MajalahInspiratif.com, Jakarta – Andika Sahdelina atau beken dengan nama Adhe Ungu termasuk sosok yang sangat menyukai tantangan baru. Tak heran bila wanita berzodiak Gemini ini, gemar mencoba hal-hal kekinian, termasuk menjajal berbagai bisnis. Bukan hanya satu, tapi kini ada tiga bisnis berbeda yang ia jalani sekaligus. Mulai dari event organizer, butik, hingga kuliner.
Pandemi COVID-19, tidak menghalangi Adhe Ungu untuk terus berkarya dan produktif. Meski bisnis event organizer (EO) bertajuk Pandawa Empat Delapan Jakarta dan Bali yang ia rintis sejak beberapa tahun lalu cukup terdampak karena tak bisa menggelar acara off air, namun ia berusaha untuk tetap survive. “Untuk EO saat ini memang sedang slow, hanya sesekali memfasilitasi web seminar (webinar) beberapa client, promo kecil di minimarket dan memproduksi merchandise client-client lama juga. Alhamdulillah, masih bisa bertahan,” ucap Adhe Ungu.
Bisnis Fashion. Semangat Adhe Ungu untuk selalu mencoba hal-hal baru, mendorongnya menerima tawaran salah seorang kerabat yang mengajaknya bergabung membangun bisnis fashion, yang pada dasarnya telah lama menjadi hobinya. “Bisnis dengan nama Boutique Gabnyak ini saya jalani bersama dua orang saudara saya, Edli dan Lili, sejak pertengahan tahun 2019. Tapi saat itu hanya menerima jahitan saja, seperti kebaya atau gaun. Namun, karena pandemi busana-busana pesta seperti itu tidak lagi dibutuhkan orang, akhirnya kita beralih ke baju-baju casual yang dipasarkan secara online,” terang wanita kelahiran Jambi, 29 Mei ini.
Limited Edition. Diceritakan Adhe Ungu, nama Boutique Gabnyak mangandung makna limited edition. Karena setiap desain baru yang diluncurkan maksimal hanya diproduksi sebanyak 50 helai. “Dengan sistem pre-order (PO) atau tepatnya purchasing order, kalau sudah mencapai 50 pesanan kita stop. Selain tidak pasaran, cara ini juga mendorong kami untuk terus berkreasi, menciptakan desain-desain terbaru,” tambahnya. Dan soal desain terbaru, pada dasarnya Boutique Gabnyak mengikuti perkembangan trend yang tengah berkembang. Tetapi tetap melihat kapasitasnya. “Jangan sampai memaksakan ikut trend tapi pada akhirnya cost-nya menjadi tinggi karena persaingan harga,” tekannya. Seperti kepribadiannya yang nyentrik, desain-desain baju rancangan Adhe memiliki ciri khas yang unik. Baru-baru ini, ia meluncurkan kemeja yang bagian punggungnya dihiasi bordir dengan warna-warni cerah. Kemeja yang cocok dikenakan sehari-hari untuk ke kantor ataupun hangout tersebut mendapat respon positif dari pelanggan dan follower Boutique Gabnyak.
Selalu Sisihkan Keuntungan untuk Berbagi
BAGI Adhe Ungu, dari setiap rezeki yang didapat selalu ada hak orang lain di dalamnya. Untuk itu, setiap kali mendapatkan keuntungan dari bisnis-bisnis yang dijalani, akan dikeluarkan 2,5% terlebih dahulu sebagai zakat. Sisanya, baru dimasukkan ke dalam omset usaha. “Sebelum pandemi, biasanya kami undang seorang ustadz untuk memberikan siraman rohani sekaligus santunan anak-anak yatim. Atau kami salurkan ke panti asuhan dan daerah-daerah yang terkena bencana alam. Setiap hari Jumat, kami juga sering membagikan nasi kotak untuk sesama,” terangnya. Dari setiap kegiatan sosial yang dilakoni, Adhe Ungu jadi semakin bersyukur atas segala keberkahan yang telah Allah SWT berikan kepadanya. Sehingga di masa sulit seperti saat ini pun ia masih dibukakan berbagai kemudahan.
Dengan menyasar kalangan menengah hingga atas, setiap desain terbaru diproduksi sesuai ukuran. Mulai dari S, M, L dan XL. “Untuk size besar atau double XL, biasanya kami minta customer datang langsung ke butik lalu nanti kami ukur dan buat khusus,” tambah Adhe Ungu.
Circle Terdekat. Karena diproduksi dalam jumlah terbatas, penawaran yang dilakukan Adhe Ungu dimulai dari circle terdekat, seperti teman, kerabat atau client-nya, baik secara langsung ataupun via Instagram (Ig). “Rancangan terbaru kami, kemeja dengan bordiran itu sudah banyak yang pesan. Padahal hanya saya posting di laman Ig pribadi. Dan biasanya saat meeting dengan client atau kenalan baru, saya suka cerita kalau saya punya butik. Terkadang juga ada teman yang cerita ke teman-temannya, bantu promo juga. Akhirnya relasi kami makin luas,” tutur Adhe Ungu, senang. Saat ini strategi marketing yang Adhe Ungu jalankan memang sebatas memanfaatkan media sosial Instagram dan belum merambah ke e-commerce. “Selain baru merintis, jumlah produksi kami juga belum terlalu banyak. Jadi belum berani melangkah lebih jauh. Sementara dari teman ke teman dan orang-orang terdekat saja,” katanya.
Bisnis Kuliner. Kemampuan Adhe ungu dalam menjalankan beberapa bisnis rasanya tak perlu diragukan lagi. Bersama suaminya, Agus Prianto dan tiga orang teman, yakni Moammar Emka, Citra dan Chris, ia menggeluti bisnis kuliner yang menawarkan ragam masakan khas Manado. Bisnis dengan label Warung Makang Makang Manado tersebut berlokasi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Sempatkan Waktu Kumpul Keluarga dan Teman
MENJALANI beberapa bisnis sekaligus tak membuat Adhe Ungu kehilangan waktu untuk kumpul bersama keluarga dan teman. “Satu hal yang menjadi alasan saya untuk terjun ke bisnis adalah soal waktu. Ketika jadi pekerja kantoran saya harus nine to five. Tapi selama jadi pengusaha waktu saya lebih fleksibel. Dan selama ini kalau tidak ada suatu hal yang urgen saya di rumah saja. Kalau ada meeting atau sesuatu yang harus dikerjakan saya agak pagian ke kantor. Begitu selesai dan sudah tidak ada kerjaan saya pulang cepat. Begitu juga dengan weekend, kalau memang harus ke kantor saya ajak anak-anak,” jelas ibu dari Ladyzha Avrillova dan Marcell Agustalova ini. Meski kedua buah hatinya sudah beranjak remaja dan mandiri, namun di masa sekolah online seperti sekarang sedapat mungkin Adhe Ungu mendampingi keduanya selama mengerjakan tugas sekolah. Atau sekadar mengingatkan soal tugas yang diberikan guru-guru mereka. Untuk urusan pertemanan, Adhe Ungu termasuk tipe orang yang supel dan mudah berbaur. Ia juga memiliki beberapa komunitas arisan yang mampu memperluas jalinan pertemanan dan terus membuka pemikirannya akan dunia luar. kerap menjadi base camp Adhe Ungu saat kumpul bersama teman-temannya. “Untuk warung makan, kebetulan lebih banyak diurus suami. Jadi kita memang membagi tugas supaya semuanya bisa dijalankan dengan baik,” pungkas Adhe Ungu, yang berencana menjajal bisnis-bisnis lain yang tak kalah menantang.
Laili