Aparatur Sipil Negara dan Content Creator

Benedicta Trixie Ariestianti, S. IP., M. Si (han): “Gapai Work Life Balance dengan Do What You Love and Love What You Do”

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Pengalaman Benedicta Trixie Ariestianti, yang pernah mengalami spiritual awakening atau pergeseran kesadaran dalam kehidupan, mendorongnya untuk berbagi pengalaman ketika dirinya perlahan melewati tahap demi tahap tersebut lewat kanal Youtube. Salah satunya adalah tentang work life balance yang sangat penting dimiliki oleh setiap orang, agar bisa lebih bahagia dan menikmati hidup.

Di era digital seperti saat ini, perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut manusia memiliki kompetensi dalam banyak hal. Tak hanya kemampuan eksak tapi juga dituntut memiliki keterampilan dalam berbagai bidang, dengan tetap menyeimbangkan kehidupan pribadi, teman dan keluarga. Tuntutan-tuntutan seperti itulah yang seringkali membuat banyak orang mudah stress dan tidak nyaman dengan kehidupan mereka.

Untuk itu, dibutuhkan kemampuan dalam menyeimbangkan tanggung jawab di dalam pekerjaan dan hal-hal lain di luar pekerjaan, atau yang saat ini dikenal dengan istilah work life balance.

Ada banyak hal yang membuat seseorang mampu menggapai keseimbangan hidup. Salah satunya mengerjakan pekerjaan yang memang sesuai passion. Seperti yang dijelaskan oleh Benedicta Trixie Ariestianti, Youtuber sekaligus Modern Spiritual Counselor, bahwasanya work life balance akan sulit tercapai bila kita tidak menyukai apa yang kita kerjakan sehari-hari.

“Semua yang ada dalam hidup kita itu saling terkoneksi. Misalnya ketika selesai mengerjakan satu pekerjaan tidak mungkin tiba-tiba  kita sepenuhnya terlepas dari pekerjaan tersebut. Minimal kepikiran tentang pending works, perkataan atasan, kolega, atau staf, dan juga mungkin konflik dengan teman di tempat kerja, pasti ada saja yang mampir di benak. Apa bila kita tidak suka dengan apa yang kita kerjakan sehari-hari, percayalah hal-hal tersebut tidak akan jadi balance karena pasti ada residu emosi yang bisa membuat kita menahan rasa-rasa tertentu. Seperti misalnya memunculkan emosi anger, sadness, ataupun emosi anxiety dan sebagainya, yang pada akhirnya apapun yang kita kerjakan di luar kata “work jatuhnya sebagai pelarian diri. Jadi menurut pendapat saya work life balance hanya ada ketika ada passion pada apapun yang kita kerjakan. Sehingga apapun masalah dan tantangan yang kita temui, kita selalu bisa menemukan sisi positif dari segala hal tersebut,” paparnya.

Lebih lanjut dijelaskan Youtuber cantik yang akrab disapa Bene ini, work life balance bisa dimulai dengan mencari jawaban dalam diri masing-masing individu, hal-hal positif apa saja yang bisa kita dapatkan dari pekerjaan yang kita jalankan dan berusaha untuk selalu bersyukur.

Make sure you have passion in everything you do, and ifyou really think you don’t have the passion in that, have the courage to search your real passion and don’t forget to be grateful for what you have. Jadi apapun yang sedang dilakukan sekarang coba cari dan syukuri apa positifnya, so do what you love and love what you do,” tekan Bene.

Berbagi Pengalaman. Work Life Balance yang dipaparkan Bene, bukan hanya sekadar kesimpulan dari banyak informasi dan pengetahuan yang ia dapatkan, baik dari buku, seminar maupun coaching tentang pengembangan jiwa yang ditemui. Lebih dari itu, perempuan yang  berkarier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekretariat Kabinet RI ini juga sempat mengalami beragam masalah dalam kesehariannya yang membuat dirinya sulit menikmati kehidupan.

“Sekitar 1 tahun yang lalu, saya mengalami pergeseran kesadaran, atau yang saat ini dikenal dengan istilah spiritual awakening dan sejak saat itu saya banyak mempelajari hal-hal baru seperti self developmentat thesoul level, spiritual science, kesehatan mental dan hal lain terkait pengembangan jiwa. Hingga akhirnya saya terpanggil untuk sharing pengalaman ketika mengalami hal-hal tersebut. Karena memang ternyata saat ini banyak orang yang mengalami spiritual awakening tapi mereka bingung atas apa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Saya berpikir kalau saya bisa membantu orang-orang supaya tidak bingung betapa baiknya. Bisa bermanfaat untuk banyak orang,” tutur Bene.

Ditambahkan perempuan kelahiran Bandung, 27 Maret ini, banyak permasalahan yang menjadi pemicu dirinya mengalami spritual awakening. Dan permasalahan tersebut datang di setiap bidang kehidupannya secara hampir bersamaan rentang waktunya.

“Pada akhirnya ketika saya menyadari kenapa semua itu bisa terjadi, ego saya jatuh, dan saya akhirnya berserah karena merasa tidak ada yang bisa saya lakukan dengan kontrol logika saya. Di titik terendah inilah  jiwa kita terbangun, kesadaran kita bergeser. Pada saat itulah saya mulai mencari bantuan. Misalnya berkonsultansi dengan orang-orang yang pernah mengalami hal tersebut, meditasi atau metode lain seperti soul healing dan energy healing. Namun ternyata yang paling ultimate adalah mencari jawabannya di dalam diri kita sendiri. Dan saya yakin orang-orang yang mengalami hal tersebut awalnya pasti juga sama bingungnya seperti saya. Oleh sebab itu saya ingin mencoba membantu mereka. Jadi, sesibuk apapun kita perlu untuk slow down sedikit. Supaya bisa mindful, karena ketika kita menerapkan mindfulness kita benar-benar tahu kita ada dimana, sedang mengerjakan apa, dan semua itu akan terlihat lebih clear,” ungkapnya.

Tertantang Memasuki Dunia Baru. Profesi sebagai Youtuber sekaligus Modern Spiritual Counselor bagi Bene memang suatu hal yang baru. Meski demikian, demi membagikan pengalaman seputar spiritual awakening dan pengembangan jiwa, pemilik mata boneka ini cukup percaya diri. Apalagi, menaklukan dunia baru merupakan challenge baginya.

Sebelum menjadi ASN, Bene yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Parahyangan, Bandung, beberapa kali bekerja sebagai analis politik. Setelah itu ia melanjutkan S2 jurusan Damai dan Resolusi Konflikdi Universitas Pertahanan Indonesia. Dan sejak 8 tahun lalu Bene bekerja sebagai ASN di Sekretariat Kabinet RI.

“Ada hal yang sangat menantang saya bekerja di Sekretariat Kabinet ini, salah satunya mempelajari seputar dunia hukum dan peraturan perundang-undangan. Meski sudah 8 tahun bekerja, tapi hingga saat ini saya tetap belajar. Puji Tuhan, saya didukung lingkungan kerja yang kondusif. Mulai dari pertemanan dan lingkungan kerja yang menyenangkan hingga struktur birokrasi yang baik. Buat saya ini semua merupakan sebuah berkat. Terkadang apa yang kita dapatkan mungkin memang berbeda dengan apa yang kita bayangkan, tapi seringnya ternyata itu adalah hal yang kita butuhkan, inilah yang saya syukuri selama ini,” terang Bene, bijak.

Belum lama ini, Bene juga menerima tantangan baru, ia didaulat sebagai salah satu host PODKABS (Podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet), dengan menghadirkan narasumber para Menteri dan Pejabat setingkat Menteri Kabinet Indonesia Maju sebagai tamu. Selain spiritual awakening, berkat baru ini menjadi salah satu motivasinya untuk membuat channel Youtube BENEDICTA TRIXIE | BENEVOLENCE, yakni sebuah channel Youtube tentang Spirituality dan Self Development at the soul level.

“Setelah mengalami pergeseran kesadaran, saya terdorong untuk berbagi pengalaman. Tetapi sempat bingung bagaimana cara untuk sharing-nya karena saya tidak memiliki background public speaking. Ketika dipercaya sebagai host PODKABS itulah saya merasa Tuhan seakan membuka jalan bagi saya untuk bisa belajar tentang ilmu komunikasi dan public speaking secara otodidak. Meski awalnya sempat bingung namun saya berusaha untuk percaya diri, karena berarti saya dipercaya. Semenjak itu pula ajakan sebagai moderator, MC atau host talk show beberapa acara mulai berdatangan,” tambahnya.

Perjalanan Panjang dan Jatuh Bangun. Banyak hal yang dipaparkan Bene di channel Youtube BENEDICTA TRIXIE | BENEVOLENCE miliknya, terkait hal-hal seputar spiritual awakening. Mulai daritahap-tahap spiritual awakening, pengetahuan spiritual dan hubungannya dengan pengembangan diri, dan beberapa cerita tentang cara menghadapi luka serta trauma di dalam diri yang  mengemuka keluar.

“Dalam diri manusia itu banyak sekali yang namanya trauma, luka. Sementara untuk sembuh, alih-alih berlari dari trauma,kita harus berani menghadapi itu semua. Luka dan trauma ituharusdibukalayer by layer layaknya sebutir bawang. Ketika ada layer yang siap untuk disembuhkan, kita hadapi itu, dan apabila membutuhkan bantuan, di jaman sekarang sudah banyak sekali metode penyembuhan yang bisa dipilih baik secara medis maupun secara holistic. Untuk tahu kita sudah sembuh dari trauma maupun luka itu atau belum adalah ketika menemukan pemicu tentang trauma atau luka tersebut kita sudah merasa biasa saja, tidak ke-trigger. Namun jika masih baper itu berarti masih ada yang harus disembuhkan. Itu yang saya coba sharing kepada banyak orang. Sesungguhnya hidup di kota besar dengan kesibukan yang ada belum tentu mental semua orang itu sehat. Misalnya ketika kita tidak mendapat apresiasi atas hal yang kita lakukan, lalu kita merasa seperti ke-trigger. Sebenarnya bukan permasalahan kita tidak diapresiasi, tapi itu adalah trauma. Mungkin sewaktu kecil ada luka lama terkait hal yang sama dan saat kita siap untuk di-healing, permasalahan serupa semacamitu semua datang. Sejatinya healing itu moment saat kita menghadapi luka yang membuat kita merasakan sakit kadang hingga menangis atau teriak untuk mengeluarkan emosi. Dengan menyadari hal-hal yang menjadi trauma kita itu sudah bagian dari healing, jadi jangan takut. Sebab manusia memang penuh luka, tapi bukan berarti tidak bisa disembuhkan,” paparnya.

Meski menyakitkan dan seringkali membutuhkan proses panjang, namun ketika luka maupun trauma dalam diri kita sembuh, maka kita akan lebih mudah mencintai diri sendiri, dan berempati kepada mahluk hidup lain sehingga jiwa lebih cepat berkembang, dan kita lebih merasa bahagia.

“Ada istilah hurt people hurt people, healed people heal people, kalau kita masih menjadi manusia yang penuh dengan luka dan trauma dan tidak menyadari itu, akan sulit bagi kita menyebarkan cinta kepada orang lain. Di episode pertama Youtube  Benevolence, saya mencoba men-share 17 tahap spiritual awakening. Saya ingin orang-orang yang mengalami salah satu, beberapa atau mungkin semua point tersebut tidak bingung atau merasa aneh dengan diri sendiri. Pada akhirnya, setelah kesadaran kita bergeser,dan kita berproses menyembuhkan diri sendiri,kita lebih dekat dengan Tuhan, bisa lebih berpasrah, istilahnya let go and let God. Di episode 2, 3 dan kebelakangnya itu saya menjelaskan satu per satu. Misalnya di episode kedua saya menjelaskan tentang menyerah itu tidak sama dengan berserah. Lalu di episode ketiga saya jelasin tentang terdiskoneksi,” terang Bene.

Metode Penyembuhan. Salah satu cara yang dipaparkan Bene untuk tetap tenang ketika luka dan trauma dalam jiwanya datang adalah dengan meditasi dan yoga. “Meditasi bukan untuk mengosongkan pikiran, tetapi cara untuk mengamati hal-hal yang terlintas di pikiran kita tanpa menghakimi. Jadi biarkan saja lewat silih berganti, lama kelamaan pikiran ini akan kosong dengan sendirinya dan jiwa pun akan tenang sendiri. Ketika itulah kita bisa mendengar nurani, batin dan jiwa kita. Karena suara jiwa kita ini volumenya rendah, sementara pikiran kita terlalu crowded, sehingga kita sulit mendengarnya. Meski jiwa kita selalu ada bersama kita, tapi terkadang kita tidak connect karena terlalu sibuk. So many things you can see if you slow down, itu bisa kita lakukan dengan meditasi dan yoga. Walaupun luka atau trauma itu datang kita sudah tahu bagaimana menyembuhkannya,” ujar Bene.

Metode penyembuhan jiwa lewat meditasi dan yoga bagi Bene juga salah satu cara mencari jawaban atas masalah-masalah yang terjadi dalam hidup. Karena nyatanya the only way out is in. “Ketika memiliki masalah, biasanya orang mencari jalan keluar, padahal yang tepat itu cari jalan ke dalam. Karena jiwa kita ini sebenarnya pintar, semua jawaban itu ada di dalam jiwa kita. Tapi kenapa kita merasa tidak dijawab? Karena mungkin satu belum waktunya atau yang kedua terlalu ambisi untuk tahu jawabannya. Maka sometimes ya sudah biarkan saja itu nanti kalau memang sudah siap untuk tahu kita pasti tahu,” terangnya.

Diteruskan Bene, ketika menghadapi luka atau trauma maka cara terbaik adalah menyadari bahwasanya kita memang memiliki luka tersebut lalu menerimanya. “Meski sakit, terima saja jangan denial. Menerima adalah pelajaran awal proses healing. Kemudian lepaskan dan maafkan, terutama memaafkan diri sendiri,karena apapun yang dilakukan oleh diri kita di masa lalu itu adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan saat itu. Begitu juga ketika dihadapkan pada pelajaran memaafkan orang lain, walaupun orang yang menyakiti kita tidak meminta maaf, maafkan saja. Dengan kita memaafkan dan melepaskan,itu berarti kita sudah berproses lebih lanjut untuk healing. Setelah lulus 1 isu,nanti ada lagi layer berikutnya yang “minta dikupas” untuk disembuhkan, karena jiwa ini penuh dengan perjalanan dan cerita. Pasti ada juga karma atau dharma, dan itu yang terus menerus perlu kita sadari gitu,” kata perempuan yang telah mengantongi sertifikat sebagai Spiritual Counselor ini.

Konten Berdasar Riset. Dirilis sejak pertengahan tahun 2022, Bene bukan sekadar meng-upload video-video tentang pengembangan jiwa sesuai dengan apa yang pernah ia alami, tapi juga membalas pertanyaan-pertanyaan yang muncul di kolom komentar, dan juga membuka sesi untuk konseling privat one on one.

“Selain memaparkan pengalaman pribadi ketika mengalami pergeseran kesadaran, saya juga terus belajar baik dengan mengikuti seminar dan workshops maupun one on one session bersama beberapa Life Coach dan juga bertemu dengan teman-teman se-frekuensi yang juga mengalami spiritual awakening. Selain itu, banyak buku yang saya baca dan coba praktikkan. Karena the more you read the more you dont know. Beruntung saat ini informasi di internet begitu masif, sehingga saya tidak merasa terjebak dalam kebingungan. Bahkan ketika mengalami sesuatu yang tidak bisa saya pahami saya juga punya teman sharing serta mentor yang bisa ditanya dan diajak diskusi,” tutur Bene, yang senantiasa melakukan riset mendalam sebelum membuat konten baru.

Rencana ke Depan. Bene berharap makin banyak orang yang melihat channel Youtube  BENEDICTA TRIXIE | BENEVOLENCE dan men-subscribe. Sehingga ia lebih termotivasi membuat konten-konten yang lebih bermanfaat untuk banyak orang.

“Saya sedang berusaha membantu banyak orang yang mengalami apa yang dulu saya alami. Saat ini saya juga tengah belajar Yin dan Nidra Yoga, yakni yoga dengan fase yang sangat slow sehingga bisa seek insight from inside seperti halnya meditasi, menyenangkan dan menenangkan. Kedepan, selain punya channel YouTube dan membuka sesi konsultasi, saya juga ingin membuka kelas Yin dan Nidra Yoga. Supaya lebih banyak orang yang terbantu dengan berbagai metode healing,” terang Bene yang saat ini sedang dalam proses sertifikasi untuk jenis yoga tersebut.

Selain itu, Bene juga berharap bisa konsisten membuat konten di sosial media lainnya seperti Instagram dan Tiktok. “Saya berharap bisa terus membuat konten yang lebih berkualitas. dan orang-orang yang memang sudah mengetahui isi konten yang saya buat terpanggil untuk mau belajar juga, supaya bisa lebih menemukan diri sejati. Saya juga berharap mereka tidak lagi takut untuk menghadapi luka dan trauma yang pernah dialami. Sehingga pemikiran mereka tidak terkurung dalam self limiting beliefs,” imbuh Bene.

Support System. Bagi Bene, menjalani karier sebagai ASN merupakan pekerjaan utama. Ia pun merasa beruntung memiliki support system yang baik, sehingga di sela-sela waktunya tetap bisa berkarya sebagai content creator maupun Modern Spiritual Counselor. Mulai dari suami, Rafael Auraka, yang selalu mendukung hingga kedua buah hati Gabrielle dan Miguel yang  bertumbuh dengan sangat baik.

“Di kantor, ketika jam istirahat sesekali saya menikmati waktu terkoneksi dengan alam seperti makan di bawah pohon atau tetap meditasi walaupun di depan komputer. Namun untuk konten biasanya saya buat sepulang dari kantor di working space terdekat atau di rumah ketika anak-anak sudah tidur. Kadang juga saya menghabiskan waktu dari sore sampai malam untuk pembuatan konten ini, namun tidak setiap hari agar tetap punya waktu main bersama anak-anak di rumah. Akan tetapi ketika lembur maka saya selesaikan lebih dahulu tugas-tugas kantor. Saya bersyukur memiliki suami yang sangat mendukung harapan saya untuk membantu orang atau belajar hal-hal baru,untuk itu semoga akan semakin banyak subscriberYouTube Benedicta Trixie | BENEVOLENCE kedepannya”. ungkap perempuan yang menikmati rutinitas skincare-an sebagai me time, ini. Laili

Info Lebih Lanjut:

YOUTUBE     : BENEDICTA TRIXIE | BENEVOLENCE

Instagram        : bene.volence_

Tiktok             : bene.volence_

Twiter             : bene_volence_

Bagikan:

Bagikan: