MajalahInspiratif.com, Jakarta – Impian besar seorang Dikha Sigit mencapai kesuksesan, membulatkan tekadnya merantau dari Cirebon ke Ibukota Jakarta. Berbekal ongkos seadanya, Dikha Sigit mulai merancang mimpi di dunia sinetron dengan menjadi pemain tambahan. Kemampuannya memandu acara kemudian membawanya memasuki dunia master of ceremony (MC) yang akhirnya melahirkan ide-ide kreatif mendesain jas. Pada titik ini, ia seakan menemukan passion yang selanjutnya dikembangkan sebagai bisnis. Meski tak lepas dari aral melintang, namun sosok Dikha Sigit kini dikenal sebagai salah satu desainer muda ternama.
Lahir dan besar dalam keluarga sederhana, membuat Dikha Sigit terbiasa dengan perjuangan dan kerja keras. Sejak duduk di bangku SD, ia terbiasa membantu ayahnya mengelola pabrik kerupuk rumahan. Sepulang sekolah, Sigit, begitu ia biasa disapa, tak pernah absen mengemas kerupuk untuk kemudian dipasarkan ke toko dan warung-warung kecil.
“Dari tiap bungkus, Papa memberikan kami upah Rp 500. Jadi sejak kecil memang sudah diajarkan berjuang, bukan meminta-minta atau mengharapkan orang lain,” tutur Dikha, saat ditemui tim Majalah Inspiratif di kediamannya kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Masuk Dunia Entertainment. Sejak kecil, salah satu impian yang ingin dicapai Dikha adalah menjadi seorang artis. Saat duduk di bangkus SMA, ia rajin mengikuti berbagai casting. Berbekal wajah tampannya, Dikha sempat lolos sebagai pemain pendukung, beradu acting dengan pesinetron senior. Bahkan, selepas lulus SMA ia pernah mendapat peran utama di serial FTV.
Panggung entertain yang juga dijajal lelaki berkulit putih ini adalah penyiaran. Tepatnya saat sebuah stasiun radio di Cirebon bernama Hadena Radio memberikan pelatihan kepada siswa-siswi SMA yang berminat menjadi penyiar. Bakat Dikha memandu acara dan kelugasannya memberikan informasi kemudian membawanya diterima sebagai penyiar di stasiun radio tersebut.
Berbekal kemampuan acting dan memandu acara, tamat dari bangkus SMA, Dikha memutuskan untuk hijrah ke Jakarta, demi mengejar mimpinya menjadi artis. Namun, sesampainya di Ibukota, kenyataan yang dihadapi tidak sesuai ekspektasi. Setiap hari, mulai pagi hingga malam hari Dikha harus rela standby dari siang sampai pagi buta di lokasi syuting atau menunggu panggilan demi sekadar mendapat peran sebagai pemain tambahan (extras). “Karena saya suka maka saya jalani, tanpa mengeluh. Saat itu saya berpikir mungkin memang seperti ini prosesnya,” tutur Dikha, yang juga sempat membintangi beberapa produk iklan.
Pindah ke Panggung MC. Beberapa tahun mengejar mimpi menjadi artis, Dikha mulai menyadari jalan hidupnya bukan di bidang tersebut. Ia pun beralih ke panggung MC, bergabung bersama salah satu brand barang-barang rumah tangga.
“Salah satu cita-cita yang ingin saya capai adalah kuliah. Tapi karena tidak berminat kerja kantoran dan paham punya kemampuan menjadi MC, akhirnya mulai apply ke beberapa department store hingga brand produk rumah tangga. Alhamdulillah, diterima menjadi MC store, yang tugasnya woro-woro promosi barang-barang tersebut di Carefour, Giant, Tiptop dan pusat perbelanjaan lainnya di sekitar Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bandung dan kota-kota lain. Bahkan, sempat menjadi MC promo product di PRJ. Setelah itu mulai kenal banyak orang event, hingga alkhirnya dapat tawaran menjadi MC wedding. Alhamdulillah, event perdana sukses dan dipinang WO (wedding organizer) terkait sebagai MC tetap mereka dan beberapa WO lain,” ungkap Dikha yang kemudian bisa mengumpulkan uang untuk biaya kuliah jurusan Komunikasi.
Beralih ke Suit Designer. Tidak seperti MC di department store yang berpakain casual, menjadi MC wedding mengharuskan Dikha berpenampilan formal, yakni mengenakan jas. Tak ingin look yang monoton dan konvensional, ia mulai menyalurkan bakat menggambar desain jas untuk kemudian ia jahit ke tailor langganannya.
Tampilan jas rancangan Dikha yang kekinian, nyatanya membuat banyak orang tertarik dan bertanya di mana ia membeli. Pun demikian dengan penjahit langganan Dikha yang terkesan dengan desain-desain rancangan lelaki berkacamata ini. Penjahit bernama Muznih Faqih ini, kemudian mengajak Dikha menjadi partner, setiap kali mendapat orderan jas maka beliau meminta Dikha yang menggambar desainnya.
“Tahun 2014, saya mulai merancang jas untuk client Bang Muznih. Setelah itu saya mulai belajar menjahit dan pada 2015, mulai berkiprah sendiri di bawah brand Dikha Sigit On Fashion,” terangnya.
Ditambahkan Dikha, semula ia membuat beragam baju untuk laki-laki dan perempuan. Seperti kemeja, gaun, kebaya hingga kerudung. Namun di tahun 2018, Dikha memutuskan menekuni profesi sebagai Suit Designer, yang fokus merancang dan membuat jas, dengan nama DIKHA SIGIT, For Your Suit.
“Saya melihat desainer yang merancang busana perempuan sudah banyak, akhirnya saya ambil pasar jas, karena pemainnya belum banyak. Dan saya menilai kebanyakan jas yang dibuat brand-brand senior kurang kekinian dan menggunakan American style, yang desainnya kurang slimfit. Di sisi lain, pasar anak-anak muda sekarang menginginkan desain yang lebih fashionable, kekinian dan fit, pas di badan mereka,” tutur Dikha, yang hingga saat ini masih rajin mengikuti pameran wedding untuk memopulerkan brand-nya.
Kerja Sama dengan TV. Keterlibatan Dikha ketika berpartner dengan Muznih Faqih di beberapa stasiun TV membuatnya dikenal beberapa stasiun TV dan production house, yang kemudian memintanya membuat jas untuk dikenakan para News Anchor, Host dan pengisi acara program entertainment. Semenjak itu pula, label DIKHA SIGIT, For Your Suit kerap wara-wiri di layar kaca dan senantiasa menjadi pilihan para selebriti tanah air.
“Alhamdulillah, jas-jas yang saya rancang sering dikenakan artis-artis tanah air. Mulai dari Dedi Corbuzier, Sule, Andre Taulany, Tengku Zacky, Irfan Hakim, Gilang Dirga, Rafi Ahmad, Cakra Khan, Judika, Robby Purba, Anwar BAB, Herjunot Ali, Mario Kahitna hingga Ruben Onsu dan Betrand Peto,” paparnya.
Demi melebarkan sayap, Dikha juga menjalin kerja sama dengan banyak vendor. Seperti bridal, WO, sanggar, hingga hotel. “Vendor-vendor ini biasanya merekomendasikan DIKHA SIGIT, For Your Suit kepada calon pengantin yang butuh jas,” imbuh Dikha, yang menyasar target market kalangan muda middle up.
For Your Suit. Dijelaskan Dikha, kalimat for your suit pada label yang diusung bukan hanya sekadar brand, tapi juga menjadi tagline. Karena tiap jas rancangan Dikha memang sesuai ukuran tubuh pemakainya, sehingga tampilannya slim fit.
“Ciri khas desain DIKHA SIGIT, For Your Suit berkiblat ke Italian Suit. Jadi memang fit perfectly in your body. That’s why namanya Dikha Sigit For Your Suit. Ukurannya sesuai bentuk tubuh orang yang akan memakainya. Oleh sebab itu, kita selalu menyarankan bagi yang ingin mengenakan jas, sebaiknya dijahit bukan dibeli di store-store. Karena pasti bentuknya tidak pas di badan. Jas yang sudah ready ukurannya tidak bisa dibesarkan atau dikecilkan. Cutting-nya juga kami buat slim fit, even untuk orang tua. Jadi bukan yang kedombrongan. Karena itu untuk jas pengantin, 2-3 bulan menjelang hari H, kita harus bertemu dan ukur ulang. Kita make sure kalau ukuran badannya tidak naik atau turun,” tekan Dikha.
Dari segi kualitas bahan, Dikha memberikan beberapa pilihan bagi client, yakni grade biasa atau premium. Sehingga bisa disesuaikan dengan budget klien. Dan dari mutu jahitan hingga cutting, jas-jas rancangan Dikha patut diperhitungkan. “Sudah jadi pilihan tepat teman-teman cowok yang ingin tampil keren mengenakan jas, tapi tetap modis, pastinya ke Dikha Sigit. Alhamdulillah, sudah terbentuk branding-nya. Kalau ada orang pakai jas keren, pasti ada yang bilang, Dikha Sigit ya? Jadi image kita sudah terbentuk sendiri,” tutur Dikha, seraya berpromosi.
Bukan Tanpa Aral Melintang
Kerja keras Dikha dalam membangun bisnis, bukan tanpa aral melintang. Beberapa kali ia sempat ditimpa ujian berat. Di tahun 2016, ketika mengibarkan nama DIKHA SIGIT, For Your Suit, Dikha mengawalinya dari kamar kos kecil. Keadaan tersebut membuatnya dipandang remeh oleh salah satu crew sebuah stasiun TV.
“Saat itu, brand saya kena audit karena setiap hari tampil di TV dan ada banyak invoice pembayaran ke Dikha Sigit. Lalu mereka mencari tahu siapa saya sebenarnya. Tim audit itu datang ke kosan ketika saya tengah kuliah. Mereka kemudian mempertanyakan tentang saya ke management TV. Desainer siapa ini? Kenapa ada pembayaran sekian-sekian dari TV tersebut. Saya disebut anak bawang, anak kemarin sore. Jangankan punya butik, tinggal saja di kost-kostan. Istilahnya di-under estimate lah. Akhirnya saya putuskan berhenti membuat jas untuk program TV tersebut,” sungut Dikha.
Kejadian tersebut kontan membuat Dikha drop dan merasa bisnis fashion bukan jalan untuknya. Lalu memilih vacuum dan enggan menerima semua orderan. “Dua bulan kemudian saya mencoba bangkit, kembali ikut pameran di Balai Sudirman dengan biaya sewa booth Rp 18 juta untuk 3 hari,” katanya.
Ketika pameran itulah Dikha berkenalan dengan seorang owner WO, yang juga memiliki sanggar make up dan gaun. Menempati gerai 4 lantai di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. Pengusaha tersebut mengajak Dikha bekerja sama untuk saling support di bisnis masing-masing, serta ikut mengisi gerainya. Namun, agar Dikha juga merasa memiliki, ia meminta Dikha merenovasi gerai agar lebih bagus.
“Tawaran tersebut seperti angin surga buat saya. Akhirnya, gerai tersebut saya renovasi hingga layak disebut boutique. Ketika renovasi sudah setengah jalan, saya sempat beberapa kali melakukan fitting client. Suatu hari ada client dari daerah akan fitting, saya lebih dulu sampai untuk persiapan tempat dan segala macam. Tapi begitu masuk, saya shock karena interior yang sudah terpasang dibongkar dan beberapa furniture sudah tidak ada. Saat itu baru diketahui kalau ternyata gerai tersebut sitaan bank,” cerita Dikha, lirih.
Karena harus tetap melayani client, Dikha segera memindahkan lokasi fitting ke Hotel Kartika Chandra yang selama ini telah menjadi rekanannya. Akan tetapi kejadian yang membuat Dikha harus kehilangan uang hingga ratusan juta rupiah demi merenovasi gerai, tak ayal membuat mentalnya kembali terpuruk.
“Selama beberapa bulan saya drop, tidak mau handle jas bahkan sempat menjauh dari Allah SWT. Saya merasa sudah kerja keras, tidak pernah mengeluh, hidup di Jakarta tanpa bantuan dari orang, tapi ujian yang saya terima begitu berat. Selama vacuum saya balik jadi MC, mencoba have fun,” ungkapnya.
Bangkit dari Keterpurukan demi Bahagiakan Keluarga
Wajah-wajah kedua orang tua dan kedua adik yang menjadi tanggung jawab Dikha, seakan menjadi penyemangatnya untuk kembali berkarya. “Saya melihat masa depan keluarga saya masih panjang. Apalagi saya sebagai tulang punggung, karena semenjak Papa menjalani operasi usus buntu saya meminta beliau untuk tidak lagi bekerja. Jadi tanggung jawab saya sangat besar untuk keluarga. Saya harus kuliahkan kedua adik saya, karena saya tidak ingin mereka seperti saya. Adik saya yang perempuan baru saja lulus dari perguruan tinggi di Cirebon, dan adik saya yang bungsu sekarang ikut saya membantu mengembangkan bisnis tailor ini,” tutur Dikha.
Selain itu, ia juga sempat curhat dengan seorang ustadz yang menyarankan Dikha untuk mengikhlaskan peristiwa tersebut. Agar kedepan rezeki yang didapat Dikha bisa lebih banyak. “Akhirnya saya mulai menata kembali bisnis dan mencoba mengikhlaskan semua yang sudah terjadi. Tiga bulan setelah itu, stasiun TV yang sempat mempermasalahkan brand saya minta maaf. Lalu kami membuat kontrak baru, saya diberi kesempatan men-support 5 helai jas dalam 1 hari selama beberapa bulan untuk program TV Dangdut. Perlahan tapi pasti, nama Dikha Sigit kembali naik dan orderan terus berdatangan. Meskipun tidak bisa lepas dari ujian, tapi saya tetap berpikir bahwa suatu saat saya bisa lebih besar dari ini,” ucapnya optimis.
Selain kerja keras, Dikha juga sangat mengandalkan kekuatan doa dan sedekah. Baik secara langsung maupun melalui kedua orang tuanya. “Saya selalu berdoa, Ya Tuhan, jika memang engkau meridhoi ini tolong permudah dan beri jalan. Jika tidak tolong beri jalan baru. Dan ketika berdoa juga mencoba spesifik, misalnya Ya Allah, mudahkan daya untuk membeli rumah 4 lantai yang lahan parkirnya bisa menampung 7 mobil. Saya tuliskan juga doa-doa tersebut di amplop sedekah yang saya bagikan ke orang-orang yang membutuhkan, saya mohon kerelaan mereka untuk membaca doa tersebut. Dan Alhamdulillah, doa dan afirmasi tersebut jadi kenyataan. Saat ini kami tengah bersiap pindah ke lokasi baru yang spesifikasinya sesuai dengan doa saya,” pungkas Dikha, yang segera miliki butik mewah di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan
Info Lebih Lanjut:
DIKHA SIGIT, For Your Suit
Instagram : @dikhasigitfashion
Whatsapp : 085156060030