pegang, saya ingin memiliki cukup power untuk diri dan menjadi pribadi yang cukup kuat dan bermanfaat bagi banyak orang serta memberikan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitar saya termasuk keluarga dan staf loyal Kedai Mas Billy. Dari situlah ada motivasi kuat untuk mengembangkan bisnis ini ke depannya supaya dapat menjadi ladang berkah bagi banyak orang dengan terciptanya lapangan kerja nantinya,” ucapnya, bijak.
Memasuki tahun ke-4 sebagai pengusaha, Ellysa bersyukur kini Kedai Mas Billy semakin dikenal luas oleh masyarakat. Tidak hanya di Kota Batu, Malang, tapi juga di daerah lain. “Ada beberapa customer yang rela datang jauh-jauh dari luar kota untuk menikmati aneka olahan menu di Kedai Mas Billy. Bahkan ada juga yang nekat untuk pesan lalu dibekukan untuk kemudian dikirim ke luar kota seperti Jakarta hingga Makassar,” lanjut Ellysa, yang melibatkan adik-adiknya dalam pengelolaan bisnis guna membangun jiwa entrepreneurship dalam jiwa mereka.
Dengan kesuksesan yang dicapai saat ini, Ellysa kian menyakini bahwasanya niat baik dan doa Ibu merupakan hal penting yang harus dimiliki ketika memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. “Dengan doa Ibu dan untuk kebahagiaan Ibu, Insyaallah jalan akan selalu dimudahkan oleh Allah SWT. Jangan tinggalkan juga sedekah dan memperlebar tampungan rezeki, yakni menjadi penyalur rezeki untuk orang orang di sekitar kita.”
Keunikan Rasa. Sejak awal merintis Kedai Mas Billy, Ellysa mengandalkan Ayam Songkem sebagai menu jagoan. Yakni, olahan daging ayam dengan bumbu cabe hijau khas Madura yang dikukus selama beberapa jam sehingga menghasilkan tekstur daging ayam yang super empuk. Selain daging ayam, tersedia juga Bebek Songkem yang bukan hanya empuk tapi juga rendah kolestrol. Bumbu cabe ijo yang super pedas tentunya sangat cocok bagi pecinta pedas.
Kedai Mas Billy juga menawarkan menu lain yang tak kalah juara. Ada Bebek Bumbu Ireng Sambal Pencit Khas Madura, Nasi Rames Madura, Nasi Goreng Indomie, Mie Sultan, Gami Indomie, Osengan Jeroan Mercon dan Nasi Bakar Mercon. Ada juga Catering, Nasi Tumpeng menu bercitarasa pedas lainnya.
Keunikan rasa dari tiap menu yang ditawarkan, menjadi trik jitu Ellysa dalam memenangkan pasar. “Tantangan utama dari bisnis kuliner salah satunya adalah faktor kebosanan customer, dari sini kami percaya untuk menciptakan varian menu yang unik dan berbeda dari olahan di pasaran. Sehingga customer dapat mengeksplor pilihan menu yang lain daripada biasanya,” ungkap Ellysa.
Agar customer lebih tertarik untuk memesan, Ellysa tak segan menggelar promo diskon dan sejenisnya, terutama untuk pemesanan via aplikasi online. “Kami juga tidak segan memberi jaminan 100% refund untuk menu yang tidak sesuai dengan pesanan customer. Hal ini untuk memastikan kepuasan customer sehingga mereka lebih loyal dan tidak segan untuk repeat order,” tuturnya.
Saat ini, Kedai Mas Billy mampu mempekerjakan sekitar 9 karyawan dalam 1 outlet di Jl. Utomorejo, No. 6, Batu, Malang. Dan dalam waktu dekat rencananya Ellysa akan segera membuka Sego Sambal Duro by Kedai Mas Billy di Kota Nganjuk, Jawa Timur.
“Selain dine in, kami juga melayani takeaway dan delivery order melalui aplikasi online seperti Shopeefood, Grabfood dan Gofood. Sehingga memudahkan customer untuk memesan menu di Kedai Mas Billy dari manapun, dengan biaya yang jauh lebih terjangkau dibandingkan melalui aplikasi online lain,” terang Ellysa, seraya berpromosi.
Pemanfaatan sosial media juga menjadi trik khusus bagi Ellysa untuk memperkenalkan varian menu Kedai Mas Billy, sehingga lebih mudah mendapatkan awareness dari masyarakat. “Kami juga sering membagikan keseharian aktivitas di warung untuk lebih dekat dengan customer seraya membagikan konten menarik terkait menu ala Kedai Mas Billy,” lanjut Ellysa.
Konsistensi Rasa. Bicara soal bisnis kuliner, bagi Ellysa bukan sekadar bicara tentang inovasi menu, tapi juga mengenai standardisasi rasa. Untuk itu, ia senantiasa menjaga kualitas bahan dan memperhatikan step pada proses pengolahannya. “Dalam hal ini Ibu turut andil setiap hari untuk mengawasi serta meracik bumbu sesuai dengan resep yang sudah beliau tetapkan. Sehingga menghasilkan konsistensi rasa untuk setiap menu,” tambahnya.
Menyasar target market dari semua kalangan mulai dari menengah ke bawah yang menggemari kuliner pedas, murah, enak, dan mengenyangkan, Kedai Mas Billy juga memudahkan customer yang ingin menikmati menu-menu ala Kedai Mas Billy di rumah maupun tempat kerja, dengan ongkos kirim yang sangat terjangkau.
“Sebagian customer kami datang dari berbagai segment seperti karyawan swasta, PNS, tenaga kesehatan, guru hingga pelajar. Untuk itu harga yang kami patok cukup murah meriah, start from Rp 9 ribu sudah dapat nasi. Jadi cukup ramah di kantong,” ujar Ellysa.
Meski harga yang ditawarkan cukup terjangkau bukan berarti bahan yang digunakan Ellysa tidak berkualitas. Ia selalu memastikan kualitas bahan yang digunakan harus baik dan diolah dengan cara pengolahan yang baik dan bersih, untuk menjamin kualitas produk yang ditawarkan. Laili
Info Lebih Lanjut:
Kedai Mas Billy
Jl. Utomorejo No. 6,
Kel. Sisir, Kota Batu, Malang-Jawa Timur
Instagram :@kedaimasbilly