MajalahInspiratif.com, Jakarta – Dunia bisnis, sosial dan perpolitikan, merupakan rangkaian bidang yang begitu melekat dalam kehidupan dr. Tuti Nurcholifah Yasin. Meski berlatar belakang pendidikan sebagai dokter, namun ia memilih fokus menjadi pengusaha sekaligus aktivis sosial agar bisa lebih dekat dengan masyarakat luas. Hal itu pula yang mendorongnya bergabung bersama organisasi kemasyarakatan dan partai politik, sehingga lebih mudah menebar manfaat.
Darah pengusaha sekaligus politikus memang mengalir deras dalam diri dr. Tuti Nurcholifah Yasin. Bagaimana tidak, sejak kecil perempuan yang popular disapa Tuti Yasin ini terbiasa melihat kesibukan ayahnya, H. Yasin (Alm), mengelola bisnis agraria yang dikuasai dari hulu hingga hilir di kawasan Karawang-Bekasi, Jawa Barat.
Sedangkan dari dunia politik, Tuti Yasin juga terbiasa menyaksikan berbagai kegiatan yang dijalankan kakak tertuanya, Neneng Hasanah Yasin, yang merupakan mantan Bupati Bekasi dua periode, yakni 2012-2017 dan 2017-2022, serta kakak kedunya, Novy Yasin, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi sekaligus Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi periode 2019-2024.
Kembangkan Bisnis Pariwisata di Bekasi. Dewasa ini, Kabupaten dan Kota Bekasi menjadi kawasan yang banyak dipilih masyarakat sebagai tempat hunian. Tak heran bila Kabupaten hingga Kota Bekasi kini telah menjelma menjadi kawasan padat pemukiman.
Sayangnya, di Bekasi belum banyak ditemukan tempat-tempat pariwisata. Walhasil, warga Bekasi harus melancong ke Jakarta atau daerah lain demi berekreasi. Sehingga potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata mengalir ke daerah lain.
Alasan itulah yang memprakarsai Tuti Yasin membangun Amazzone World di Jababeka-Cikarang. “Amazzone World ini mirip miniaturnya Dunia Fantasi, Jakarta. Tidak terlalu banyak permainan, tetapi lebih kepada penyediaan foodcourt dan panggung entertainment tempat berkumpulnya keluarga,” paparnya.
Tuti Yasin juga mengajak para pengusaha muda, untuk mengembangkan bisnis pariwisata di Kabupaten Bekasi agar potensi PAD tak lagi keluar ke daerah lain karena banyaknya warga yang mengisi liburan di luar Kabupaten Bekasi.
Tebar Manfaat. Meski masih terbilang muda, perempuan kelahiran Karawang, 3 Mei 1994 ini, sudah cukup lama berkecimpung di dunia bisnis dan keorganisasian. Dalam tiap langkah yang dijalankan ia hanya mengantongi satu cita-cita mulia yakni menebar manfaat bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Bekasi.
Point inilah yang membuat Tuti Yasin memilih untuk terjun sebagai pengusaha, aktifis sekaligus politikus, ketimbang menjalani karier di dunia kedokteran yang menjadi background pendidikannya.
“Saya ingin lebih banyak menjangkau masyarakat, lebih mudah berbagi dengan tidak hanya di satu atau dua titik tempat praktek. Ada panggilan tersendiri yang saya rasa sulit untuk dijelaskan. Nikmatnya ketika bertemu masyarakat baik dalam bakti sosial ataupun lainnya. Bukan berarti dokter praktek tidak melakukan hal tersebut, tetapi saya rasa tidak semua dokter memiliki kesempatan yang sama, maka ketika kesempatan datang kepada saya, saya rasa harus saya ambil,” terang Tuti Yasin.
Untuk itu, beragam organisasi kemasyarakatan menjadi media Tuti Yasin untuk lebih dekat dengan masyarakat. Di antaranya Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Bekasi, yang menjadi jalan baginya untuk lebih mudah mengajak pengusaha muda di Kabupaten Bekasi untuk berdiskusi, merintis karier sebagai pengusaha muda, hingga berdialog terkait masa depan dunia usaha.
Sepanjang sharing, Tuti Yasin tidak sekadar berbagi ilmu dan pengalamannya meramu bisnis agar sukses, tapi juga memberikan motivasi kepada para pengusaha pemula untuk tidak mudah patah semangat.
“Ketika menggelar seminar atau webinar, saya banyak memberikan pemahaman bahwa semua orang punya kesempatan yang sama untuk maju hanya berbeda waktunya. Ada yang berkesempatan menjadi the first generation of successful people di keluarganya, ada juga yang mengikuti takdir menjadi generasi kedua dan ketiga yang sama sulitnya yaitu menjaga kesuksesan yang sebelumnya dibangun oleh generasi pertama. Jadi kita semua tidak boleh takut untuk mencoba membangun bisnis sendiri, tanpa mencoba kita tidak tahu mana jalan yang membawa kesuksesan. Untuk itu, fokus mengembangkan diri sendiri, jangan lihat orang lain karena mungkin memang rumput tetangga lebih hijau tapi sudah pasti treatment-nya juga berbeda,” tutur Tuti Yasin, bijak.
Hal lain yang juga ditularkan lulusan Fakunltas Kedokteran, Universitas Trisakti ini, adalah menumbuhkan semangat para pengusaha baru di Kabupaten Bekasi untuk memiliki sifat sosial yang tinggi. Sehingga bukan menjadi pengusaha yang hanya mencukupi dirinya tapi juga mau berbagi dengan masyarakat sekitar.
Dan sebagai putri pengusaha agraria yang mengembangkan bisnis pertanian di sekitar Karawang-Bekasi, terutama di lahan persawahan, Tuti Yasin menyarankan Pemerintah setempat untuk melakukan penataan Perda terkait lahan sawah abadi. “Saya mendorong kepada pemangku kepentingan, baik Pemerintah Kabupaten Bekasi maupun DPRD, untuk menata kembali Perda tentang Lahan Sawah Abadi guna menunjang ketahanan pangan di masa depan,” tekannya.
Terjun Sebagai Relawan. Berangkat dari ketulusan pula, Tuti Yasin tak segan turun menjadi relawan di berbagai aksi sosial. Salah satunya bergabung bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bekasi, yang kemudian mendampuknya sebagai Ketua FPRB periode 2022-2025.
“FPRB merupakan forum yang dibuat oleh UUD 1945 dan UU no.24 tahun 2007, berisikan unsur pentahelix yaitu kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, akademisi, media, dan masyarakat. Kegiatannya berupa pengurangan risiko bencana baik berupa mengedukasi seluruh masyarakat, kemudian membuat pelatihan tanggap darurat bencana dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Dikatakan Tuti Yasin, masyarakat perlu diberikan edukasi sebelum terjadinya bencana sehingga dapat mengurangi dampak atau risiko yang mungkin ditimbulkan. Pembinaan FPRB Kabupaten Bekasi berada tepat di bawah Bupati, yakni Pj Dani Ramdan. Dan saat ini, sudah terbentuk kepengurusan hingga tingkat kecamatan.
“FPRB Kabupaten Bekasi merupakan forum pertama di Jawa Barat yang sudah terbentuk kepengurusannya hingga tingkat Kecamatan, mungkin se-Indonesia. Ini sebuah prestasi bagi Kabupaten Bekasi. Selanjutnya, kepengurusan akan dibentuk hingga ke tingkat Desa/Kelurahan, Karena ujung tombak dari FPRB ini adalah di tingkat Desa/Kelurahan. Sehingga akan lebih mudah memberikan edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan pengurus di tingkat Desa,” papar Tuti YAsin, yang juga tercatat sebagai anggota pada organisasi sosial Palang Merah Indonesia dan World Wide Fund for Nature Indonesia.
Tertarik Berpolitik. Perjalanan kedua kakak perempuannya, Neneng Hasanah Yasin dan Novy Yasin di panggung politik, rupanya menjadi daya tarik bagi Tuti Yasin untuk ikut berkecimpung di dalam partai politik (parpol). Karena menurut perempuan yang juga menyelesaikan pendidikan S2 jurusan Magister Management di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UniversitasTrisakti-Jakarta ini, Porpol merupakan kendaraan baginya untuk lebih dekat dengan masyarakat dan mendengarkan aspirasi mereka.
Sejalan dengan pilihan kedua kakaknya, Tuti Yasin juga bergabung bersama Partai Golkar. Ia kemudian didaulat sebagai Ketua dalam organisasi sayap partai besutan Airlangga Hartanto tersebut, yakni Perhimpunan Wanita Karya.
“Orgnaisasi ini lebih banyak bergerak untuk memperkaryakan wanita atau ibu-ibu hingga kaderisasi partai. Banyak ibu-ibu yang ingin bisnis tetapi belum tahu caranya, kita saling berdiskusi melalui wadah ini,” ujar Tuti Yasin, yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi.
Lewat semua kegiatan yang dijalankan, baik bidang bisnis, sosial maupun politik, Tuti Yasin berharap kiprahnya di Kabupaten Bekasi dapat menjadi sedekah yang berguna bagi masyarakat. “Mudah-mudahan, saya bisa sedekah lebih banyak lagi kepada masyarakat Kabupaten Bekasi dan bermanfaat bagi banyak orang,” tutupnya. Laili
Sosok Tangguh dan Pantang Menyerah
Ketangguhan Tuti Yasin dalam mencapai cita, patut diacungi jempol. Perempuan muda yang menempati posisi sebagai Sekretaris Umum HIPMI Kabupaten Bekasi periode 2022-2025 ini, sejak kecil memang dididik kedua orang tua terutama Sang Ibu, agar tumbuh menjadi pribadi yang ulet dan pantang menyerah.
“Mamah, sosok yang menjadi inspirasi untuk semua anak perempuannya, beliau perempuan tangguh yang cerdas dan sosok yang selalu memotivasi. Perempuan yang mengajarkan kita bagaimana bersikap terhadap musuh, yang mengajarkan bahwa menyerah itu hal yang sulit. beliau punya pepatah yang selalu membuat saya tidak mudah menyerah akan suatu hal yaitu: ‘Kalau mau membeli sesuatu, selama ciantang toko masih terbuka sedikit, masih ada kesempatan masuk berbelanja..’ yang artinya selama rolling door toko itu masih ada cela terbuka, kita masih bisa membeli apa yg kita inginkan. Jadi ketika kita dihadapkan dengan masalah seberat apapun, jangan pernah mudah menyerah dalam setiap keadaan tanpa mencobanya,” imbuhnya, penuh nasehat.