MajalahInspiratif.com, Jakarta – Menjadi wanita mandiri dan berdaya di era modern saat ini sudah menjadi keharusan sekaligus peluang untuk bisa mengeksplorasi potensi dalam diri seluas-luasnya demi kemajuan dan kesejahteraan diri sendiri, keluarga, orang lain, dan tentunya memberikan kontribusi signifikan pada kemajuan bangsa. Karena itu, Putri Gorda, yang merupakan Professional MC sekaligus owner Sharer Oris Cake Bali, selalu mengajak dan mendorong para perempuan di mana pun berada, untuk terus berkarya agar bisa menjadi semakin berharga.
“Intinya saya ingin meng-encourage para perempuan Indonesia menjadi sosok yang berharga, jadi mari berkarya, mari menjadi berharga, dan motto hidup saya sharing is caring. Jadi ketika kita berbagi bukan berarti kita kehilangan tapi kita berbagi karena kita mempunyai banyak kelebihan yang bisa membuat orang lain bisa merasakan value kita sehingga kita bisa bermanfaat untuk orang lain, tapi bukan berarti dimanfaatkan. Kita harus menghargai peran kita sebagai perempuan, entah itu sebagai ibu rumah tangga, perempuan bekerja, atau pebisnis,” ujar Putri, sapaan akrab wanita cantik kelahiran Denpasar, 17 September ini.
Menurut Putri, semua perempuan itu berharga. Menjadi ibu rumah tangga tidak mudah karena harus mengurus anak, suami, rumah tangga, membutuhkan effort yang sangat besar bahkan tidak sedikit yang sudah menempuh pendidikan hingga S2 memilih menjadi ibu rumah tangga, mendedikasikan dirinya untuk anak-anak dan suami, untuk membangun generasi muda yang lebih baik, membangun bibit-bibit generasi unggul di kemudian hari. Begitu pun dengan wanita karier atau wanita bekerja, bukan berarti tidak bisa melakukan kegiatan rumah tangga. Ia harus bangga bisa berkarier, menghasilkan sesuatu, bermanfaat bagi orang lain. “Itu adalah hal yang patut dihargai jadi jangan sampai ada perempuan yang merasa dirinya tidak berharga. Jadi mari berkarya mari menjadi berharga. And don’t forget sharing is caring..!!” tambahnya.
Banyaknya perempuan bekerja, termasuk dalam bidang MC atau public speaking, tidak lantas membuat Putri merasa tersaingi. Sebaliknya, ia justru terus mendorong sesama perempuan agar terus berkarya dan mandiri.
“Saya lebih kepada spreading positive vibes, sebagai wanita kita empowering others aja bukan persaingan yang saling menjatuhkan tapi persaingan yang saling mengangkat sehingga persaingan menjadi sehat. Saya juga sering memberikan motivasi-motivasi kepada para perempuan supaya tidak berfikir bahwa perempuan bergantung pada laki-laki, perempuan itu memang harus mandiri sehingga dia bisa menghargai dirinya sendiri sehingga orang lain bisa menghargai dia. Bagaimana caranya untuk menjadi sejahtera ya otomatis kita harus memberikan value kepada diri kita, harus meningkatkan kualitas kita sebagai perempuan, kemudian kita juga tidak malu untuk mengungkapkan dan juga tidak malu untuk sharing dan tidak malu untuk menerima kritik. Jadi kalau saya selalu bilang bahwa saya suka brainstorming, saya suka bertanya kekurangan saya apa kemudian saya berusaha untuk introspeksi dan mencari jalan keluar supaya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.. Saya fokus untuk add more value to my self. Ketika saya menghargai diri saya orang lain juga akan menghargai saya,” ungkap ibunda dari Hiroyuki Gorda Alshafrizal, tegas.
Passion Public Speaking Sejak Remaja
Menjadi seorang Master of Ceremony (MC) professional dan sekaligus seorang womanpreneur sukses seperti saat ini, tidak didapat Putri dengan mudah. Ia telah melalui proses yang panjang, dengan segala lika-liku dan jatuh bangun. Namun perjalanan kariernya dilewati Putri dengan enjoy, karena ini adalah passion yang sudah terpatri dalam dirinya sejak ia remaja.
Putri mengawali karier sebagai penyiar radio pada tahun 2006, sewaktu ia duduk di bangku SMA. Kemudian ia mulai menjadi MC pada 2008, antara lain awalnya menjadi MC acara ulang tahun, perayaan Kemerdekaan 17-an, Pensi sekolah yang terus dilakukannya sampai pada saat awal-awal kuliah.
“Saya meraih beberapa prestasi yang membanggakan sejak sekolah, meskipun saya akui cukup introvert. Saat duduk di bangku SMA saya pernah menjadi anggota Gitabahana Nusantara dan menyanyi di Istana Presiden, kemudian saya pernah menjadi Duta Pariwisata Indonesia di Bali Asean Student Summit, saya terpilih menjadi Asean Youth Ambasador di Thailand, jadi saya mewakili sebagai Duta Pariwisata ke Thailand, kemudian di tahun 2010 saya pernah menjadi Duta Pangan Indonesia, semacam healthy food ambasador yang dikirim ke Belgia, Eropa, mengikuti kegiatan charity mengajak anak-anak di Belgia untuk bekerja dalam satu hari menjadi apa yang mereka inginkan tapi hasil pekerjaannya itu disumbangkan kepada petani Indonesia dan menurut saya itu adalah satu hal yang membanggakan selama saya menjadi seorang individu. Setelah melewati proses yang cukup panjang dengan banyak belajar akhirnya saya bisa menjadi Profesional MC dan bisa menjadi MC yang dihadiri RI1, RI 2, para Menteri terus artis-artis, jadi itu merupakan suatu kehormatan untuk saya,” bangga Putri.
Semasa kuliah di Bali Tourism Institute – STP Nusa Dua Bali, Jurusan Hospitality Business Management, Putri pun didapuk sebagai Ketua Senat. Ia mulai mengasah kembali kemampuan public speaking-nya karena posisi sebagai Ketua dituntut untut sering berorasi. Menyadari memiliki kemampuan yang mumpuni, Putri akhirnya memutuskan menjadi profesional MC pada tahun 2010. Ia mulai mendapat job MC ke corporate event seperti gala dinner, tahun baru, meeting, dan lain-lain, termasuk acara-acara yang diadakan berbagai instansi pemerintahan.
Bahkan, pada tahun 2012 Putri juga merambah ke dunia per-wedding-an. “Saya memutuskan untuk mengambil job corporate atau pemerintahan dan per-wedding-an karena saya ingin semuanya balance. Biasanya kalau MC wedding itu jarang mau ambil corporate dan juga pemerintahan, begitu pula sebaliknya karena jenis event-nya berbeda, yang satu membutuhkan penampilan yang calm, tertata dan formal, sementara yang satu lebih private intim bisa membawa suasana menjadi cair kekeluargaan. Kemudian saya berfikir di dalam satu tahun ada bulan-bulan yang ramai wedding tapi sepi corporate, ada bulan-bulan lain sebaliknya. Jadi saya memutuskan menekuni semua lini bidang per-MC-an ini,” tutur wanita yang hobi menyanyi, berorganisasi, memasak, dan public speaking ini.
Brain, Beauty, Behavior
Profesi sebagai MC, menurut Putri, membutuhkan skill dan kemampuan diri yang mumpuni, bukan sekadar cuap-cuap. Selain passion dan knowledge yang memadai, yang paling dibutuhkan dan syarat utama menjadi professional MC adalah brain, beauty, dan behavior. Untuk mencapai itu, tidak mudah dan instan, tapi melalui proses belajar dan perjuangan yang panjang.
“Awalnya gaji saya hanya 300 ribu per MC dan itu saya inget banget di tahun 2008, dan sampai sekarang saya sudah bisa menentukan rate sendiri merupakan sebuah perjuangan dan perjalanan yang sangat panjang. Jadi kalau ada orang mengatakan bahwa MC itu pekerjaan yang mudah, itu anggapan salah. Karena untuk menjadi seorang public speaker atau MC, dibutuhkan brand, beauty dan behavior. Tidak hanya modal cantik saja, tapi harus pintar dan banyak membaca agar secara intelektual memadai. Kemudian penampilan harus diperhatikan bahkan tata karma, behave kita juga harus diperhatikan sekali, karena kita harus dapat menyesuaikan bagaimana bisa bereaksi terhadap segala situasi yang ada dan kondisi ketika sedang MC, mencari solusi ketika misalnya ada yang tidak sesuai dengan plan atau bagaimana cara kita berimprovisasi terhadap perubahan.Dari situ akhirnya terlihat mana MC yang sudah profesional dan yang belum,” tegas Putri.
Tantangan saat ini, lanjut Putri, tentu sebagai generasi milenial, harus selalu catch up atau terus beradaptasi dengan digital. Meski sebagai ibu rumah tangga berstatus single parent ia harus fokus mengurus anak dan waktunya sangat terbatas untuk mempelajari hal-hal baru di dunia digital. Namun, Putri melihat opportunity yang sangat bagus, karena kemajuan tekonologi digital sangat membantu mengembangkan karier. Jaringan dan informasi sangat cepat meluas, promosi dan pemasaran semakin mudah, brand awareness cepat naik.
Menambah Value Diri
Tiada henti belajar dan melakukan terobosan-terobosan baru adalah keharusan di dunia MC. Begitu pun dengan Putri. Ia terus menambah value diri misalnya dengan mempelajari bahasa lain selain bahasa Indonesia, menjadi fully entertainer dengan belajar bernyanyi agar bisa membawa suasana lebih happy tapi dibungkus intelektual, terutama pada acara-acara formal.
“Pada masa pandemi misalnya, saya tidak lantas menurunkan harga tapi lebih ke meningkatkan kualitas diri. Saya ingin punya set harga yang baik, value to my self dengan cara menaikkan value saya di mata klien. Karena saya mau orang melihat value di saya, artinya orang oke dengan harga yang bisa diterima dengan cara meningkatkan value saya sendiri,” tekan Putri.
Ke depan, Putri ingin sekali belajar bahasa Mandarin selain bahasa Inggris yang sudah dikuasainya. Ia juga ingin sekali suatu hari kelak mendirikan public speaking school. Ia ingin membagikan ilmu tentang public speaking yang dimilikinya kepada orang lain.
“Keinginan membuat sekolah public speaking sebenernya membuat saya ingin belajar lebih karena kalau ingin mengajarkan orang otomatis we have to be more than that. Jadi saya ingin bisa berkolaborasi dengan temen-temen artis presenter, sehingga kita bisa memberikan informasi atau pelatihan-pelatihan yang memang orang-orang tertarik kepada public speaking secara general lah paling tidak,” harap Putri dengan antusias.