MajalahInspiratif.com, Jakarta – Meneladani keteguhan R.A. Kartini dalam memperjuangan nasib kaum perempuan, bukan sekadar kata-kata. Lebih dari itu, Seraphine Destina Nurani, juga merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena bagi pengusaha yang memimpin perusahaan outsourching ini, semangat Kartini harus tetap hidup dalam diri setiap perempuan Indonesia. Baginya, dengan pendirian yang kuat, tekad yang bulat, dan keseimbangan dalam hidup, perempuan bisa berkontribusi besar bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Kesetaraan gender yang dahulu digaungkan R.A. Kartini, senatiasa dikenang dalam bentuk perayaan Hari Kartini setiap tahun. Namun sejatinya, Hari Kartini bukan sekadar perayaan, tetapi momen refleksi bagi perempuan Indonesia untuk terus maju dan berdaya. Seraphine Destina Nurani, seorang pengusaha sukses di bidang outsourcing, memiliki pandangan kuat tentang sosok R.A. Kartini dan bagaimana semangatnya harus dihidupkan dalam kehidupan perempuan modern.
Menurut perempuan yang akrab disapa Mom Shera ini, Kartini adalah wanita dengan pendirian kuat, yang tidak mudah goyah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Dengan niat yang tulus, Kartini ingin memajukan perempuan Indonesia agar bisa berdiri sejajar dengan laki-laki dalam hal pendidikan dan kesempatan.
“Saya rasa, perempuan Indonesia harus punya tekad yang kuat seperti RA. Kartini, dan harus memiliki kepedulian terutama dengan dirinya sendiri. Perempuan juga jangan mudah menyerah dalam meraih impian dan cita-cita. Perempuan harus berani melangkah maju, karena dunia terus berkembang, dan perempuan harus berani mengambil peran dalam berbagai bidang, baik di dunia bisnis, sosial, maupun pendidikan. Namun, jangan sampai meninggalkan perannya dalam keluarga. Karier dan keluarga harus tetap seimbang,” ujar Mom Shera, bijak.
Meroket Pasca-Pandemi. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sempat mengguncang berbagai sektor bisnis. Namun, bagi Mom Shera, yang menggawangi PT. Era Pratama Raya dan PT. Ratu Sapta Pesona, pandemi justru menjadi momentum untuk memperluas usaha di bidang outsourcing.
Alih-alih mengalami penurunan, permintaan akan tenaga outsourcing, khususnya di sektor keamanan dan kebersihan, justru melonjak saat pandemi. Banyak perusahaan, Rumah Sakit, dan instansi pemerintah yang semakin sadar akan pentingnya layanan kebersihan yang optimal serta keamanan yang terjamin. Kondisi ini membuat bisnis yang dijalankan Mom Shera terus berkembang, bahkan jumlah karyawan semakin bertambah.
Setelah pandemi, PT. Era Pratama Raya dan PT. Ratu Sapta Pesona semakin agresif dalam mengembangkan bisnisnya. Beberapa proyek besar yang berhasil diperoleh antara lain Barges, Trans Jogja, yakni layanan transportasi umum di Yogyakarta, serta berbagai proyek lainnya.
Ekspansi dan Tantangan di Masa Depan. Keberhasilan Mom Shera dalam mengembangan bisnis tentu tidak terlepas dari strategi manajemen yang baik serta kepercayaan klien terhadap layanan yang diberikan. Dengan terus berkembangnya bisnis, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mempertahankan kualitas layanan di tengah ekspansi yang cepat.
Untuk itu, Mom Shera dan tim terus berupaya untuk memastikan bahwa setiap tenaga kerja yang disalurkan mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Selain itu, inovasi dalam sistem perekrutan dan manajemen SDM menjadi kunci utama agar perusahaan tetap kompetitif di industri outsourcing.
Apalagi dalam industri outsourcing, perekrutan tenaga kerja menjadi salah satu aspek krusial yang menentukan kualitas layanan yang diberikan kepada klien. Bagi Mom Shera, proses perekrutan SDM sejauh ini tidak mengalami kesulitan berarti. Bahkan, jumlah pendaftar seringkali jauh melebihi kebutuhan perusahaan.
“Kami tidak kesulitan dalam perekrutan SDM, selama banyak yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Justru, jumlah pelamar yang begitu banyak menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang membutuhkan pekerjaan,” tambahnya.
Transparansi dan Kesejahteraan Karyawan. Dalam dunia outsourcing, isu pemotongan gaji seringkali menjadi kekhawatiran bagi tenaga kerja. Namun, bagi Mom Shera, pemotongan gaji adalah hal yang dilarang keras di perusahaannya.
Ia menegaskan bahwa dalam perusahaannya, tidak ada pemotongan gaji dalam bentuk apa pun. Jika ada HRD, Manajer Operasional, atau Supervisor di lapangan yang terbukti melakukan pemotongan gaji tenaga kerja atau melakukan pungutan liar (pungli), ia akan langsung memberikan Surat Peringatan (SP) 3, yang berarti pemecatan.
Dijelaskan Mom Shera, benefit perusahaannya diperoleh dari manajemen pengelolaan. Artinya, perusahaan mendapatkan keuntungan dari cara mereka mengelola proyek dan tenaga kerja dengan efisien, bukan dengan mengambil bagian dari gaji karyawan.
Selektif dalam Bermitra. Dalam dunia bisnis, memiliki mitra yang dapat dipercaya adalah salah satu faktor utama dalam menjaga kelangsungan usaha. Mom Shera, memahami betul pentingnya seleksi ketat dalam memilih klien agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan, termasuk masalah kompensasi yang tidak adil.
“Kami sangat selektif dalam memilih klien. Kalau ada perusahaan yang tidak membayar upah sesuai UMR atau tidak memiliki sistem kompensasi yang jelas, kami tidak akan ambil proyeknya,” ungkap perempuan berwajah teduh ini.
Mom Shera percaya bahwa dalam berbisnis, kejujuran dan profesionalisme adalah kunci utama. Dengan memastikan hanya bekerja sama dengan mitra yang memiliki integritas tinggi, perusahaannya bisa terus berkembang tanpa harus menghadapi risiko ketidakadilan dalam kompensasi.
Teguh Berprinsip. Menjadi seorang pengusaha bukan hanya soal mencari keuntungan, tetapi juga tentang memegang prinsip dan nilai-nilai yang kuat dalam menjalankan bisnis. Menurut Mom Shera, ada beberapa kebiasaan dan prinsip penting yang harus dimiliki oleh setiap pengusaha agar bisnisnya berkembang dan tetap bertahan di tengah tantangan.
Dimulai dari kejujuran, yang merupakan nilai utama yang harus dipegang oleh setiap pengusaha. Mom Shera menyakini bahwa dalam dunia bisnis, kepercayaan adalah aset berharga yang tidak bisa dibeli. Jika seorang pengusaha tidak jujur, baik kepada klien maupun karyawan, maka bisnisnya tidak akan bertahan lama.
Selain itu, berbisnis juga harus dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan. Bagi Mom Shera, menjalankan usaha bukan sekadar mencari profit, tetapi juga tentang bagaimana bisa memberikan manfaat bagi orang lain, terutama karyawan yang bekerja di perusahaan.
Point berikutnya adalah kedisiplinan, tanpa kedisiplinan sulit bagi seorang pengusaha untuk mencapai kesuksesan. “Kedisiplinan mencakup banyak aspek, seperti ketepatan waktu, manajemen keuangan, perencanaan bisnis, dan konsistensi dalam menjalankan strategi. Disiplin juga berperan dalam menjaga reputasi bisnis agar tetap terpercaya di mata klien dan karyawan,” tambahnya.
Seorang pengusaha juga harus memiliki komitmen yang kuat terhadap bisnisnya. Jika sudah mengambil proyek, maka harus siap menghadapi segala risiko dan tantangan yang muncul. “Kita harus bertanggung jawab. Kalau kita sudah berani mengambil proyek, lalu ada masalah keuangan, kita harus hadapi. Jangan sampai karyawan yang dikorbankan,” tegas Mom Shera.
Ikuti Perkembangan Zaman. Untuk selalu update dengan perkembangan industri, Mom Shera dan tim aktif dalam berbagai asosiasi yang terkait dengan bisnis outsourcing. “Kami ikut asosiasi-asosiasi yang relevan dengan bisnis ini, sehingga selalu mendapatkan informasi terkait regulasi ter-update, tren industri hingga peluang bisnis baru. Ini membantu kami terus berkembang dan tidak tertinggal,” ujarnya.
Dan di era digitalisasi seperti saat ini, Mom Shera juga menerapkan teknologi terkini di dalam perusahaannya. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah penggunaan aplikasi absensi berbasis digital, menggantikan metode lama seperti fingerprint.
“Kami sudah menggunakan sistem absensi berbasis aplikasi sejak lima tahun lalu. Ini lebih efektif dan real-time. Sistem tersebut mencatat kehadiran karyawan tanpa perlu pengecekan manual,” terangnya.
Dalam penerapaan teknologi berbasis digital tersebut, Mom Shera tidak bekerja sendirian dalam mengembangkan bisnisnya. Ia memanfaatkan generasi milenial dan Gen Z dalam keluarganya untuk membawa inovasi di perusahaannya. “Kebetulan anak-anak saya masih muda, mereka yang membantu dalam pengembangan digitalisasi di perusahaan. Sehingga perusahaan kami tidak ketinggalan zaman dan terus berkembang dengan teknologi terbaru,” ucapnya, bangga.
Srikandi Gebyar Nusantara Menjaga Budaya dan Peduli Anak Bangsa
Di tengah kesibukan sebagai pengusaha, Mom Shera juga aktif dalam kegiatan sosial melalui organisasi yang ia pimpin, yaitu Srikandi Gebyar Nusantara. Organisasi ini bergerak dalam bidang sosial dan budaya, dengan fokus menjaga warisan budaya serta membantu masyarakat yang membutuhkan.
Keanggotaan organisasi ini sudah ada di beberapa provinsi Indonesia, yang terdiri atas berbagai kalangan, seperti ibu rumah tangga, guru, pelaku UMKM, dan profesional. “Sifatnya kita membantu pemerintah dan masyarakat. Misalnya, untuk pembuatan e-KTP digital, kita bantu secara gratis. Tapi kalau untuk pembuatan SIM, itu tetap berbayar,” jelas Mom Shera.
Sejauh ini, Srikandi Gebyar Nusantara sering mengadakan berbagai kegiatan sosial, seperti buka puasa bersama anak yatim, potong rambut gratis untuk driver ojek online, masyarakat umum, anak jalanan, yatim dan dhuafa, sosialisasi bahaya narkoba di sekolah-sekolah bersama GIAN dan BNN, serta pelestarian budaya melalui kegiatan seperti bermain ukulele dan mengenakan kebaya hingga kegiatan sosial untuk lansia.
“Kami tengah mengajak lebih banyak orang untuk belajar memainkan ukulele, sebagai bentuk upaya menjaga budaya dan memberikan alternatif baru selain alat musik tradisional seperti angklung,” imbuhnya.
Membangun Perusahaan untuk Mengendalikan Waktu
Sebagai pemilik PT. Era Pratama Raya dan PT. Ratu Sapta Pesona, sekaligus Ketua Umum Srikandi Gebyar Nusantara, Mom Shera memiliki banyak peran yang harus dijalankan setiap hari. Namun, bagi Mom Shera, keluarga tetap menjadi prioritas utama, dan ia selalu mencari cara agar bisa tetap dekat dengan mereka sambil menjalankan bisnis.
Hal tersebut berangkat dari masa kecil Mom Shera yang mesti hidup mandiri karena harus berpindah-pindah tempat tinggal dan terpisah dari orang tua yang bekerja di berbagai kota. Pengalaman itu membentuk pola pikirnya untuk tidak ingin terikat sebagai karyawan, melainkan menjadi seorang pengusaha yang bisa mengatur waktu sendiri.
“Sejak duduk di bangku SMA, saya sudah bercita-cita menjadi Direktur. Saya ingin punya waktu dalam genggaman saya, bukan menjadi karyawan yang waktunya habis hanya untuk bekerja,” ungkapnya.
Pada tahun 2002, setelah memiliki anak, ia masih sempat mengajar, tetapi keinginannya untuk memiliki kendali atas waktu semakin kuat. Akhirnya, ia memberanikan diri untuk membangun perusahaan sendiri.
Membawa Keluarga ke Dalam Bisnis. Salah satu cara Mom Shera menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga adalah dengan melibatkan anak-anaknya dalam bisnis. Kini, anak-anaknya telah bekerja dan membantu mengelola perusahaan, sehingga setiap hari mereka bisa tetap bertemu, bahkan bisa dianggap seperti reuni keluarga setiap hari.
“Anak-anak saya semua sudah bekerja dan membantu perusahaan. Jadi, setiap hari kami tetap bertemu, bahkan yang sudah menikah dan punya anak pun masih sering berkumpul di kantor,” katanya.
Namun demikian, sejak awal Mom Shera telah memiliki visi yang jelas mengenai bagaimana anak-anaknya bisa berkontribusi dalam perusahaan. Ia mengarahkan mereka untuk mengambil pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
“Anak pertama saya, Stanislaus Area Prapaska S.SOS, saya tempatkan sebagai Direktur Keuangan untuk mengelola keuangan perusahaan. Anak kedua, A. Bonaventura, S.H., M.H di bagian legal, karena perusahaan outsourcing sangat berkaitan dengan aspek legal dan regulasi, sedangakn si bungsu, Clement Arphine Gading yang kuliah jurusan Manajemen Ekonomi, di Bagian Research & Development agar dapat men-develop atau mengembangkan perusahaan dengan baik,” papar Mom Shera.
Meski anak-anaknya sudah disiapkan untuk bergabung dalam bisnis keluarga, Mom Shera tidak langsung menarik mereka ke dalam perusahaan setelah lulus kuliah. Sebaliknya, ia mendorong mereka untuk bekerja di tempat lain terlebih dahulu agar mendapatkan pengalaman yang lebih luas.
Menurut Mom Shera, pengalaman bekerja di luar sangat penting agar anak-anaknya tidak hanya memahami teori, tetapi juga belajar menghadapi tantangan dunia kerja secara langsung. “Saya biarkan mereka bekerja dulu supaya mereka tahu bagaimana sistem di luar, bagaimana menghadapi masalah, dan supaya lebih profesional ketika masuk ke perusahaan keluarga,” katanya.
Utamakan Profesionalisme. Ditekankan Mom Shera, walau ketiga putranya bekerja di perusahaan keluarga, ia tetap memperlakukan mereka secara profesional, termasuk dalam hal pemberian gaji.
“Semuanya saya gaji, tidak ada yang bekerja gratis. Saya ingin mereka tetap merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, bukan sekadar meneruskan usaha orang tua,” jelasnya.
Kenyataan tersebut menjadi satu bukti Mom Shera bukan sekadar membangun bisnis untuk dirinya sendiri, tetapi juga merancang warisan yang berkelanjutan untuk anak-anaknya. Dengan pembagian aset yang jelas, keterlibatan aktif dalam manajemen, serta dukungan penuh dari suami dan keluarga, ia memastikan bahwa perusahaan ini akan tetap berkembang dan bertahan dalam jangka panjang.