Pengacara

Anita Zizlavsky, Selalu Bersyukur dan Aktif Kegiatan Sosial dalam Semangat Kebersamaan

Bagikan:



MajalahInspiratif.com, Jakarta – Kegiatan sosial merupakan rutinitas yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan Anita Zizlavsky, perempuan kelahiran Ambon, 16 Desember yang akrab disapa Nita. Kariernya yang dibangun sebagai seorang pengacara juga tidak lepas dari rasa empati dan kepedulian terhadap masyarakat.

Nita bekerja sebagai pengacara yang memberikan jasa hukum. Pekerjaannya membuat ia memahami bahwa bidang pengacara masih terbuka lebar dan selalu meningkat setiap tahun mengingat perkembangan masalah yang terjadi semakin beragam dan kompleks mengikuti perkembangan zaman.

“Masalah yang timbul baik masalah perceraian dan hutang piutang setiap tahun meningkat apalagi waktu Covid. Mungkin disebabkan keadaan ekonomi yang bukan saja terjadi di Indonesia, tetapi hampir di seluruh dunia.”

Melihat situasi masyarakat yang terjadi, sisi kemanusiaan istri dari Herry Tousa serta ibunda dari Deva serta Rastha ini semakin kuat. Nita percaya Indonesia memerlukan orang-orang yang ahli dalam bidang hukum, berintegritas, jujur dan mampu mengurai permasalahan atau memberikan solusi tepat yang dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan baik dalam hubungan hukum antara individu dengan individu, hubungan hukum dengan aparatur pemerintah atau urusan bisnis. Khususnya dalam dunia hukum di negara Indonesia yang mengenal empat pilar penegak hukum terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman dan yang terakhir Pengacara atau Advokat harus dapat saling bersinergi untuk bersama-sama memberikan keadilan yang terbaik dengan patuh dan tunduk terhadap ketentuan Undang-Undang.

“Bukan memberikan keadilan berdasarkan porsi siapa yang dapat memberikan keutungan yang lebih untuk dirinya atau mengikuti istilah hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas.”

Jiwa Sosial Lekat di Hati. Nita dibesarkan dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang Dokter Ahli Bedah dan ibunya merupakan perawat. Ia lahir dan dibesarkan di Ambon. Sejak kecil ia sudah akrab dengan kegiatan sosial karena kedua orang tuanya yang sangat aktif berkontribusi di tengah masyarakat. Bahkan masyarakat kota Ambon telah mengenang Ayah tercinta sebagai Dokter Sosial.

“Ayah saya dari dulu sudah menanamkan kepada saya dan kakak-kakak untuk aktif melakukan kegiatan sosial. Sifat sosial Papa selalu tertanam di otak saya. Kalau saya bisa bantu orang secara ikhlas, maka pastinya orang tersebut akan menerima dengan baik dan senang.”

Tak Pernah Berhenti Bersyukur. Bersyukur atas segala karunia dan kasih sayang pada Allah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan kehidupan. Wujud syukur karena bisa menikmati rejeki dari Allah seperti bisa liburan, bisa bekerja dan berkarya, serta diberikan tubuh yang sehat.

“Saya tidak pernah berhenti bersyukur. Alhamdulillah sekali masih bisa bekerja atau terus produktif. Ini juga menjadi harapan saya bagi perempuan Indonesia agar bisa bangkit dan berperan dalam pembangunan bukan hanya di kota-kota, tetapi di desa dapat berperan dalam peningkatan ekonomi.”

Perempuan Mandiri dan Tangguh. Perempuan harus bisa berkembang dan maju tanpa meniadakan peran sebagai istri atau pun ibu dari anak-anaknya. Meskipun sibuk berkarier, perempuan harus tetap mengingat kodratnya sebagai istri dan ibu.

“Saya setuju perempuan itu harus bisa berkembang dan maju. Sayangnya seringkali ibu-ibu berkarier dan melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan ibu. Peran terbaik dari seorang perempuan adalah tetap menjalankan kedua tanggung jawabnya dengan baik.”

Ketangguhan perempuan juga didukung dengan kemajuan teknologi digital yang sangat cepat. Buktinya banyak perempuan yang memiliki kesempatan kerja dari rumah sambil mengawasi anak-anak. Nita juga memahami bahwa kehidupan saat ini tidak terlepas dari dunia digital. Sebagai contoh dengan melakukan branding produk atau jasa melalui teknologi. Perempuan yang mampu bersaing berarti dapat tumbuh mandiri secara finansial. Ini tentu saja dapat mendukung perekonomian keluarga dan membantu suami.

“Bukan berarti dengan istri bekerja terus suami tidak mau berusaha dan berpikir. Istri yang biasa bekerja juga bisa mengantisipasi suami yang tiba-tiba meninggal sementara anak-anak masih kecil dan perlu biaya. Baiknya istri juga menjadi mandiri. Namun menurut saya nafkah dari seorang suami tetap wajib. Dalam agama apa pun seorang suami harus memberi nafkah kepada istrinya, tetapi seorang istri mau bekerja untuk menikmati hasil kerjanya atau membantu suami itu tidak masalah.”

Tingkatkan Ibadah dan Pererat Rasa Kebersamaan. Ibadah adalah wujud rasa syukur kepada Allah, termasuk rasa syukur atas karunia keberagaman alam dan masyarakat Indonesia yang sangat kaya. Karena itu, untuk menjaga dan merajut rasa persatuan dan kebersamaan menjadi energy positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Nita senantiasa tekun beribadah dan melakukan kegiatan sosial, baik secara personal maupun dengan komunitas, organisasi, keluarga, dan teman-teman.

Apalagi pada bulan Ramadhan yang baru lalu, bulan suci diturunkannya Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia, bulan yang lebih baik dari seribu bulan karena banyak hal-hal baik yang bisa diperoleh dengan taat beribadah kepada Allah dan diampuni dosa-dosanya. “Sehingga perbedaan yang terjadi misalnya karena perbedaan politik itu harus kita tinggalkan dan sama-sama menjalani puasa Ramadhan dengan baik. Adapun dengan saudara kita yang beragama lain pun kita tidak boleh bermusuhan,” tegas Nita menyikapi panasnya suasana hati dan emosi masyarakat Indonesia di saat hajatan demokrasi, Pemilu 2024 yang hingga kini masih terasa.

“Kebetulan dengan teman-teman SMA 11 Bulungan Angkatan 80, sekarang sudah jadi SMA 70 punya grup pengajian Mataxi 80 di mana salah satu kegiatan rutin adalah baksos atau bakti social, apalagi pada waktu bulan Ramadhan yang lalu. Dananya kami kumpulkan dari teman-teman dan tahun ini memberi sumbangan berupa barang dan uang ke panti anak yatim,” ungkap Nita yang juga rutin mengunjungi rumah jompo, anak-anak nelayan di Cilincing dan pemberian sajadah, sarung mukena ke rest area di Jabotabek selama Ramadhan.

Bagikan:

Bagikan: