Anggota DPRD DKI Komisi D dari Fraksi Gerindra

Drs.H.Abdul Ghoni: “Aspirasi Rakyat Itu Amanah yang Harus Didengar, Diserap dan DiTindaklanjuti…”

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Pandemi Covid-19 tidak membatasi ruang gerak Drs. H. Abdul Ghoni untuk terus menjalankan amanah rakyat. Sebagai Wakil Rakyat dari Komisi D yang menangani beragam persoalan di bidang pembangunan, ia sangat terbuka dalam menerima laporan maupun aduan masyarakat secara pribadi. Beberapa waktu lalu, ia juga menggelar reses yang menjadi agenda tahunan para Wakil Rakyat. Meski dilaksanakan secara terbatas, dengan mengundang lembaga-lembaga penting di masyarakat mulai dari pengurus RT/RW, LMK, FKDM hingga kelurahan ke kediamannya, namun kegiatan tersebut tetap mampu menyerap aspirasi warga yang ia wakilkan di Parlemen.

Reses merupakan salah satu agenda tahunan yang wajib dijalani oleh seorang Anggota DPRD di luar masa sidang. Kegiatan dalam bentuk kunjungan kerja yang biasanya dijalani secara berkelompok maupun perorangan tersebut, bertujuan untuk mendengarkan aspirasi masyarakat untuk kemudian diserap dan ditindaklanjuti.

Sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, beberapa waktu lalu, Drs. H. Abdul Ghoni pun menjalani kewajiban tersebut. Namun, jika biasanya ia mendatangi wilayah-wilayah yang menjadi daerah pemilihannya (Dapil), karena terbentur pandemi kegiatan tersebut diselenggarakan di kediamannya di kawasan Cipete Selatan, Jakarta Selatan.

“Tujuan reses adalah menyerap dan menindaklanjuti aspirasi konstituen dan pengaduan masyarakat guna memberikan pertanggungjawaban moral dan politis kepada konstituen di Dapil sebagai perwujudan perwakilan rakyat dalam pemerintahan. Agenda ini juga berguna untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan kinerja DPRD dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat, serta mewujudkan peran DPRD dalam mengembangkan check and balances antara DPRD dan Pemerintah Daerah,” tambah sosok yang akrab disapa Bang Ghoni ini.

Dengar, Serap, Tindaklanjut. Meski dijalani dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, kegiatan yang mengundang elemen masyarakat diantaranya Camat, Lurah, pengurus RT/RW serta kelompok masyarakat lainnya yang menjadi mitra pemerintah, kegiatan reses yang digelar Bang Ghoni tersebut tetap berjalan efektif dan mampu menampung aspirasi warga Jakarta.

“Mereka yang kami undang merupakan perwakilan masyarakat di daerah masing-masing. Sebagai lembaga yang paling dekat dan bersentuhan langsung dengan warga DKI Jakarta, masukan dari lembaga seperti RT, RW, Lurah hingga petugas jentik, diharapkan bisa melaporkan tentang apa saja tugas kami sebagai Anggota DPRD yang sudah terealisasi dan yang belum. Dan reses juga menjadi ajang bagi kami untuk menyampaikan program Pemprov DKI,” terang Anggota Dewan dari Dapil 7 yang meliputi 5 kecamatan, yakni Cilandak, Pesanggrahan, Setiabudi, Kebayoran Baru dan Kebayoran Lama ini.

Dijelaskan Bang Ghoni, kegiatan yang biasa digelar tiga kali dalam setahun ini mendapat anggaran dari Pemerintah Daerah. Untuk itu, hasil dari reses wajib dilaporkan kepada Gubernur. “Berapa peserta yang datang, dilaksanakan di mana dan siapa saja dari pihak pemerintah yang hadir, itu semua wajib dilaporkan. Saat ini karena adanya aturan PPKM, akhirnya saya undang ke rumah dengan prokes ketat,” terangnya.

Penyampaian informasi warga selanjutnya ditampung Bang Ghoni untuk kemudian disampaikan di rapat paripurna sebagai usulan saat penyusunan APBD DKI Jakarta. Jika aspirasi tersebut sudah memiliki anggaran maka akan segera ditindaklanjuti, bila belum akan tetap ditampung dan direalisasikan pada program Pemerintah DKI Jakarta selanjutnya.

“Di tingkat kecamatan dan kelurahan ada yang namanya Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan), yang memberikan masukan maupun usulan sebelum DPRD melakukan rapat-rapat mengenai anggaran program yang akan dimasukkan dalam APBD. Misalnya terkait infrastruktur seperti perbaikan jalan, penerangan, saluran air, banjir dan lain sebagainya, kami dengar, tampung lalu hubungi Dinas terkait untuk direalisasi. Jika ditangguhkan, akan kami pantau secara berkala hingga akhirnya aspirasi tersebut terwujud. Itu yang harus saya lakukan agar lambat laun penataan Jakarta menjadi lebih baik.
Jalani Amanah Rakyat. Bagi Bang Ghoni, mewujudkan aspirasi rakyat merupakan salah satu amanah yang harus ia jalani. Menurutnya, Anggota Dewan harus siap melakukan apapun untuk membangun daerah di Dapilnya.

“Sebagai orang yang dipilih rakyat untuk mewakili mereka, sudah sepatutnya kita memperjuangkan amanah mereka semaksimal mungkin. Karena APBD berasal dari uang rakyat yang dikumpulkan Pemprov DKI, harus kembali lagi ke masyarakat. Oleh sebab itu, ketika menyampaikan informasi kepada masyarakat saya selalu realistis, bukan sekedar harapan palsu. Apalagi saat ini masyarakat semakin jeli dan tidak bisa dibohongi. Alhamdulillah, masyarakat masih memberikan kepercayaan kepada saya, tugas sayalah untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memperjuangkan aspirasi mereka,” tekannya

Dan di era digital seperti saat ini, baik Bang Ghoni maupun Pemprov DKI Jakarta, sangat terbantu dengan kecanggihan teknologi yang bisa menjadi bukti konkrit aduan maupun aspirasi rakyat. “Apa yang sudah kami sampaikan dan disahkan di Rapat Paripurna itu sahih. Jadi harus dikerjakan oleh Dinas terkait. Jika suatu ketika kami mendapat bukti atau aduan belum adanya realisasi, maka akan kami tekan terus. Karena pada dasarnya, reses ini salah satu cara menyampaikan informasi kepada masyarakat sekaligus mendapatkan informasi dari masyarakat. Sehingga ada informasi timbal balik supaya yang menjadi usul yang bisa diwujudkan,” tegas Bang Ghoni.

Berbuat Tanpa Pamrih. Menjadi Wakil Rakyat berarti harus siap melayani rakyat dengan hati. Prinsip tersebut senantiasa dipegang teguh oleh Bang Ghoni. Karena itulah, di luar reses ia tetap berkenan menerima aspirasi atau usulan masyarakat secara pribadi. Bukan hanya warga yang berada di Dapilnya, tapi semua masyarakat Jakarta.

“Masyarakat Jakarta berkewajiban menyampaikan aspirasi mereka kepada Dapil terpilih, agar usulan-usulan yang belum atau tidak terealisasikan bisa kami pecut. Secara terbuka saya juga siap menerima aspirasi dari Dapil lain. Karena buat saya yang terpenting bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Apalagi sebagai Anggota DPRD kami membawa konstitusi, harus menjaga marwah dan kehormatan DPRD. Jadi Lillahita’ala saja, tanpa pamrih,” imbuhnya, bijak. Laili

Berbuat untuk Masyarakat Jakarta

Perjalanan Bang Ghoni di kancah politik di mulai pada tahun 2000, usai era reformasi. Ketika itu, sosok yang kini berusia 62 tahun yang masih terlihat bugar ini, melihat perubahan yang begitu drastis pada kondisi perpolitikan Indonesia. Tidak seperti masa Orde Baru yang hanya dimainkan orang-orang tertentu, pembaharuan yang terjadi di tahun 1998 memberikan kebebasan berpolitik yang begitu besar bagi siapa saja.

Sebagai putra Betawi, Bang Ghoni merasa terpanggil untuk bisa berbuat sesuatu demi masyarakat Jakarta, khususnya warga Betawi yang senantiasa terpinggirkan di tanahnya sendiri. Demi masuk ke dunia politik, Bang Ghoni sadar dirinya harus memiliki ‘kendaraan’ khusus. Ia kemudian memprakarsai terbentuknya Forum Komunikasi Anak Betawi (FORKABI) pada tahun 2001, yang kemudian menjadi kendaraannya dalam mengarungi dunia politik.

“FORKABI merupakan cikal bakalnya saya berpolitik. Kalau dulu di Jakarta ada kelompok-kelompok daerah lain yang justru membuat anak-anak Betawi terintimidasi di tanah kelahirannya sendiri, lewat FORKABI saya mengajak para putra Betawi untuk berbuat sesuatu yang tentunya bermanfaat bagi kita semua. Alhamdulillah, sampai sekarang sudah 20 tahun berdiri dan dari FORKABI banyak kader-kader politik yang kini sudah duduk di Parlemen. Istilahnya orang Betawi sudah melek politik,” tutur Bang Ghoni, bangga.

Sadar pengalamannya di dunia politik masih minim, Bang Ghoni kemudian bergabung bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan fokus menggali kemampuannya berpolitik selama 3 tahun. “Tahun 2004, saya mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Jakarta dari Partai Amanat Nasional (PAN), Alhamdulillah saya terpilih hingga periode 2009. Kemudian saya mencalonkan kembali, tapi Tuhan belum mengizinkan. Di 2014 saya pindah ke Gerindra, Alhamdulillah saya diberikan kepercayaan oleh masyarakat dan terpilih sampai sekarang,” terangnya.

“Putra Betawi Harus Jadi Pemain Bukan Sekedar Penonton”

Jauh sebelum duduk sebagai Anggota Dewan, Bang Ghoni sempat menjalani karier sebagai professional di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama 12 tahun. Ketika itu, ia merasa miris dengan sedikitnya putra Betawi yang mampu berkiprah di perusahaan besar. Demikian juga saat ia terjun ke dunia politik dan mengemban amanah sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta sejak tahun 2009. Karena itu, sosok yang belum berpikir untuk maju sebagai anggota DPR periode 2024-2029 mendatang ini, merasa memiliki tugas untuk mengubah paradigma kebanyakan masyarakat Betawi yang masih enggan terjun ke dunia politik.

“Ini PR saya untuk menyadarkan, terutama terhadap masyarakat inti Betawi untuk melek politik. Agar bisa memberikan rekomendasi pada hal-hal terkait kedaerahan. Kita harus masuk partai politik dan bersaing dengan sehat agar aspirasi kita terdengar. Putra Betawi harus menjadi pemain, bukan sekedar penonton. Apalagi saat ini, dari 106 kursi di DPRD DKI Jakarta hanya 23 kursi yang diduduki putra Betawi,” ujar Pemimpin FORKABI se-Jabodetabek ini.

Dengan disahkannya Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN), Bang Ghoni berharap kelak Jakarta disahkan menjadi pusat perekonomian. Karena penataan kota maupun pengelolaan bisninya telah siap. “Kalau Jakarta disahkan sebagai pusat ekonomi, mungkin salah satunya kita bisa menjadikan kawasan elit di Jl. Sudirman, sebagai pusat bisnis brand-brand high class. Sehingga bisa menarik turis-turis mancanegara untuk datang dan berbelanja di Jakarta,” tutupnya.

Aksi Nyata Untuk Warga Jakarta

Tingginya angka kesenjangan ekonomi di Jakarta, juga tak luput dari perhatian Bang Ghoni. Apalagi, di masa pandemi COVID-19 yang cukup mengacaukan perekonomian nasional membuat kehidupan terasa makin sulit. Sebagai bentuk solidaritas kepada sesama, Bang Ghoni kerap menggelar aksi nyata. Salah satunya dengan membagikan bingkisan berupa sembako kepada masyarakat Jakarta yang terdampak pandemi.

Bukan itu saja, demi mendukung pemerintah dalam menuntaskan wabah yang penyebarannya mendunia ini, Bang Ghoni melakukan berbagai tindakan konkrit. Mulai dari mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol COVID-19, menggelar vaksninasi tingkat RW, hingga menyediakan konsumsi untuk kegiatan vaksinasi di RPTRA Taman Gajah, kelurahan Cipete Selatan.

Bentuk kerja nyata yang dilakoni, bagi Bang Ghoni merupakan salah satu wujud pengabdiannya sebagai Wakil Rakyat yang bukan sekadar menampung dan menjalankan aspirasi, namun juga selalu ada ketika dibutuhkan. Bahkan, beragam kegiatan sosial kemasyarakatan sudah sering ia lakukan jauh sebelum pandemi.

“Saya selalu berusaha dekat dengan rakyat, ketika mereka butuh bantuan semampu saya akan saya bantu. Tidak hanya dalam bentuk uang tapi bantuan hukum untuk masyarakat tidak mampu juga kami sediakan. Kita kompak membangun Jakarta Selatan,” ucap Bang Ghoni, yang tak segan menyalurkan dana untuk pengajian remaja, pengobatan gratis, kegiatan 17-an hingga santunan yatim.

Bagikan:

Bagikan: