MajalahInspiratif.com, Jakarta – Indonesia memiliki pengusaha-pengusaha kreatif yang mampu menciptakan produk maupun layanan yang inovatif. Sayangnya, keunggulan tersebut tidak diimbangi dengan keahlian dalam mengemas dan memasarkannya. Seakan terpanggil untuk membantu pelaku usaha UMKM dalam membangun dan mengembangkan bisnis, Syahdam Kusriyan Hakim, yang cukup berpengalaman di bisnis import dan property, tak segan berbagi ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Bersama KADIN, ia pun kerap menggelar pelatihan bisnis gratis secara online.
‘Ilmu yang tidak diamalkan, laksana pohon yang tidak berbuah’. Kalimat bijak inilah yang mendorong Syahdam Kusriyan Hakim untuk tidak kikir dalam berbagi ilmu dan pengalaman. Pengusaha muda sekaligus CEO PT. Veedam Primanadi Suwardan Group, yang saat ini tercatat sebagai Anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, kerap membagikan pengetahuan seputar bisnis yang dimilikinya kepada banyak orang, baik itu pengusaha pemula maupun yang berencana terjun ke dunia bisnis.
“Bersama KADIN, kami memiliki banyak program atau project pelatihan untuk mendukung ekonomi kreatif terutama UMKM. Salah satunya membentuk grup UMKM seluruh Indonesia, siapa pun boleh masuk di grup tersebut. Di sana kami akan mengajarkan mengenai banyak hal terkait bisnis. Seperti bagaimana packaging product hingga cara menjalin relasi. Karena permasalahan yang belum terpecahkan sampai saat ini adalah cara UMKM menjual produk tersebut. Seperti ke mana mencari pasar dan bagaimana cara menarik minat pasar. Sehingga ke depan mereka bisa memasarkan dan menjual produknya lebih luas. Sedangkan untuk urusan permodalan, saat ini kami menilai sudah ada Kredit Usaha Rakyat tanpa agunan,” ungkap eksekutif muda yang akrab disapa Syahdam ini.
Ditambahkan Syahdam, agar bisa jangkauannya lebih luas pelatihan yang dilaksanakan setiap minggu tersebut diselenggarakan secara online dan diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia. “Pelatihan ini bersifat resmi dan dikelola langsung oleh KADIN. Terbuka untuk umum dan gratis. Jadi siapa saja boleh ikut, baik yang sudah memiliki usaha atau yang masih merancang usaha apa yang akan dirintis dan ingin belajar tentang bisnis. Ke depan, kami berharap pelatihan ini bisa digelar secara offline juga,” paparnya.
Melalui KADIN, Syahdam berharap bisa ikut membantu UMKM untuk lebih berkembang. “Bagi yang berminat bisa join dahulu, kemudian daftar sebagai anggota KADIN atau bisa juga daftar dulu,” imbuh Syahdam.
Dorong UMKM Tembus Pasar Global. Keikutsertaan Syahdam sebagai Anggota KADIN dalam mensupport program-program KADIN, bukan tanpa alasan. Ia melihat Indonesia memiliki pengusaha-pengusaha yang mampu menciptakan produk-produk bagus. Sayangnya, belum banyak yang mampu bersaing di pasar global.
“Untuk bersaing di pasar global saya rasa masih kurang. Karena pertama, sebetulnya di tanah air kita ini sudah banyak produk yang bagus tapi mereka bingung bagaimana mencari buyer. Atau terkadang cara mencari regulasi eksport import. Sebenarnya untuk perkembangan UMKM saat ini Indonesia sudah sangat bagus dibanding periode-periode sebelumnya. Karena mulai banyak UMKM yang menembus pasar global, namun ke depan lebih baik kita dorong lagi agar makin banyak UMKM yang memperbaiki kualitas, packaging agar bisa menembus pasar global juga. Dan saya rasa untuk pemerintah ke depan harus sering mengadakan seminar atau menginformasikan tentang regulasi terbaru. Karena regulasi pemerintah untuk eksport tiap tahun seringkali berubah. Dan terkadang itu yang menjadi kendala para UMKM untuk eksport. Seperti halnya pemenuhan persyaratan atau dokumen di negara tujuan,” tekannya.
Syahdam juga mendukung program pemerintah yang membatasi beberapa komoditi import, seperti produk tekstil. Menurutnya jika terlalu banyak pakaian import maka para pengusaha tekstil lokal akan kalah saing. Apalagi dari segi design pakaian bekas import tersebut lebih modern dan lebih update, namun harganya lebih terjangkau. Sehingga bisa sangat menghancurkan pasar tekstil Indonesia. “Khusus untuk produk tekstil bekas import itu langkah yang diambil pemerintah sangat tepat. Meski mungkin merugikan para importir pakaian bekas tersebut, tapi hal ini demi kebaikan industri tekstil kita sendiri,” ucapnya, bijak.
Namun sebagai importir Geomembrane, Syahdam bersyukur mendapatkan banyak kemudahan. “Geomembrane adalah plastik yang terbuat dari bahan HDPE, biasa digunakan untuk dasar pada danau buatan yang berfungsi sebagai pengairan pada green house. Kami mensuplai ke industri-industri lain. Alhamdulillah, regulasinya tidak terlalu sulit karena mungkin industrinya masih sedikit di Indonesia.”
Kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendatang, Syahdam berharap program pemerintah yang mendukung perkembangan UMKM semakin meningkat. Mungkin dimulai dari program pelatihan yang paling sederhana mengenai regulasi. Karena banyak dari UMKM kita dari seluruh Indonesia yang kurang paham regulasi. Meskipun secara keseluruhan regulasi tersebut terbuka di umum, tapi kadang orang masih bingung dengan point-point yang tertera di lembar regulasi. Demikian juga dengan program pelatihan pemasaran. Semoga lebih banyak digelar,” tutur Syahdam.
Lewat program pelatihan yang diberikan pemerintah kelak, ia berharap kesenjangan antara pengusaha besar dan UMKM bisa lebih diperkecil. “Harapan kita ke depan melalui KADIN kita bisa menyatukan seluruh pengusaha di seluruh Indonesia tanpa ada batasan. Dan kita bantu para UMKM untuk grow up dan mensuport pemerintah yang baru ini,” ujarnya.
Ekspansi Bisnis. Kepiawaian Syahdam sebagai pengusaha yang mampu membaca peluang memang tak perlu diragukan. Belum lama ini, CEO PT. Veedam Primanadi Suwardan Group, yang bergerak di beberapa sektor yakni propertydi bawah Veedam Property, ekspor-impor dan legal di bawah Veedam Global Trade dan konstruksi bersama PT. Sinergi Deka Indo dan juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Honglitech Sugih Jaya yang bergerak di bidang importir geomembrane, geotekstil dan geosynthetics ini, merambah bisnis baru, yakin logistik.
“Bisnis baru saya ini berkaitan dengan bisnis ekspor-import yang telah lebih dulu saya bangun dan kembangkan,” terang lelaki kelahiran Bekasi, 5 Oktober 2001 ini.
Mengenai bisnis selanjutnya yang akan ia bangun, Syahdam mengaku masih ingin fokus mengembangkan bisnis logistik. “Mungkin untuk buka usaha baru belum terpikir, karena saya masih ingin fokus memperkuat bisnis di sektor logistik. Jadi satu-satu dahulu kita bangun,” pungkasnya.
Berkontribusi untuk Negara Lewat Politik
Selain menjadi Anggota KADIN, hingga saat ini Syahdam juga tercatat sebagai Pengurus Pusat Divisi Bisnis IAPPI, Ketua Relawan Pride Luar Negeri Turki Koalisi Prabowo Gibran dan Wakil Ketua II TIDAR TURKI (Organisasi Sayap Partai Gerindra).
Tak seperti kebanyakan politikus yang menjadikan partai ataupun jalur politik sebagai kendaraan yang memuluskan langkah mereka di kancah perpolitikan, aktifnya Syahdam di Partai Gerinda justru ia jadikan sebagai sarana dalam memberikan kontribusi positif pada negara.
“Saya melihat sosok Bapak Prabowo ini orang yang sangat konsisten. Dari tahun ke tahun tujuannya tetap sama, visinya tetap sama, dan ketegasan beliau untuk memajukan Indonesia saya rasa cukup serius. Saya juga melihat program-program beliau selama pencalonan presiden 2024 lalu, bisa mengubah Indonesia jadi lebih baik. Seperti halnya makan gratis. Sebelum Pak Prabowo mencalonkan, beliau sudah menjalankan itu di sekitar rumahnya. Dan saya rasa itu sangat bermanfaat. Mungkin sebagian orang berpikir pendidikan gratis lebih penting. Namun nyatanya banyak orang di luar sana yang bahkan untuk makan sehari sekali saja susah. Dan di luar negeri, program makan siang gratis untuk anak sekolah sudah cukup umum. Jadi, saya rasa itu sangat bagus untuk diterapkan di Indonesia, minimal rakyat kita tidak kelaparan. Karena kadang kejahatan terjadi karena lapar. Jadi saya rasa itu fokus yang sangat bagus. Hal ini yang mendorong saya untuk support beliau dan saya diajak rekan untuk bergabung di relawan PRIDE, yang diketuai oleh Pak Anthony Leong . Dan di dalam Relawan PRIDE, saya ditunjuk sebagai Ketua Pemenangan untuk wilayah Turki. Karena kebetulan saya cukup lama tinggal di sana. Jadi saya diamanahkan untuk membantu mengkampanyekan di daerah Turki. Karena banyak sekali warga kita yang di sana,” jelasnya.
Hingga saat ini, Syahdam juga enggan menjadikan politik sebagai kendaraan untuk mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan atau Kepala Daerah. “Sejak awal, tujuan saya masuk politik memang bukan untuk nyaleg. Visi saya hanya untuk memberikan kontribusi positif kepada negara,” terangnya.
Sedekah Air Bersih Saat Kemarau
Sebagai pengusaha berjiwa sosial, Syahdam menyadari bahwa dari setiap rezeki yang ia dapatkan ada hak orang lain di dalamnya. Bersama CSR Veedam Primanadi Suwardan Group, ia kerap menggelar berbagai aksi sosial.
“Beberapa waktu lalu, kami sempat membagikan air bersih sebanyak 100.000 Liter di daerah Blora. Karena mereka setiap tahun itu mengalami kekeringan akibat kemarau panjang, sedangkan pemerintah setempat hanya menyalurkan satu truk tangki. Dan ini adalah salah satu cara kami menyalurkan apa yang menjadi hak orang lain dari setiap rezeki yang kami dapat. Kami juga menyakini cara ini bisa membantu memperlancar urusan kami yang lain,” tutupnya.