Crowdfunding Typography Banner
CEO Putratama Group

Susi Andrianis, S.Sos.I., S.Psi., M.M, Adaptasi dan Inovasi Kunci Bertahan dan Berkembang di Era Digital

Bagikan:

1

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Sebagai motor penggerak perusahaan yang mendukung swasembada pangan nasional, Susi Andrianis terus berupaya mengembangkan berbagai metode pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.Mulai dari menerapkan teknologi modern dalam budidaya tanaman, meningkatkan kualitas hasil pertanian sekaligus mempercepat  waktu panen, hingga mengedukasi para petani yang menjadi mitranya. Ia juga terus memotivasi diri untuk belajar dan beradaptasi dengan teknologi terbaru.

Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, PT Putratama Agroindo Sejahtera, salah satu perusahaan di bawah naungan Putratama Group, berperan aktif dalam sektor pertanian. Dengan komitmen tinggi terhadap pengembangan pertanian yang berkelanjutan, perusahaan ini mendukung program pemerintah dalam mencapai swasembada pangan melalui berbagai inovasi dan strategi yang tepat.

Seperti diketahui, swasembada pangan merupakan salah satu prioritas utama pemerintah dalam rangka memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi masyarakat. PT Putratama Agroindo Sejahtera berkontribusi dalam mendukung visi ini dengan berbagai program pengembangan pertanian, mulai dari peningkatan produksi, efisiensi distribusi, hingga pemberdayaan petani lokal.

Susi Andrianis, S.Sos.I., S.Psi., M.M., sebagai salah satu tokoh kunci di dalam PT Putratama Agroindo Sejahtera, menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional. “Kami tidak hanya berfokus pada produksi hasil pertanian, tetapi juga pada peningkatan kualitas, efisiensi, serta kesejahteraan para petani. Dengan pendekatan yang inovatif, kami ingin menciptakan sistem pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan,” ujar sosok yang akrab disapa Susi ini.

Inovasi dan Pengembangan Pertanian. Dijelaskan Susi, PT Putratama Agroindo Sejahtera terus mengembangkan berbagai metode pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Berbagai langkah pun telah diterapkan, di antaranya menerapkan teknologi modern dalam budidaya tanaman, seperti sistem irigasi cerdas, pemantauan cuaca berbasis digital, dan penggunaan pupuk serta pestisida yang lebih ramah lingkungan.

”Kami juga melakukan riset dan pengembangan yang berkelanjutan, agar bisa meningkatkan kualitas hasil pertanian sekaligus mempercepat waktu panen tanpa mengorbankan kesuburan tanah,” tambahnya.

Dan untuk memperkuat ekosistem pertanian nasional, PT Putratama Agroindo Sejahtera, menjalin kemitraan dengan petani lokal, memberikan edukasi, pelatihan, serta dukungan akses pasar yang lebih luas bagi mereka. ”Sebagai mitra strategis pemerintah, kami juga berpartisipasi dalam berbagai program pertanian nasional, termasuk distribusi benih unggul, peningkatan ketahanan pangan daerah, dan penguatan rantai pasok hasil pertanian,” ujar Susi.

Masa Depan Pertanian Indonesia. Dengan strategi dan inovasi yang diterapkan, Susi berharap PT Putratama Agroindo Sejahtera optimis dapat berkontribusi lebih besar dalam pencapaian swasembada pangan di Indonesia. ”Ke depan, kami akan terus mengembangkan riset pertanian, memperluas kemitraan, serta memperkenalkan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas pertanian nasional,” terangnya.

Untuk itu, perempuan kelahiran Jakarta 18 Agustus ini, mengungkapkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan petani dalam menciptakan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan. ”Dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan seperti PT Putratama Agroindo Sejahtera ini, harapan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pangan semakin nyata,” tambah Susi.

Solusi Strategis Swasembada Pangan. Di tahun 2025, Indonesia terus memperkuat program swasembada pangan guna mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan ketahanan pangan nasional. Salah satu komoditas yang menjadi fokus utama adalah jagung hibrida, yang memiliki potensi besar dalam berbagai sektor.

”Kami concern untuk budidaya jagung hibrida yang dapat menjadi solusi strategis swasembada pangan. Karena jagung hibrida memiliki produktivitas yang tinggi dan tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Selain untuk pangan, jagung hibrida juga memiliki berbagai manfaat seperti pakan ternak, hingga kebutuhan industri farmasi dan bioenergi.

Dipaparkan Susi, jagung hibrida memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jagung biasa, di antaranya hasil panen yang lebih banyak dibandingkan jagung konvensional,

lebih adaptif terhadap perubahan cuaca dan lebih tahan terhadap serangan hama serta penyakit, sehingga risiko gagal panen lebih kecil, hingga kandungan nutrisi yang lebih bernilai bagi industri pakan ternak dan pangan manusia.

”Selain sebagai bahan pangan, jagung hibrida juga digunakan dalam industri bioenergi dan farmasi, menjadikannya komoditas yang bernilai tinggi,” kata Susi.

Lebih lanjut dipaparkan Susi, bahan pangan jagung hibrida bisa diolah menjadi tepung jagung, bahan dasar makanan ringan, bahkan sebagai substitusi beras dalam program ketahanan pangan. Sedangkan dalam industri makanan jagung hibrida dapat dioalah menjadi mi jagung, sereal, dan produk fermentasi. Begitu juga dengan bidang bioenergi, jagung hibrida dapat diolah menjadi bioetanol, yang merupakan bahan bakar alternatif ramah lingkungan. ”Limbah jagung juga bisa digunakan untuk biomassa sebagai sumber energi terbarukan,” imbuhnya.

Ditambahkan Susi, untuk industri farmasi dan kimia, pati jagung hibrida juga bisa digunakan dalam pembuatan obat-obatan dan kosmetik.”Minyak jagung hibrida juga memiliki manfaat kesehatan dan digunakan dalam industri makanan serta farmasi. Sedangkan di bidang Industri, jagung hibrida bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kertas, tekstil dan plastik biodegradable. Serat batang jagung hibrida juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kertas dan papan partikel,” terang Susi.

Prospek dan Peluang Pasar. Bagi Susi, budidaya jagung hibrida tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan nasional tetapi juga membuka peluang bisnis yang besar, baik di pasar domestik maupun ekspor. Ia pun melihat potensi ini sebagai peluang strategis untuk mengembangkan agribisnis jagung hibrida secara lebih luas.

”Indonesia memiliki permintaan jagung yang terus meningkat, terutama untuk industri pakan ternak dan pangan. Dua sektor ini menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar domestik. Apalagi sektor utama konsumen jagung di Indonesia adalah industri pakan ternak, khususnya sapi dan unggas seperti ayam.Seiring dengan meningkatnya konsumsi daging ayam dan produk olahannya, kebutuhan jagung sebagai bahan baku pakan pada akhirnya terus bertambah. Untuk itu kami menangkap peluang sebagai pemasok utama jagung hibrida untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus tumbuh,” jelasnya.

Di samping menguasai pasar domestik, Susi juga tengah menyusun strategi guna menembus pasar global. Apalagi ia melihat kebutuhan industri pangan dan bioenergi akan jagung hibrida terus meningkat. Beberapa negara pun dilirik Susi sebagai target ekspor potensial. Di antaranya Jepang, yang mengimpor jagung dalam jumlah besar untuk keperluan industri pangan, seperti produksi tepung jagung, sirup jagung, dan produk olahan lainnya.

”Standar kualitas tinggi menjadi tantangan sekaligus peluang bagi produsen jagung hibrida yang mampu memenuhi spesifikasi mereka,” imbuhnya.

Negara lain yang juga menjadi target Susi adalah Korea Selatan, di mana perkembangan  industri makanan olahan dan bioetanolnya terus meningkat. Negara berikutnya adalah China, yang menggunakan jagung untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pangan hingga bioenergi.

Optimalkan Pasar.Agar perusahaan yang dipimpin bisa bersaing dan memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor, Susi menerapkan beragam strategi guna mengoptimalkan pasar. Mulai dari  Pengembangan Produk Berstandar Internasional, yakni dengan meningkatkan kualitas jagung hibrida agar sesuai dengan spesifikasi industri pangan dan bioenergi global, ekspansi kemitraan dengan petani lokal sehingga dapat memperkuat produksi dengan model kemitraan untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi rantai pasok, investasi dalam teknologi dan inovasi yakni dengan menggunakan teknologi pertanian presisi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, hingga membangun jaringan distribusi yang kuat melalui jalinan kerja sama dengan pelaku industri domestik serta eksportir untuk memperluas akses pasar.

”Dengan prospek pasar yang besar dan strategi bisnis yang tepat, kami berpeluang menjadi pemain utama dalam industri jagung hibrida, baik di pasar lokal maupun internasional,” tegas Susi.

Transformasi Digital yang Mahal dan Kompleks

Memasuki era digital, Susi menyadari butuh investasi besar dalam infrastruktur, pelatihan SDM, dan strategi bisnis baru. Tak heran transformasi digital membutuhkan biaya yang cukup mahal dan proses yang kompleks. Namun, ia melihat banyak kasus di mana bisnis-bisnis konvensional kalah saing dengan bisnis online yang lebih cepat, fleksibel, dan murah operasionalnya. Belum lagi ketika bicara tentang keamanan data dan privasi, di mana resiko kebocoran data, serangan siber, dan penyalahgunaan informasi juga semakin meningkat.

”Setiap bidang pekerjaan kini semakin mengandalkan teknologi. Akses untuk mendapatkan informasi yang lebih luas dan tangkapan peluang-peluang baru pun lebih mudah. Di samping itu persaingan di dunia kerja juga meningkat. Jika kita tidak terus belajar, maka kita bisa tertinggal oleh generasi muda yang lebih akrab dengan digitalisasi. Apalagi saat ini banyak keputusan berbasis data, bukan hanya tergantung pada pengalaman atau intuisi. Hal ini menuntut pemahaman lebih dalam tentang analitik dan digitalisasi. Akan tetapi saya menilai setiap tantangan pasti menciptakan peluang. Adaptasi dan inovasi menjadi kunci untuk tetap bertahan dan berkembang di era saat ini,” tekan Susi.

Bukan hanya dalam bisnis, Susi juga melihat digitalisasi berdampak dalam kehidupan berkeluarga. Salah satunya kurangnya interaksi sosial secara langsung. Karena saat ini banyak orang lebih sering berkomunikasi melalui gadget dibandingkan bertatap muka, yang bisa mengurangi kedekatan emosional dalam keluarga.

”Belum lagi pengaruh media sosial pada generasi muda. Anak dan cucu lebih terpapar tren dan informasi dari media sosial, yang bisa berpengaruh pada nilai-nilai dan pola pikir mereka. Untuk itu keseimbangan antara dunia nyata dan digital harus dijaga, yakni dengan menjaga batasan antara waktu kerja, waktu keluarga dan hiburan digital,” tekan istri dari KRT H. Styo Anugrah Perkasa, S.H., M.H, ibunda dari Kapt. Angger Nofriyanto Prasetyo, S.Tr.Han, M.M, Anggraeni Dwi Saputri, S.H., M.M dan Gentha, serta mantu drg. Galuh Hemastiti, M.B.A dan Zulfikar Pratama, S.Pd ini.

Musik Sebagai Penyemangat

Menurut Susi, musik memiliki kekuatan untuk membangkitkan semangat, menyampaikan pesan, dan menyatukan visi dalam berbagai bidang, termasuk agribisnis. Dalam upaya mendukung sektor pertanian dan ketahanan pangan, perempuan yang juga aktif sebagai Wakil Ketua Umum DPP Bidang Pertanian IWAPI, Wakil Ketua Komite Bidang Hillirisasi & Produk Pertanian KADIN Indonesia, Wakil Ketua Bidang Binamarga dan SDAHIPPI DPD DKI dan anggota organisasi AWEN ini, mendukung terciptanya  “Putratama Agro Song”, sebuah lagu penyemangat yang kini telah resmi mendapatkan pengesahan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).

”Lagu ini tidak hanya menjadi simbol motivasi bagi petani dan pelaku agribisnis, tetapi juga mencerminkan semangat inovasi, kerja keras, dan komitmen terhadap swasembada pangan nasional ,” imbuhnya.

Selain meningkatkan semangat petani dan pelaku agribisnis serta menginspirasi mereka agar terus berinovasi dan bekerja dengan penuh optimisme, “Putratama Agro Song” juga diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk lebih tertarik dan berkontribusi dalam industri pertanian, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pertanian sebagai tulang punggung ekonomi dan kehidupan.

”Lirik lagu ini menggambarkan perjuangan, harapan, dan optimisme dalam membangun sektor pertanian yang maju dan berkelanjutan. Pesannya kuat bahwa dengan kerja keras, inovasi, dan kebersamaan, agribisnis Indonesia bisa menjadi lebih mandiri dan berdaya saing tinggi. Lagu ini juga menjadi bagian dari identitas Putratama Group, yang dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan jagung hibrida dan berbagai inovasi agribisnis,” jelas Susi.

Ke depan, Putratama Group berencana untuk lebih mempopulerkan “Putratama Agro Song” melalui berbagai strategi, seperti peluncuran resmi di media sosial dan platform musik digital, penggunaan dalam acara dan pelatihan agribisnis untuk membangun semangat para petani dan pengusaha pertanian, kolaborasi dengan komunitas pertanian dan generasi muda untuk memperkenalkan lagu ini secara lebih luas.

Dengan adanya Putratama Agro Song, diharapkan semakin banyak orang yang terinspirasi untuk berkontribusi dalam membangun sektor agribisnis yang lebih kuat, inovatif, dan mandiri. Musik ini menjadi bukti bahwa pertanian bukan hanya tentang bekerja di ladang, tetapi juga tentang semangat, perjuangan, dan kebanggaan akan kemandirian pangan Indonesia,” tegasnya.

Bagikan:

Bagikan: