MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bisnis adalah seni dengan kekuatan perasaan yang saling berkolaborasi secara seimbang. Kemampuan memperhitungkan irama mimpi dengan potensi diri untuk mengambil kesempatan agar tujuan yang telah disepakati bersama hati dapat tercapai sesuai rencana. Begitulah prinsip yang ditanamkan Putri Puspitasari, seorang Sarjana Ekonomi Manajemen yang memutuskan untuk berbisnis. Putri, panggilan akrabnya percaya bahwa di dunia ini ada orang-orang yang berhasil jika ia menjadi seorang entrepreneur dan ada juga orang-orang yang akan sangat baik jika mereka menjadi seorang pekerja kantoran.
“Ketika kita mengetahui kita tipe orang yang mengarah ke mana, kita harus fokus, ambisius itu perlu tapi harus juga mengetahui nilai iman agar tidak menjadi ambisius ke arah negatif, misalnya mengahalalkan segala cara.”
Setelah mendalami pemahamannya terhadap bisnis dan kesuksesan, perempuan kelahiran Jakarta, 11 Juli ini, merancang masa depan dengan ambisi dan keyakinan yang berangkat dari pengalaman masa kecil. Putri berasal dari keluarga yang berkecukupan dan sederhana. Ayahnya memiliki jabatan yang cukup baik di Departemen Pertanian RI dan ibunya adalah Guru SMP yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Semenjak ayah tercinta meninggal di tahun 2022, dari kelas 4 SD Putri selalu berjuang untuk mendapatkan apapun dengan usaha dan kerja keras. Ia tidak mau merepotkan ibunya. Ia ingin membuat ibunya bangga dengan pencapaian yang diraih. Sejak itu, Putri tumbuh menjadi pribadi ambisius dan tidak pernah patah semangat. Diawali dari masa-masa itu, Putri mulai berjualan dan menyukai kegiatan tersebut. Ia berjualan apapun seperti boneka horta, pulsa dan beragam jenis produk yang menghasilkan keuntungan.
“Di kampus saya mengejar beasiswa dan akhirnya dapat dua semester. Waktu itu saya dapat beasiswa dari Yayasan Kampus. Selama kuliah juga saya selalu ikut organisasi, memang saya orangnya tidak betah kalau ada waktu kosong. Saya juga diterima jadi tim marketing kampus, presentasi di depan siswa SMA, jaga stand di pameran kampus. Lumayan komisinya untuk jajan. Pada saat itu seleksinya sangat ketat, wawancara dan melakukan presentasi di depan senior. Saya selalu berusaha untuk membangun diri, selalu mencoba dan belajar hal baru,” terangnya.
Setelah berhasil menamatkan pendidikan tinggi, Putri sempat bermimpi bekerja di kawasan perkantoran Segitiga Emas Jakarta. Entah perusahaan apapun, ia memiliki keinginan untuk bekerja di Kawasan Kuningan, SCBD atau pun Sudirman. Mimpi itupun menjadi kenyataan. Ia berhasil mendapatkan pekerjaan sesuai angannya. Sayangnya setelah bekerja selama empat tahun, ia harus mengundurkan diri karena ingin fokus mendampingi anak pertamanya.
“Selain mengurus rumah tangga, saya juga jualan. Jualan makanan, minuman, bisnis online. Pernah juga nitip jualan makanan di coffee shop teman saya. Namun di sini saya berpikir ulang. Saya bisa masak, suka masak tapi kayaknya bisnis makanan bukan passion. Saya putar otak lagi kira-kira bisnis apa yang memang saya banget. Nah saya menemukan bisnis yang saya sukai yaitu jasa dan dari dua tahun lalu semenjak pandemi memang bisnis jasa titip berkembang sangat pesat.”
Putri memulai bisnis jasa titip dengan mengambil barang sale di komunitas parenting tempat ia bergabung untuk saling berbagi pengalaman. Selanjutnya ia mulai mencoba mencari produsen dan memulai bisnis barang impor dari China seperti keperluan rumah tangga, kebutuhan anak, fashion dan lain-lain. Putri memulai bisnisnya dari nol tanpa modal. Ia mulai dengan menghubungi teman-teman yang memiliki uang berlebih untuk diajak bergabung. Putri mengumpulkan sedikit demi sedikit setiap pemasukan hingga ia memiliki modal sendiri. Seiring waktu, Putri memiliki kesempatan untuk berbagi pekerjaan kepada orang lain demi mengembangkan bisnis jasa titipnya (@putpuspitasr).
“Dulu sebelum mampu membuka lapangan pekerjaan, saya kerjakan semua sendiri. Dari mulai mencari barang sale, menawarkan di grup, upload produk, membalas chat, merekap tagihan sampai packing. Dulu saya bisa tidur dua hari sekali, tetapi saya tidak merasa itu beban. Karena kalau kita mencintai apa yang kita lakukan pasti terasa ringan untuk dijalankan,” ujar Putri
Inspirasi Berbisnis. Sebenarnya Putri tidak gemar berbelanja, tetapi ia senang untuk mempengaruhi orang lain. Banyaknya brand yang berjuang di masa pandemi membuat Putri melihat peluang baik dan meyakini bahwa bisnis jasa titip akan menjanjikan. Putri menawarkan barang-barang branded yang sale dan barang yang worth to buy dengan harga terjangkau.
Strategi promosi yang dilakukan Putri dengan melakukan member get member untuk yang join di grup. Biasanya ia memberikan hadiah dengan brand tertentu secara gratis kepada anggota baru. Selain itu, Putri juga memanfaatkan teknologi digital yang bergerak cepat.
“Penting sekali ekspansi secara digital di era saat ini. Bukan hanya di bidang jasa titip. Kita sudah harus melek teknologi, aktif di market place dan saat ini saya sedang eksplor untuk membuat website resmi untuk jastip.”
Semakin Kuat Setelah Tertimpa Musibah. Putri pernah mengalami musibah yang menyita banyak waktu, pikiran dan tenaga. Waktu itu ia sempat tersandung masalah bisnis, tetapi bukan bisnis jastip yang sedang dijalankan. Putri tidak bisa mengungkapkan secara rinci, tetapi ia harus mengganti rugi ratusan juta ke beberapa orang. Namun berhubung sangat mencintai dunia bisnis, berjualan dan berdagang, ia memahami segala risiko ketika harus tersandung masalah. Saat itu ia menerima banyak sekali tekanan, dianggap penipu, tidak amanah dan ditelepon beberapa orang dengan kalimat ancaman.
“Saya sendiri tidak melakukan kejahatan apa yang mereka pikirkan dan saya punya bukti fisiknya jika saya tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan. Saat itu rasanya benar-benar terpuruk. Saya rasanya ingin bunuh diri karena menerima tekanan ancaman dari sana sini. Padahal saat itu sebenarnya diri saya juga korban,” ungkapnya, lirih
Musibah yang dialami menjadi salah satu alasan Putri semakin kuat, tidak ingin menyerah dan bangkit. Penggemar film action ini yakin seorang entrepreneur sejati adalah mereka yang mampu bangkit dari kegagalan. Ia berusaha dengan keyakinan untuk membesarkan usahanya, keluar dari musibah dan berharap untuk tetap tegar.
“Hingga saat ini, saya tidak akan pernah lupa siapa saja orang-orang yang dulu baik lalu berubah jadi memusuhi. Saya merasakan juga bahwa ternyata uang tidak mengenal saudara. Kalimat cacian, tekanan, sikap tidak empati yang mereka tunjukkan kepada saya tidak akan pernah dilupakan seumur hidup. Saya selalu berdoa semoga mereka tidak akan pernah berada di kondisi berat seperti yang dialami saat ini. Di sisi lain, saya selalu mengingat orang-orang yang selalu berada di samping saya yang mendukung secara materi dan non materi,” kata Putri.
Positif Hadapi Pandemi. Peluang bisnis jasa titip terus berkembang di masa pandemi. Banyak orang memilih untuk berada di rumah dan belanja online. Salah satunya dengan berbelanja melalui jastip. Di masa pandemi, Putri menjalankan bisnis dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Setiap paket yang masuk ke rumah selalu disemprot desinfektan dan didiamkan selama seharian di rumah.
“Saya rasa habit orang mengalami pergeseran. Rata-rata banyak yang mulai terbiasa berbelanja secara online walaupun pandemi mulai sedikit demi sedikit menghilang. Hingga saat ini Alhamdulillah masih menjajikan income yang didapat dari jastip dan semakin banyak jastip baru bermunculan. Saya senang sekali karena semakin banyak kompetitor, maka saya semakin produktif. Saya harus terus mencari strategi agar member di dalam grup tetap loyal terhadap jasa titip saya.”
Putri tidak menutup mata terhadap persaingan. Banyak kompetitor yang mengambil fee jasa sangat kecil dan terjadi perang harga. Namun Putri percaya rejeki tidak akan pernah tertukar. Ia akan terus berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik demi menjaga kepercayaan konsumen.
Keluarga dan Harapan. Perekonomian keluarga sangat terganggu di masa pandemi selama dua tahun terakhir. Putri mengakui kondisi tersebut. Namun ia tidak berdiam diri, Putri terus memutar otak agar tetap bertahan dan lebih mengutamakan kesehatan di masa sekarang ini.
Ibunda dari Bryssa Bening Anoureen Niobe (4 tahun) ini, masih menyimpan harapan untuk memiliki dan membangun sebuah restoran besar sebagai sumber pendapatan di bidang yang berbeda. Untuk mengejar impiannya, Putri berharap terus berdiri tegar dengan segala tantangan yang ada, tanpa mengeluh dan percaya diri.
“Diri sendiri adalah partner, sesusah apapun kita hanya diri sendiri yang mampu menguatkan. Kejar terus mimpi kita. Ada yang mengatakan musuh terbesar adalah diri sendiri. tapi menurut saya itu salah. Justru partner terbaik adalah diri sendiri. Kita harus percaya diri, yakin dan percaya sama diri sendiri kalau kita bisa menghadapi kesenangan ataupun kesulitan yang dihadapi.”