MajalahInspiratif.com, Jakarta – Difficult roads lead to beautiful destination. Terkadang seseorang menempuh jalan yang salah untuk menuju ke destinasi yang lebih baik. Pemahaman ini yang menjadi keyakinan seorang pengusaha muda berbakat bernama Syahdam Kusriyan Hakim.
Pria kelahiran Bekasi, 5 Oktober 2001 ini, merupakan CEO PT. Veedam Primanadi Suwardan Group, perusahaan yang bergerak di sektor property di bawah Veedam Property, serta ekspor impor dan legal di bawah Veedam Global Trade. Saat ini, Syahdam, akrab ia disapa, bergerak di bidang konstruksi bersama PT. Sinergi Deka Indo dan juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Honglitech Sugih Jaya yang bergerak di bidang importir geomembrane, geotekstil dan geosynthetics.
Lulusan Sarjana International Bisnis Kahramanmaras Sütcü Imam University Turkey ini banyak mempelajari mengenai trade, logistic atau internasional bisnis. Pada saat kuliah di Turki, Syahdam sudah mulai mencoba menjajaki beberapa bisnis. Awal mula usaha yang ditekuni adalah bisnis kuliner sampai usaha kargo.
“Di Turki ini banyak orang Indonesia yang menjual Jastip, makan-makanan Turki ke Indonesia atau karpet-karpet ke Indonesia. Dari sana saya mulai mengumpulkan modal. Selama tiga tahun saya bermain kargo dan Alhamdulillah berjalan lancar.”
Ketika pandemi Covid melanda, tepatnya di tahun ketiga, Syahdam mengalami kerugian senilai 200 juta dari berbagai bentuk. Mulai dari barang dan waktu ia mengalami kerugian. Barangnya sempat hilang dan kargonya ketinggalan di pesawat. Kondisi yang dihadapi tidak membuat Syahdam menyerah, ia tetap tekun dan fokus berbisnis untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan di bidang tersebut. Setelah pandemi usai, sayangnya pasar logistik di Turki kurang bagus karena mata uang Lira yang jatuh. Akhirnya ia beralih ke bidang property dengan belajar dari pengalaman ayahnya yang merupakan seorang lawyer dan di tahun 2018 sudah lebih awal terjun di bidang property.
“Jadi setelah pandemi, saya tinggalkan usaha kargo lalu membantu ayah saya mengembangkan bisnis property. Berjalan dua tahun setelah pandemi, bisnis property berjalan lancar. Akhirnya saya mencoba melihat peluang lain. Alhamdulillah waktu itu diawali dengan usaha legalitas, seperti mengurus pendirian PT dan perizinan ekspor impor sampai menemukan peluang baru di bidang impor.”
Setelah berhasil membangun usaha legalitas, ia bergabung bersama KADIN dan menemukan relasi bisnis serta peluang bisnis impor. Proyek pertama impor waktu itu kebetulan teman ayahnya yang membutuhkan geomembrane seluas 41.000 meter per segi lalu ia membandingkan dengan pasar lokal dan langsung ke China untuk mencari vendor.
“Geomembrane itu plastik yang terbuat dari bahan HDPE, yang digunakan untuk dasar pada danau buatan yang berfungsi sebagai pengairan pada greenhouse. Dan sampai saat ini Alhamdulillah kita juga bergerak di bidang konstruksi. PT terbaru kita yaitu PT Sinergi Deka Indo.”
Sementara untuk Veedam Group, Syahdam mendirikan bersama teman asal Kalimantan yang piawai membuat website dan akhirnya muncul ide untuk menjual website. Temannya yang bernama Ismail Aulya ini merupakan sahabat seperjuangan di Turki yang membuat Syahdam berhasil mengembangkan ide bisnis legalitas khususnya belajar tentang cara proses legalitas dan mencari vendor.
Syahdam tertarik berbisnis karena melihat pengalaman ayahnya yang sempat bekerja di perusahan Jepang sebagai karyawan. Ayah Syahdam mengajarkan jika ingin mendapatkan penghasilan yang lebih, maka harus kerja dan usaha lebih keras melalui kemampuan diri sendiri.
“Dari sana saya mulai berpikir untuk sukses bisa diawali dengan kerja sama orang, tapi pada akhirnya sukses diiringi dengan usaha. Sebetulnya kelancaran bisnis ini selain dari komitmen dan usaha tentu saja dari restu Ibu. Ayah saya berpesan kalau mau keluar rumah dengan tujuan cari uang, pamit dulu sama Ibu, minta doa dari Ibu dan Alhamdulillah pasti ada goal dan peluang baru.”
Prospek Cerah Bisnis Property. Syahdam memperhatikan bahwa permasalahan anak muda sekarang salah satunya sulit untuk membeli rumah. Ketika mulai berbisnis property, ia dan Sang Ayah berpikir mengenai ukuran dan harga tanah yang dapat dibangun rumah dengan harga terjangkau.
“Saat ini projek kita di Bekajasi Utara, Alamanda Regency yang menawarkan rumah type 7×2 mulai dari Rp 380-400 juta. Harganya dapat dikatakan terjangkau untuk para pekerja di Kawasan Industri Cibitung. Jadi dengan desain rumah yang minimalis modern, kita tidak hanya memikirkan bentuk tetapi bagaimana agar anak muda saat ini bisa memiliki hunian sendiri.”
Peluang bisnis property ini yang membuat Syahdam dihadapkan pada tantangan dan bertahan dengan keyakinan untuk terus mengembangkan bisnis ke arah lebih baik. Tantangan pertama dari segi tukang dan dibutuhkan kemampuan untuk menyatukan pemikiran serta mengarahkan pada tanggung jawab yang wajib dilakukan.
“Kita terkadang agak sulit menyatukan mereka karena setiap orang punya pemikiran dan ego yang berbeda. Namun jika perusahaan bisa memfasilitasi para karyawan dengan baik, maka karyawan ini pasti akan melakukan yang terbaik.”
Tantangan kedua adalah marketing. Syahdam memahami bahwa bisnis property saat ini sudah menjamur dengan kompetitor yang sangat banyak. Dari sana ia dan tim marketing berusaha berinovasi dan menerapkan strategi marketing di Instagram dan Facebook. Selain marketing, Syahdam juga menjaga kualitas pelayanan dengan memberikan garansi. Setelah lima bulan ditempati dan jika ada masalah, maka konsumen akan mendapatkan garansi.
“Untuk wilayah Alamanda Regency bisa dibilang anti banjir atau tidak pernah terkena banjir. Karena memang sebelum kita membeli lokasi tersebut, kita sudah survey dan bertanya ke warga sekitar. Kita selalu memantau banjir setiap tahun apakah lokasi tersebut terdampak banjir atau tidak. Karena saya paham orang membeli rumah untuk kenyamanan dan mungkin untuk diwariskan ke anak cucu. Sejak dibangun pada tahun 2018, Alamanda Regency sudah ditempati sekitar 80-90 unit. Ada dari type 60, 66, 72 dan 105.”
Terobosan Bisnis. Rencana atau target ke depan, Syahdam masih tetap fokus dalam mengembangkan yang sudah dipilih untuk tetap ditekuni. Bersama PT. Sinergi Deka Indonesia, ia berusaha mengembangkan usaha yang sudah dijalankan dengan harapan dapat menjadi lebih baik lagi.
“Ekspansi selanjutnya, kita akan ke kota Solo yang merupakan tempat kelahiran ayah saya dan di sana tanahnya masih terjangkau serta memiliki potensi pembangunan property yang baik.”
Aktif Berorganisasi. Syahdam tercatat sebagai Pengurus Pusat Divisi Bisnis IAPPI, Anggota Kadin Indonesia, Ketua Relawan Pride Luar Negeri Turki Koalisi Prabowo Gibran, Bendahara Umum TIDAR TURKI (Organisasi Sayap Partai Gerindra). Syahdam aktif berorganisasi sejak duduk di bangku kuliah. Awalnya ia masuk ke PPI Kaiseri (Persatuan Pelajar Indonesia) dan di tahun kedua terlibat di PPI Turki atau PPI Negara.
IAPPI Merupakan wadah untuk lulusan luar negeri atau diaspora yang sudah kembali ke Indonesia. Tujuan diaspora Indonesia adalah menemukan teknologi baru yang belum ada di negara Indonesia. Ketika Syahdam dilantik oleh Menteri BUMN Eric Tohir, ia mendapat pesan untuk dapat terus berkontribusi bagi bangsa dan negara. Segala sesuatu yang sudah dipelajari di luar negeri dapat diterapkan di Indonesia karena transfer teknologi tidak hanya berupa kerja sama antar-negara, tetapi melalui diaspora.
“Saya berharap semoga ke depan, diaspora yang mungkin belum berkontribusi bagi bangsa kita sendiri suatu saat memiliki peluang atau ide baru untuk memajukan pendidikan. Dari zaman terlibat di PPI, saya sudah mendukung pemerintah untuk melanjutkan target Indonesia Emas Tahun 2045. Saya yakin bahwa kita semua harus membantu generasi penerus agar bisa lebih unggul di masa yang akan dating.”
Tertarik Dunia Politik. Selain berbisnis, Syahdam juga memiliki ketertarikan di dunia politik. Saat ini, ia masih belajar bersama Gerindra dan aktif di TIDAR Turki. Keikutsertaan dalam mempelajari dunia politik bersama Gerindra membuat ia terinspirasi oleh sosok Pak Prabowo. Menurut Syahdam, Pak Prabowo merupakan salah satu orang yang memiliki komitmen tinggi dan tidak mudah menyerah. Rasa semangat dan pantang menyerah yang menjadi karakter Pak Prabowo dapat menjadi inspirasi generasi muda.
“Bapak Prabowo adalah sosok yang menginspirasi saya. Beliau salah satu orang yang berkomitmen dan tidak pernah menyerah. Saya rasa sebagai orang muda patut meneladani semangat beliau. Selain Bapak Prabowo, saya juga terinspirasi ayah saya sendiri yang banyak memberikan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, sehingga dapat saya terapkan sampai sekarang.”
Memanfaatkan Kualitas Waktu. Kualitas waktu yang paling berharga, menurut Syahdam adalah bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Selain itu, me time tetap menarik untuk dilakukan di tengah kesibukan yang padat. Biasanya ia rutin motoran di hari Minggu bersama teman-teman Harley di Bekasi, futsal dan traveling. Syahdam tidak menentukan secara khusus tujuan traveling yang ingin dituju, yang penting ia memiliki waktu panjang agar tidak terburu-buru. Destinasi selanjutnya, ia berharap dapat mengunjungi Lombok dan Raja Ampat.
“Untuk membagi waktu, saya rasa bergantung dari diri kita masing-masing. Kita tinggal bagi waktu yang urgen untuk dijadikan prioritas. Yang penting setiap hari harus menyusun agenda agar tidak terjadi tabrakan jadwal atau yang tidak tertangani. Saya juga harus menjaga fisik dan kesehatan dengan tidur cukup, tidak lebih dari jam 10 malam. Bangun pagi diawali dengan jalan pagi, olahraga ringan, konsumsi buah dan makan nasi dengan porsi yang tidak berlebihan.“