Woman-preneur

Azuka Veronica Yuki Rahayu: Pengusaha Mandiri yang Sukses Bantu Pemerintah Kurangi Angka Pengangguran

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Lahir dan besar dalam keluarga pebisnis, mengantarkan Azuka Veronika Yuki Rahayu, menggeluti dunia yang sama. Sejak tahun 2016, berbagai bidang usaha pun ia jajaki, mulai dari fashion, kuliner, arisan hingga perkreditan. Berkat kepiawaiannya membaca peluang, kini ia menjadi salah satu pengusaha perempuan yang sukses menyokong usaha pemerintah dalam memperkecil angka pengangguran. Meski tak bisa lepas dari pasang surut, bahkan sempat mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah akibat ditipu mitra bisnis dan terdampak pandemi COVID-19, namun Yuki berupaya untuk though. Bahkan, di awal tahun 2022 ini, ia segera merilis brand skincare baru.

Darah pebisnis memang mengalir deras dalam tubuh Yuki. Sejak kecil, perempuan kelahiran Malang, 24 Oktober ini, terbiasa melihat kesibukan ayahnya sebagai pengusaha. Beranjak dewasa, keinginan untuk menjalani profesi yang sama pun kian besar. Selain mengejar kepuasaan batin, perempuan yang sempat menetap di Surabaya, Jawa Timur dan kini memilih stay di Jakarta ini, menyadari bahwa income sebagai pengusaha jauh lebih besar ketimbang sekadar mengandalkan gaji sebagai karyawan.

“Saya memang tipe orang yang tidak mau ikut orang, jadi harus punya usaha sendiri. Menurut saya kalau ikut orang kita tidak leluasa untuk merepresentasikan apa yang kita mau, karena harus mengikuti apa yang diinginkan pimpinan. Sedangkan kalau usaha sendiri kita bisa mengembangkan sesuai passion,” tegas pecinta bunga sakura ini.
Passion Jadi Bisnis. Keseriusan Yuki mengarungi dunia usaha memang tak main-main. Saat ini, ia memiliki beberapa brand bisnis yang patut diperhitungkan. Ada Sakura Butik, Sakura Snack, resto PappaJack Asian Cuisine, Arisan Sultan, Sakura Kredit serta Sakura Shop. Dan dalam waktu dekat, perempuan berparas ayu ini, segera merambah bidang skincare dan kosmetik, dengan meluncurkan Chuji Azuka.

Bisnis pertama yang digeluti Yuki adalah fashion. Mulanya, ia sekadar hobi berbelanja baju-baju untuk dikenakan sendiri. Karena lihai dalam memadu-padankan busana, tak sedikit teman maupun kerabat yang tertarik dengan apa yang dikenakan Yuki. Mengantarnya menjadi semacam trend setter bagi teman-teman dan kerabatnya, yang kemudian ditangkap Yuki sebagai peluang bisnis menjanjikan.

Di tahun 2016, Yuki membuka Sakura Butik yang menawarkan ragam gaun pesta. “Demi melengkapi penampilan, satu tahun kemudian saya merintis Sakura Shop, yang menawarkan ragam tas dan jam tangan branded hingga parfum original yang diimpor dari beberapa negara. Dan koleksi yang kami tawarkan merupakan brand-brand yang memang saya suka dan selalu kenakan,” terang Yuki.

Sayang, terpaan pandemi COVID-19 yang cukup kencang mengakibatkan Sakura Butik terjerembab, merasakan efek buruk pandemi. Pemberlakuan aturan PSBB hingga PPKM yang ditetapkan pemerintah, melarang ditiadakannya kegiatan massa seperti pesta. Sehingga, kebutuhan akan gaun pesta dikesampingkan kalangan jetset yang biasa menjadi pelanggan setia Sakura Butik. “Pandemi kami terpaksa menutup Sakura Butik, namun setelah situasi normal kemungkinan akan kami buka kembali,” imbuh Yuki.

Banyak cara yang dilakukan Yuki demi menarik minat pasar, selain memberikan potongan harga yang cukup menggiurkan, ia juga tidak segan memperbolehkan pelanggan tetapnya membayar secara kredit. Hal ini pula yang kemudian menginspirasi Yuki membuka jasa Sakura Kredit, yang memberikan layanan pembelian barang apapun dengan sistem kredit.

“Selain bisnis sesuai dengan apa yang saya suka, sesuai passion, saya berharap bisnis-bisnis tersebut membantu meringankan lebih banyak orang untuk mendapatkan barang yang mereka butuh atau inginkan,” tekan pecinta tas bermerek Gucci dan sepatu Botega ini.

Suka Tantangan. Jauh sebelum memutuskan terjun ke dunia bisnis, Yuki menyadari apa yang akan ia jalankan tidak selalu mulus. Bukan hanya soal persaingan, tapi berbagai masalah yang mungkin ditimbulkan dalam perjalanannnya. Belajar dari kedua orang tua yang telah lebih dulu berkecimpung sebagai pengusaha, Yuki tak gentar menghadapi risiko maupun kendala yang bakal ia hadapi.

Misalnya saat memutuskan menjadi Buban atau ibu bandar Arisan Sultan dengan nilai ratusan juta rupiah tiap penarikan. Yuki telah menyiapkan segala sesuatunya, termasuk menyediakan dana talangan untuk member yang terlambat mentrasfer. Meski demikian, ia tak ingin mengambil resiko yang nantinya dapat merugikan diri sendiri, ia sangat selektif dalam penerimaan member atau anggota arisan baru.

“Menjadi Buban buat saya bukan sekedar menjaring masa untuk kepentingan bisnis semata, lebih dari itu ada tanggung jawab yang harus saya emban. Dan saya suka ketika diberikan kepercayaan oleh orang lain,” imbuhnya.

Menerapkan sistem menurun, arisan yang semula bernama Arisan Sakura dan dijalankan Yuki sejak tahun 2015 ini, juga memiliki aturan ketat dan kesepakatannnya ditandatangani di depan notaris. “Arisan Sultan ini kebanyakan kami jalankan secara online tapi sesekali juga digelar secara offline untuk ajang silaturahmi. Saat ini sudah ada 400 member yang bergabung, mereka berasal dari Jakarta, Malang dan Surabaya-Jawa Timur. Karena sekali penarikan nilainya mencapai Rp 750 juta dan hanya berlangsung selama 10 bulan, ada pinalti maupun punishment yang kami berikan kepada member yang mangkir dari pembayaran. Makanya saya sangat berhati-hati dalam menerima member baru. Biasanya rekomendasi dari sesama member atau teman lalu kami survey terlebih dahulu,” tegas Yuki yang pernah mempolisikan member akibat melarikan diri dari kewajiban.

Walau sarat akan resiko, namun Yuki mendapat banyak keuntungan dari arisan yang dikelolanya. Bukan hanya mendapat banyak teman baru, namun juga membuka dan menjaring link bisnis yang lebih luas.

“Semua member di Arisan Sultan adalah pengusaha, jadi kita bisa saling sharing dan mencari solusi dari permasalahan bisnis yang kita jalankan. Dan ketika ada member yang mangkir dari pembayaran, biasanya saya informasikan juga di grup yang terhubung di Whatsapp. Supaya member lain tidak dirugikan oleh yang bersangkutan,” paparnya.

Segera Ramaikan Dunia Skincare dan Kosmetik

Seperti kebanyakan kaum hawa, selain busana maupun aksesoris yang dikenakan, penampilan wajah dan tubuh juga tak luput dari perhatian Yuki. Apalagi, ia memiliki kulit wajah yang sensitif dan tidak bisa sembarang menggunakan skincare, meski dari dokter. Hal inilah yang mendorongnya menciptakan brand skincare baru yang mampu mengatasi permasalahan kulit seperti yang dialaminya.

Demi mendapatkan racikan yang tepat, Yuki menjajal sample dari 6 pabrik skincare dan kosmetik berbeda di Surabaya dan Tangerang. Setelah uji formulasi selama 5 bulan, akhirnya didapat racikan yang pas dari salah satu pabrik ternama di kawasan Tangerang.

“Untuk memastikan apakah formulasinya sudah tepat atau belum, saya sendiri yang menjadi ‘kelinci percobaan’. Dan ternyata di kulit sesensitif saya saja hasilnya bagus. Demikian juga dengan beberapa karyawan dan member arisan yang ikut bantu mencoba. Akhirnya, di bulan Mei 2021 kami daftarkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Alhamdulillah, 5 bulan kemudian izin edarnya sudah keluar. Saat ini masih menunggu label halal dari MUI, karena prosesnya memang lebih lama,” papar Yuki.

Di bawah label Chujiazuka Beauty yang akan launching pada 28 Februari 2022 mendatang, Yuki siap meramaikan dunia per-skincare-an lokal dengan kualitas premium. Bukan hanya aman bagi kulit sensitif, skincare yang mampu membuat wajah lebih glowing dan sehat ini juga aman untuk wanita hamil dan ibu menyusui.

“Dari testimoni beberapa teman yang mencoba sample Chujiazuka, mereka menilai skincare ini juga ampuh mengatasi flek hitam. Dan ketika tidak lagi digunakan kulit mereka juga tidak lantas breakout, jerawatan apalagi menghitam. Cocok digunakan untuk semua kalangan mulai dari usia remaja hingga orang tua. Bila dipakai secara rutin tanpa campuran skincare lain, hasilnya mulai terlihat setelah pemakaian selama satu bulan,” papar Yuki.

Ditawarkan dengan harga yang relatif bersahabat untuk tiap paket yang terdiri dari Toner, Facial Wash, Day Cream dan Night Cream, senilai Rp 350 ribu, Yuki juga sedang menyiapkan produk baru berupa Serum dan Body Lotion yang dijual terpisah.

Selain dipasarkan secara online dengan sistem jaringan, Chujiazuka juga bakal memiliki store yang melayani pembelian offline. “Untuk pemasaran online akan tersedia di semua market place. Sedangkan untuk offline akan menyatu dengan kantor kami di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara,” terang Yuki, yang siap membagikan reward berupa emas batangan bagi mitra bisnis yang nantinya mampu melampaui target penjualan.

Dukung Bisnis Keluarga

Meski mengaku tak lihai dalam meramu masakan, namun Yuki senantiasa mendukung bisnis resto berlabel PappaJack Asian Cuisine yang dirintis keluarganya sejak tahun 2013. Resto yang menawarkan ragam menu Asian Food tersebut bahkan kini telah berkembang menjadi 35 outlet yang tersebar di Jakarta, Surabaya-Jawa Timur, Tangerang-Banten dan Medan-Sumatera Utara.

Beroperasi mulai pukul 7 pagi hingga 10 malam untuk PappaJack Asian Cuisine yang berada di dalam mall, dan hingga pukul 2 tengah malam untuk kawasan ruko, suguhan yang ditawarkan terbilang komplit. Mulai dari paket breakfast yang terdiri dari Bubur Ayam dengan pilihan pendamping berupa Roti Bakar Margarine & Kaya, Roti Bakar Butter & Kaya, Roti Bakar Keju Susu, Roti Bakar Margarine & Gula, Wholemeal Steam with Margarine & Kaya atau Telur Setengah Matang.

Untuk menu utama, ada Nasi Lamak Khas Malaysia, Fried Rice with Chicken Wings, Curry Laksa, Char Koay Teow, Sup Buntut, Nasi Briyani Rendang, Chicken Chop with Curry Sauce hingga Rice Bowl aneka topping. Tersedia juga menu ala carte diantaranya ada Bakwan Udang, Bakwan Sayuran, Baby Buncis, Cumi Goreng Tepung, Udang Gandum Sereal, Chicken Pop dan Fish Roll.

Sambil menunggu pesanan menu utama datang, customer bisa memesan Aneka Dimsum seperti Siomay Ayam atau Udang, Ceker Lada Hitam, Pao Aneka Isi, Mantau Goreng dan Mantau Kukus. Sedangkan untuk sajian penutup ada Mixed Fruit with Ice Cream, Premium Ice Cream dan Es ABC.

Selain seru untuk bersantap bersama keluarga, tata ruang PappaJack Asian Cuisine juga didesain cozy, sehingga pas dijadikan sebagai tempat kongkow bareng teman atapun meeting santai dengan client. Supaya makin lengkap, resto yang juga melayani pesanan take away ini juga menawarkan menu menarik bagi para pecinta kopi. Ada Coffee Late Gula Merah, Coffee Late Pandan, Sakura Late,dan Hot Coffee O, hingga paket coffee break berupa Espresso atau Americano dengan pilihan pendamping berbeda, yakni Fried Banana, Singkong Goreng atau French Fries.

“Ke-35 outlet PappaJack Asian Cuisine ini ada yang milik kami sendiri ada juga yang franchise. Namun, semua menu di setiap outlet pasti sama. Untuk menjaga standardisasi rasa, kami punya tim yang bertugas untuk controlling. Selain itu, semua bumbu juga diracik dari dapur pusat yang dikirim ke setiap outlet setiap bulan atau satu minggu sekali. Demi menjangkau lebih banyak customer, selain sering membagikan diskon dan rutin mengeluarkan varian menu baru, PappaJack Asian Cuisine juga bisa dipesan via Gojek,” tutur Yuki.

Bukan sekadar memopulerkan bisnis keluarga, Yuki juga ikut memasarkan usaha rumahan yang dirintis ibunya. Bisnis Keripik Buah yang mengusung nama Sakura Snack 123 tersebut, menyediakan camilan kriuk berupa Keripik Nangka, Keripik Apel dan Keripik Salak khas Malang. Meski masih kategori usaha kecil menengah (UKM), namun Yuki cukup serius dalam mengelolanya. Selain dikemas modern dalam plastik aluminum foil, cita rasa manis yang ditawarkan juga sesuai rasa asli buahnya tanpa tambahan pemanis buatan apalagi pengawet.

“Untuk Sakura Snack 123 ini kami pasarkan secara online melalui Instagram, supaya bisa dinikmati masyarakat dari mana saja. Sebab, selama ini Keripik Buah lebih banyak dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Malang,” lanjutnya.

Resolusi 2022: Terus Kembangkan Bisnis

Dua tahun diterpa pandemi membuat beberapa bisnis yang dijalankan Yuki mengalami dampak buruk. Salah satunya Sakura Butik yang untuk sementara waktu tak lagi beroperasi, sehingga harus merumahkan karyawannnya. Bahkan di awal penyebaran virus Corona di Indonesia, PappaJack Asian Cuisine sempat mengalami penurunan omset yang cukup siginifikan.
Namun demikian, ujian yang bersifat global karena memengaruhi hampir semua lini bisnis, tidak mematahkan semangat Yuki untuk terus berkembang. Selain bersiap meluncurkan brand skincare baru, ia juga segera membuka cabang PappaJack Asian Cuisine di Bali.

“Sebenarnya saya masih mengantongi banyak mimpi yang ingin direalisasikan. Selain membuat produk eyeliner dan masker yang menggunakan bahan-bahan alami, saya juga ingin buka salon khusus nailart. Tahun ini baru lulus sekolahnya lalu mau memperdalam lagi. Supaya nanti bisa turun langsung untuk mengajarkan ke karyawan. Kecuali kuliner, apapun bisnisnya saya harus menguasai ilmunya terlebih dahulu,” kata Yuki, yang berencana memindahkan gudang Sakura Shop dari Surabaya ke Jakarta.
Lewat bisnis-bisnisnya, Yuki berharap bisa membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, sehingga bisa ikut membantu Pemerintah dalam memperkecil angka pengangguran.

Gemar Terapkan Pola Hidup Sehat

Pandemi COVID-19 bukan hanya berefek pada kegiatan perekonomian, tapi juga kesehatan banyak orang. Sadar dirinya memiliki daya tahan tubuh yang lemah, Yuki makin ketat dalam memproteksi diri dan keluarga. Apalagi, ia tinggal bersama kedua orang tua yang sudah memasuki usia lanjut.

“Selama pandemi saya benar-benar dirumah saja. Kalau butuh sesuatu, biasanya minta tolong assisten di rumah. Tapi setelah divaksin baru berani keluar rumah,” tekan Yuki.
Demi menjaga stamina, penikmat masakan Jepang ini juga terbiasa menjalani pola hidup sehat. Mulai dari menjaga asupan makan dengan lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah, tidak menyantap goreng-gorengan hingga mengganti asupan nasi dengan kentang kukus. Ia juga rutin berolahraga minimal 3 kali dalam seminggu. “Sebelum pandemi, saya terbiasa nge-gym. Tapi saat ini diganti dengan yoga di rumah,” kata pehobi olahraga menembak dan berkuda ini.

Bahagiakan Diri dari Hasil Jerih Payah Sendiri

Menjadi perempuan yang mandiri secara financial, memberi keleluasaan bagi Yuki untuk membahagiakan diri dan keluarga. Untuk itu, kepada perempuan Indonesia, Yuki berpesan untuk menjadi perempuan mandiri tanpa melupakan kodrat yang telah ditetapkan Tuhan.

“Perempuan harus bisa segalanya kita tidak bisa tergantung sama laki-laki. Karena laki-laki hanya titipan,kalau tidak diambil Tuhan ya diambil wanita lain. Untuk itu perempuan harus mandiri secara finansial, bisa cari duit sendiri walaupun di rumah saja karena saat ini banyak bisnis yang bisa dijalankan secara online. Dengan uang hasil keringat sendiri, kita tidak perlu ragu saat ingin membeli sesuatu yang mampu membahagiakan kita,” imbau Yuki penuh nasehat.

Berbagi Lewat Give Away dan Sedekah

Kelancaran rezeki yang dianugerahkan Tuhan kepada Yuki dan keluarga, membuat perempuan bertubuh lansing ini selalu menyisihkan budget khusus untuk berbagi. Selain menyalurkan sebagian dari keuntungan yang dikantongi ke masjid maupun panti asuhan, ia juga tidak segan berbagi rezeki kepada para followers-nya saat menggelar live di InstagramatauTiktok.

“Biasanya saya membagikan give away untuk mereka yang menyaksikan live saya dari awal sampai akhir. Sesekali saya mengadakan ikoy-ikoy dan memilih followers secara acak. Biasanya mengabulkan permintaan mereka yang dikirim di kolom komentar,” lanjutnya.

Yuki merasa bersyukur diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk bisa menolong sesama. “Buat saya, berbagi itu seperti membuka keran yang tertutup. Rezeki yang saya terima menjadi lebih lancar. Seakan ada saja jalan keluar yang Tuhan berikan,” ucapnya penuh syukur.

Investasi Lewat Barang Branded dan Emas Antam

Sebagai pengusaha, Yuki bukan hanya piawai dalam melirik peluang bisnis baru, tapi juga cermat dalam berinvestasi. Selain mengoleksi barang-barang branded dalam bentuk tas maupun sepatu, ia juga mewajibkan diri menginvestasikan keuntungan dari tiap bisnisnya untuk mengumpulkan barang berharga seperti berlian dan emas Antam.

“Kalau dulu hampir setiap bulan saya beli tas, ada budget khusus untuk itu. Tapi sekarang, saya lebih suka mengoleksi diamond dan emas batangan, karena nilai jualnya bisa lebih tinggi ketimbang tas atau sepatu,” pungkas Yuki. Laili Rahmiah

Info Lebih Lanjut:
Instagram : @chujiazuka_beauty
@sakura.snack123
@pappajack_asiancuisine
@arisan_sultan_
@sakura_kredit
@sakurashop_201

Bagikan:

Bagikan: