Entrepreneur

Meiline Tenardi, Terapkan Pola Asuh Demokratis untuk Kebahagiaan dan Passion Anak

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Ibu merupakan pusat cinta, kekuatan dan kebahagiaan dalam keluarga. Ibu berhasil membentuk karakter anak-anaknya melalui kasih sayang dan keteladanan. Ungkapan sederhana ini tertuang dari curahan hati Meiline Tenardi, pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB). Bagi wanita cantik kelahiran Pangkal Pinang, 20 Agustus ini, meskipun Ibunda tercinta sudah tiada, warisan nilai-nilai kehidupan yang diajarkan beliau tetap menjadi pedoman hidupnya.

“Ibu selalu menekankan dua hal penting yang selalu dipegang teguh sampai sekarang yaitu fokus pada pengembangan diri dan pengendalian diri. Beliau sering berkata, jangan biarkan hal-hal buruk mengendalikan hidupmu. Kendalikan dirimu, maka kamu yang akan mengendalikan masa depanmu. Pesan ini menjadi prinsip utama dalam setiap langkah hidup saya.”

Sepanjang menikmati pengalaman kebersamaan bersama Ibu, Meiline memiliki moment yang paling berkesan ketika berkumpul bersama keluarga untuk menikmati masakan beliau. Sang Ibu melayani dengan penuh cinta melalui masakan yang lezat. Suasana sederhana itu telah menorehkan kenangan hangat dan indah yang tak pernah tergantikan.

Pola Asuh Demokratis. Sebagai seorang ibu, Meiline mencoba menerapkan pelajaran berharga dari ibunya terutama tentang pentingnya pengendalian dan pengembangan diri. Ia juga belajar bagaimana menjadi pendengar yang baik, mendidik anak dengan kasih sayang dan kesabaran, sehingga anak merasa dihargai dan dicintai. Pola asuh demokratis dengan prinsip komunikasi dua arah menjadi pembelajaran yang diperoleh Meiline selama dalam bimbingan Sang Ibunda yang diterapkan kepada anak-anaknya.

“Saya ingin memberikan kebebasan kepada anak-anak. Jika mereka tertarik untuk melanjutkan bisnis yang saya dan suami miliki, kami akan membimbing mereka. Namun jika mereka memilih jalan hidup lain, kami akan menyerahkannya kepada profesional yang dapat mengelola dengan baik. Prinsip Ibu tentang pengendalian diri juga saya terapkan di sini agar anak-anak memiliki kebebasan mengendalikan masa depan mereka sendiri.”

Mengenang Ibu dengan Penuh Cinta. Di Hari Ibu, Meiline semakin dalam mengenang sosok ibunya dengan rasa syukur atas segala cinta, kesabaran dan nilai-nilai yang diwariskan. Sementara untuk anak-anak, Meiline berharap dapat mendampingi dengan kasih sayang.

“Saya berharap mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri dan selalu fokus pada pengembangan serta pengendalian diri mereka. Saya ingin mereka memahami bahwa nilai-nilai ini akan membawa mereka menuju kehidupan yang bahagia dan penuh makna.”

Dukungan dan Peran Keluarga. Meiline, seorang profesional di dunia bisnis, adalah ibu dari Glenda Garcia yang menyelesaikan gelar S1 dan S2 di Parson University New York City, serta Garren Gavril yang sedang menempuh pendidikan di RMIT University, Melbourne. Kesuksesannya terbukti dalam bidang perhotelan dan manufaktur, yang menjadi ladang yang ditekuninya dengan penuh passion dan kesungguhan.

Meiline bersyukur atas dukungan penuh yang diberikan oleh keluarga tercintanya, karena mereka melihat kegiatan yang dilakukan Meiline bersama KPPB sebagai hal yang positif dan bermanfaat. Keluarga selalu mendukung dengan turut serta dalam kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh KPPB.

 “Dunia Tanpa Luka” Support Kaum Hawa Melawan Kekerasan

 Sebagai bentuk dukungan kepada sesama kaum hawa, Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB), yang dimotori oleh Meiline Tenardi, menggelar event Akbar bertajuk “Dunia Tanpa Luka” di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Acara tersebut digelar sebagai puncak peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, sebuah kampanye global yang berlangsung dari 25 November hingga 10 Desember setiap tahunnya.

Event yang melibatkan lebih dari 1.500 tamu undangan dari berbagai komunitas ini menghadirkan beragam kegiatan edukatif, inspiratif, dan menghibur. Mulai dari pemutaran film pendek. Berjudul ‘Dunia Tanpa Luka’. Film tersebut membawa pesan mendalam bahwa setiap perempuan memiliki hak untuk bermimpi, bangkit, dan hidup tanpa kekerasan. Dilanjut dengan talkshow interaktif yang mampu membangkitkan ghirah audience untuk melawan kekerasan dalam segala bentuk, baik fisik, psikis, seksual, ekonomi, maupun kekerasan berbasis gender online.

“Maraknya kekerasan terhadap perempuan belakangan ini dan menurut saya ini satu misi sosial yang sangat serius, karena mengancam keberlangsungan suatu bangsa. Sebab, bangsa yang hebat harus lahir dari perempuan yang kuat dan bisa menolong dirinya. Bagaimana seorang perempuan bisa melahirkan anak-anak yang tangguh jika dia sendiri tidak bisa menolong dirinya sendiri. Keprihatinan inilah yang mendorong saya untuk melakukan suatu gerakan yang bisa membuat perempuan menyadari bahwasanya mereka tidak sendirian dan mereka harus berani melawan segala bentuk kekerasan. Karena di tangan merekalah mereka bisa menolong banyak jiwa,” tutur Meiline Ternadi

Ditambahkan perempuan bersahaja ini, event  “Dunia Tanpa Luka” juga dirancang untuk memberikan edukasi, meningkatkan kesadaran, serta mendorong tindakan nyata dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Melalui acara ini, kami ingin menyampaikan pesan bahwa kekerasan tidak boleh dibiarkan dalam bentuk apa pun. Dengan menghormati dan menghargai diri sendiri, kita semua dapat menjadi agen perubahan untuk menghentikan kekerasan dan membangun masa depan yang lebih aman, adil, dan bermartabat,” tegasnya.

Dalam talkshow inspiratif yang menghadirkan narasumber-narasumber berkompeten di bidangnya, yakni      Rieke Diah Pitaloka – Anggota DPR RI dan aktivis perempuan, Ratih Ibrahim – Psikolog Klinis, Valentina Sagala – Lawyer dan aktivis hak perempuan, serta   Petty S. Fatimah – Komunikator dan spesialis pemberdayaan perempuan, dibahas berbagai topik menarik, mulai dari tanda-tanda kekerasan, dampaknya, hingga langkah konkret untuk mencegah kekerasan dan mendukung korban.

Selain itu, pementasan seni bertema “Problema” dari Yayasan Belantara Budaya Indonesia dan karya seni puisi serta gerak bertajuk “Gema Ruang Hati” persembahan dari Laura Muljadi memberikan pesan emosional dan inspirasi bagi seluruh hadirin. Untuk menambah semarak, hiburan musik dari Clara Gopa berhasil menghidupkan suasana dengan energi dan semangat positif.

Aksi Simbolis dan Sosial

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan banner “Stop Kekerasan terhadap Perempuan” oleh narasumber, aktivis, dan pesohor yang peduli terhadap isu ini. Banner tersebut diserahkan secara simbolis oleh Meiline Tenardi kepada perwakilan pemerintah sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penghentian kekerasan.

Acara ini ditutup dengan aksi sosial berupa pembagian 1.500 paket sembako kepada perempuan dari berbagai komunitas sebagai wujud kepedulian KPPB untuk mendukung mereka dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Pesan dan Harapan

Dalam sambutannya, Meiline Tenardi menegaskan, “Kami berharap acara ini dapat menginspirasi semua perempuan untuk menghormati diri sendiri, mengenali tanda-tanda kekerasan, dan berani mengambil langkah untuk mencegah atau keluar dari situasi yang tidak sehat. Perempuan adalah pilar utama dalam keluarga dan masyarakat, sehingga kita harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi mereka.”

Senada dengan itu, Rieke Diah Pitaloka menyatakan, “Perempuan harus tahu hak-haknya dan diberdayakan untuk melindungi diri serta membangun masa depan yang lebih baik.”

Sementara itu, Ratih Ibrahim menambahkan, “Isu kekerasan bukanlah isu perempuan saja, melainkan isu kemanusiaan. Saya mendukung acara ini agar semakin banyak yang teredukasi dan semakin sedikit kasus kekerasan yang terjadi. We have to SPEAK UP!”

Bagikan:

Bagikan: