MajalahInspiratif.com, Jakarta – Tumbuh dan besar di lingkungan yang dekat dengan kawasan latihan para tentara Indonesia di Arhanud, Padang sekitar tahun 1970, menumbuhkan jiwa patriot seorang Edli Warman. Usai menamatkan sekolah kedokteran, ketika panggilan wajib militer datang ia pun segera memenuhinya. Sebagai wujud pengabdian pada negeri, ia tak gentar saat ditugaskan ke beberapa daerah terpencil bahkan di kawasan bencana maupun konflik seperti Timor-timor pada November 1995 hingga Februari 1997, tsunami Aceh 2004, gempa bumi Padang 2009, gempa bumi Lombok 2017 dan pelatihan penanganan bencana H.E.L.P. (Health Emergencies in Large Populations).
Menjadi tentara memang cita-cita dan impian seorang Edli Warman sejak kecil. Apalagi ia kerap menyaksikan kegagahan para pembela tanah air tersebut kala berlatih di sekitar rumahnya. Tak heran, pasca mengantongi gelar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Sumatera Barat, dan menerima panggilan wajib militer di tahun 1993, sosok yang kini bergelar BrigJen TNI (Purn) dr. Edli Warman, Sp.OT(K)., Spine., M.A.R.S ini, menyambut hangat.
“Sejak kecil, saya sering melihat tentara lewat di depan rumah. Menginspirasi saya untuk menjadi bagian dari abdi Negara tersebut,” kenang dokter yang akrab disapa dr. Edli, yang kini mengabdi di Rumah Sakit pusat angkatan darat (RSPAD) Jakarta, Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)-Jakarta dan Rumah Sakit Pelni-Jakarta, sebagai dokter spesialis bedah, orthopedi dan traumatology ini.
Rekam Jejak. Diceritakan dr. Edli, jauh sebelum ia bergabung bersama Tentara Nasional Indonesia, rekam jejaknya sebagai seorang dokter telah ia torehkan sejak tahun 1991. Selain meniti karier sebagai dokter honorer di rumah sakit tentara Bukit Tinggi, ia juga sempat menjadi dokter klinik di perkebunan kelapa sawit.
“Tahun 1992, saya datang ke Jakarta dan meniti karir di beberapa klinik. Setelah itu tahun 1993 masuk pendidikan tentara di Wajib Militer (wamil) Magelang selama 6 bulan dilanjutkan dengan pendidikan kecabangan kesehatan pusdikkes di jakarta selama 1 bulan. Semasa mengikuti pendidikan tentara, banyak pengalaman tak terlupakan yang saya dapat. Selain wajib mengikuti latihan tempur sejak pagi, kami juga dilatih disiplin dan siaga 24 jam,” terangnya.
Setelah lulus dari pendidikan tentara dan ditempatkan sebagai dokter umum di batalyon 410/Alugoro, Blora Jawa Tengah, dr. Edli juga didaulat sebagai penanggung Jawab kesehatan tentara 1 batalyon, termasuk penugasan ke Timor Timur pada November 1995 selama 14 bulan.
Bertugas selama 5 tahun di batalyon, ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan study spesialis. Kecintaan pada dunia orthopedi mendorongnya memilih program spesialis ortopedi di fakultas Universitas Padjadjaran, Bandung-Jawa Barat dan lulus tahun 2006.
“Saya juga sekolah Sub Spesialis Tulang Punggung (Spine), pada tahun 2011 di Universitas Indonesia,” imbuhnya.
Kemampuan medis dr. Edli yang semakin lengkap, mengantarnya dipercaya sebagai Koordinator Orthopaedi dan Traumatologi di Departemen Bedah RSPAD Gatot Soebroto, tahun 2012-2015.
Di tahun 2017, saat bertugas di Kodam Jaya, ia juga dipercaya sebagai Wakil Kepala RS Ridwan Meuraksa-Jakarta. Dan di tahun 2018, menjabat sebagai Ketua Komite Medik di rumah sakit setempat.
Pada tahun 2022, saya kembali ke RSPAD Gatot Soebroto dan menjabat sebagai Dokter Ahli Traumatologi berpangkat Brigadir Jenderal,” paparnya.
Terjun ke Kawasan Bencana. Sebagai wujud pengabdian diri pada negeri, seorang tentara selalu siap sedia ditugaskan dimana saja, termasuk di kawasan konflik maupun rawan bencana.
“Setelah menjadi spesialis orthopedi, saya justru banyak bertugas di lapangan. Setiap ada bencana alam, saya ikut terjun. Seperti ketika tsunami Aceh 2004, gempa bumi Padang 2009, gempa bumi Lombok 2017 dan pelatihan penanganan bencana H.E.L.P. (Health Emergencies in Large Populations), bahkan hingga ke Hawaii,” paparnya.
Kemudian setelah memasuki masa purna, dr. Edli tetap melanjutkan pengabdian sebagai dokter ortopedi, traumatologi dan tulang belakang (spine) di RSPAD Gatot Subroto.
“Selain mengurus pasien umum, kami juga menangani tentara-tentara yang mengalami cedera saat berlatih dan juga menerima rujukan dari prajurit yang bertugas di perbatasan daerah atau daerah konflik,” tutur dr. Edli.
Tips Tulang Sehat. Menjalani profesi sebagai dokter spesialis orthopedi, traumatology dan tulang belakang (spine), secara keseluruhan dr. Edli menangangi masalah pada sistem musculoskeletal, yang meliputi tulang, otot, sendi, saraf, ligament, serta jaringan yang menghubungkan tulang dan sendi.
Selain faktor usia, permasalah tersebut juga kerap terjadi akibat cedera yang disebabkan karena kecelakaan maupun olahraga. “Patah tulang, lutut bergeser dan kelainan tulang belakang (skoliosis) adalah beberapa permasalahan yang ditangani dokter orthopedi, tidak semua harus dioperasi bisa juga melalui fisio therapy,” ujarnya.
Demi menjaga kesehatan tulang dan sendi, dr. Edli tak segan berbagi tips sehat. Mulai dari olahraga minimal dua kali seminggu, mengonsumsi makanan sehat yang banyak mengandung protein dan kalsium hingga mengonsumsi vitamin.
“Konsumsi menu seimbang yakni menu 4 sehat dan disempurnakan dengan susu sangat bagus untuk kesehatan tulang dan sendi. Untuk olahraga, lari atau jalan saja sudah cukup untuk membentuk tulang yang sehat. Apalagi paparan sinar matahari pagi akan membentuk Vit. D yang sangat baik untuk tulang,” tutupnya