MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bisnis cemerlang dan kepiawaian mempertahankan label bisnis yang sudah populer bertahun-tahun tak membuat Vanessa Aprillia Setiabudi yang akrab disapa Vanessa kehilangan cara untuk beradaptasi dengan perubahan. Tak hanya bergantung pada kejayaan yang sudah jelas terpampang nyata, namun perempuan kelahiran Malang, 30 April ini, berusaha mengembangkan bisnis yang sudah ada dan tidak menutup diri untuk bereksplorasi menghadirkan peluang usaha menjanjikan.
Vanessa mengelola beberapa usaha di antaranya Suzan Bridal (make up bridal and gown), Dapur Suzana (Sambal Khas Malang), dan Valias Indonesia (brand heels lokal). Suzan Bridal merupakan usaha kecantikan di bidang pengantin yang berdiri sejak 1960 dan menyewakan 1000 koleksi kebaya baju pengantin, jas pengantin dan baju adat. Selanjutnya Vanessa sedang gencar-gencarnya mengembangkan Dapur Suzana yang merupakan Sambal Khas Malang dengan berbagai pilihan level kepedasan.
“Suzan Bridal sudah berjalan tiga generasi dari tahun 1960. Saya terinspirasi dan melihat usaha ini berjalan sejak saya kecil yang ditangani oleh Nenek. Saya sudah terinspirasi dan berminat akan meneruskan usaha ini. Untuk Valias Indonesia dan Dapur Suzana, saya terinspirasi karena ingin mendapatkan pendapatan lebih dari satu usaha.”
Vanessa melewati tahap demi tahap perjalanan karier dengan rintangan yang tidak mudah. Di awal usaha ia merasa banyak orang yang mendukung, tetapi tidak sedikit orang yang memandang sebelah mata. Namun ketika ia mendirikan Dapur Suzana dan Valias Indonesia, Vanessa merasa tidak sesulit ketika ia harus mempertahankan Suzana Bridal.
“Membangun usaha yang dari awal itu tidak sesulit meneruskan usaha turun temurun seperti yang harus saya kembangkan pada Suzana Bridal. Untuk bisnis Suzana Bridal, saya harus menghadapi tekanan dalam mempertahankan usaha yang harus maju dan berkembang dari generasi ke generasi. Ketika sampai di generasi saya, usaha ini mengalami penurunan. Jadi memang susah untuk memajukan usaha yang sudah dibangun, apalagi di masa pandemi yang sempat tertidur. Seperti membangunkan macan yang lagi tidur. Tapi saya tipe orang yang semakin diremehkan, saya pasti akan membuktikan dan semakin semangat.”
Ikuti Tren Marketing dengan Bijaksana. Tren marketing cerdas yang dikombinasikan dengan dunia digital membuat Vanessa memiliki banyak kemudahan untuk mempromosikan bisnisnya. Ia konsisten memanfaatkan media sosial sebagai salah satu wadah promosi yang paling menguntungkan.
“Saya melakukan promosi dengan hard selling seperti di TikTok, live di Shopee apalagi live streaming sekarang benar-benar hitz dan kita juga bisa memanfaatkan advertisement yang ditawarkan di segala jenis platform media seosial seperti Facebook dan Instagram. TikTok juga menjadi sarana luas untuk mempromosikan produk atau usaha khususnya di masa pandemi ini.”
Tantangan adalah Pembelajaran. Tak dipungkiri di masa pandemi banyak bisnis yang mengalami penurunan secara drastis. Banyak konsumen yang ingin melakukan pesta wedding ataupun pemberkatan, tetapi harus dibatalkan karena pandemi melanda. Ketika itu, Vanessa berada dalam posisi sulit untuk mempertahankan bisnis dan tidak memberhentikan karyawan yang sudah bergabung kurang lebih lima belas tahun. Ini menjadi tantangan dan pembelajaran untuk menemukan jalan terbaik demi bertahan di tengah kondisi perekonomian yang sulit.
“Kita harus bertahan dan tidak mungkin memberhentikan karyawan di saat kondisi tidak ada pemasukan sama sekali. Akhirnya saya berani memutuskan untuk membuat bisnis baru. Pastinya ada keraguan karena usaha ini dibangun persis di awal pandemi. Ini bukan di titik terbaik, apalagi saya masih kuliah jadi kesulitan untuk memanajemen waktu. Apalagi semuanya saya handle sendiri seperti produksi, promosi dan packing.”
Vanessa meyakini segala bentuk tantangan dapat dihadapi melalui proses pembelajaran. Tidak ada yang mudah, tetapi keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan kemampuan beradaptasi dengan baik menjadi bagian yang tidak terpisahkan.
“Berani keluar dari zona nyaman dan mau belajar dari kompetitor. Meskipun kita belajar dari kompetitor, jangan pernah meniru hal itu karena kita harus memodifikasi dan membuat brainstorming agar produk menjadi lebih baik lagi.”
Positif Hadapi Persaingan Bisnis. Persaingan bisnis di tengah pesatnya kemajuan dunia industri, menurut Vanessa sangat berat. Apalagi banyak anak muda yang memiliki modal besar, ide cerdas dan kemauan kuat untuk berusaha menciptakan peluang. Menengok perubahan yang terjadi, sebagai pengusaha ia harus siap dan berusaha menerima kritikan, menganggap kompetitor sebagai inspirasi dan berani belajar dari sebuah kesalahan.
“Kompetitor jangan dianggap sebagai pesaing, tetapi sebagai inspirasi. Jika terjadi kesalahan, maka kita berani memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukan. Kalau kita hanya melihat dari rebrand kita saja, pasti kita akan melihatnya terbaik. Jangan pernah berkecil hati untuk memenangkan pangsa pasar karena itu perlunya membuat relasi satu sama lain. Meskipun ada kompetitor baru, persaingan dapat dimenangkan jika relasi yang dibangun juga kuat.”
Vanessa berhasil memenangkan persaingan bisnis dengan menorehkan prestasi membanggakan. Buktinya untuk Valias Indonesia telah berhasil meluncurkan enam koleksi terbaru dan dalam waktu satu tahun sudah sold out.
“Dengan membeli brand lokal ini kita membantu orang-orang UKM yang memang membuat sepatu. Ini merupakan suatu prestasi membanggakan untuk saya. Selain itu, untuk Suzan Bridal pernah memenangkan penghargaan di bidang kecantikan di Malang dan Dapur Suzana sudah mengeluarkan lebih dari 30 jenis sambal Khas Malang selama kurang lebih setengah tahun.”
Jadilah Perempuan Berani. Perempuan berani dibentuk karena kekuatan untuk berinisiatif dan mencoba hal baru yang positif, termasuk salah satunya berani menemukan peluang bisnis. Menurut Vanessa, sebagai seorang perempuan harus berani untuk tidak bergantung pada orang lain. Apalagi perempuan sudah mendapatkan kesempatan yang sama baik dari sisi pendidikan dan peluang usaha.
“Tidak ada lagi alasan untuk bergantung. Pastinya banyak woman entrepreneur yang benar-benar hebat di luar sana. Maka untuk perempuan Indonesia, mulailah usaha sedini mungkin dan jangan selalu mencari alasan yang dapat menghambat kemajuan.”