MajalahInspiratif.com, Jakarta – Filosofi jalan kaki tak hanya bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran, tetapi sebagai media relaksasi pikiran dan penenang hati. Kunci dalam setiap perjalanan adalah mental. Begitulah yang diaminkan seorang perempuan cantik bernama Karina Anggiany Aslam yang memiliki hobi berjalan kaki. Menurut Cindo, panggilan akrabnya, filosofi jalan kaki tak jauh dari pemahamannya tentang sebuah langkah untuk memulai dan melakukan sesuatu hal apapun. Tanpa langkah pertama, setiap orang tidak akan pernah bisa pergi ke manapun. Dengan kata lain, ungkapan ini mengatakan bahwa hal-hal besar dimulai dengna permulaan yang sederhana.
Cindo menekuni hobi berjalan kaki sejak bulan Februari 2020. Ketika itu ia disarankan dokter gizi untuk rutin berjalan kaki selama setengah hingga dua jam tanpa henti. Beberapa bulan berlalu, akhirnya berat badannya turun sampai 12 kilogram. Setelah selesai program, ia terlanjur mencintai jalan kaki dan menjadi kebiasaan yang rutin dilakukan.
“Dulu saya sempat 70 kg karena ada problem dan sempat dirawat sebulan. Terus saya sempat ke dokter gizi dan melanjutkan dinas di Bahyangkara. Ketika itu saya turun 13 kg dalam waktu lima bulan dan Alhamdulillah setelah rutin jalan kaki, tidur saya nikmat, berat badan turun dan jadi lebih semangat.”
Beberapa orang turut merespon baik dan pada bulan Agustus 2020, Cindo membuat hashtag #pejuangjalankaki. Hashtag ini dibuat untuk mengajak kaum rebahan berolahraga jalan kaki karena mudah dan murah. Bonusnya adalah udara pagi dan berjemur untuk mendapatkan sinar matahari serta Vitamin D.
“Saya memotivasi untuk berjalan kaki 10.000 langkah kaki per hari. Dokter gizi sempat mengatakan untuk berjalan kaki 30 menit sampai 2 jam. Dengan berjalan kaki, kita mengatur diri kita sendiri. Waktunya kapan dan tidak memerlukan biaya.”
Ada dua perjalanan yang memberikan kesan mendalam bagi perempuan kelahiran Medan, 6 Agustus ini. Pertama pada saat ditantang di grup JMTC Cees Hiking 100 km Monas menuju Sentul Bogor. Dimulai dari Monas pada Pk 05.30 dan memutuskan finish di Kawasan Sentul City Pk 01.00 WIB dengan total 50 Km selama 19 jam perjalanan.
“Karena kami sudah tidak ada tenaga untuk melanjutkan akhirnya tim memutuskan cukup di 50 km. Tapi saya merasa bertanggung jawab atas challenge tersebut. Jadi saya memutuskan untuk melanjutkan sisa challenge keesokan harinya dengan penuh semangat, walaupun kaki terasa lelah akhirnya saya bisa menyelesaikan sisa tantangan itu. So, jangan berhenti ketika kamu lelah, berhentilah ketika kamu selesai.”
Tantangan selanjutnya, Cindo yang memiliki prinsip hidup untuk menaburkan sebanyak mungkin kebaikan dan jadilah orang yang senantiasa bisa bermanfaat untuk orang lain ini pernah melakukan upaya nekat berjalan kaki dari Bintaro ke Bogor dengan jarak tempuh 43 km. Kondisi yang luar biasa, butuh kesabaran, kemampuan mengendalikan emosi, perjalanan luar biasa sampai akhirnya ia mendapatkan penghargaan Juara 1 #walkingchallange yang diselenggarakan oleh @Koalisipejalankaki bersama EU Climate Diplomacy Week Indonesia 2020.
Selama menikmati perjalanan dan tantangan yang dihadapi dalam berjalan kaki, Cindo tidak hanya berjalan kaki saja, tetapi ia melakukan eksplorasi beberapa spot ikonik. Ia dan tim selalu mengabadikan moment eksplorasi dalam sebuah video yang bisa dilihat di Instagram pribadinya @karinadex atau di channel Youtube komunitas bernama Cees Hiking. Selain bersama tim, ia sering menghabiskan waktu berjalan kaki sendirian. Terkadang tidak sengaja berpapasan dengan #pejuangjalankaki lainnya yang akhirnya berjalan bersamaan. Seringkali ia juga berjalan kaki dengan komunitas, teman dekat, ditemani suami dan anak-anak yang “terprovokasi” dan tergoda untuk ikut jalan kaki.
Manfaat Berjalan Kaki. Selain memperoleh kesehatan, istri dari Kombespol Adex Yudswan, SH.,Sik.,MSi yang menjabat sebagai Kabag Pin Lu Dagri Jastra Srena POLRI dan ibunda dari empat orang buah hati tercinta meyakini bahwa dengan berjalan kaki ia ingin menjadi pribadi yang aktif bergerak dan dapat memberi kebaikan dari sisi kesehatan maupun ketangguhan. Cindo terlanjur mencintai jalan kaki dan sudah menjadi kebiasaan serta misi utama untuk mengajak kaum rebahan berolahraga jalan kaki karena mudah dan menyehatkan.
“Sekarang turun berat badan iya, tapi dari segi sehat, imun, hormon kita happy. Beda manfaatnya 1 jam di rumah saja dengan 1 jam jalan kaki. Jadi saya bilang sama teman-teman, coba 2 minggu nonstop 1 jam dirasakan perbedaannya. Untuk yang baru mulai, saya tidak memaksa seberapa jauh asalkan konsisten. Jika dalam perjalanan merasa kelelahan, maka berhenti untuk cari titik di mana merasa nyaman. Harus sabar dan kuat mental.”
Tips Aman Berjalan Kaki. Selama berjalan kaki, Cindo tetap memperhatikan keselamatan diri ketika berada di jalan raya. Caranya jangan bermain ponsel dan gunakan earphone sebelah untuk tetap mendengar jika ada klakson atau bunyi apapun. Selain itu perbanyak minum air putih, tidur, beristirahat yang cukup, berolahraga teratur, lakukan olahraga sebagai bagian dari kesenangan. Rutin mengonsumsi tuju butir kurma sehari dan cek darah per 3-6 bulan untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh.
Pengaruh Pandemi. Selama pandemi, Cindo lebih banyak melakukan eksplorasi untuk berjalan kaki. Awalnya yang senang rebahan menjadi ketagihan berjalan kaki hingga hiking. Beberapa lokasi sudah dijelajahi di antaranya Sentul, Kawah Ratu, Papandayan dan bukit di daerah Jawa Barat. Sementara untuk kegiatan pekerjaan, ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan melakukan rapat pertemuan melalui aplikasi Zoom.
“Jadi memang keluar hanya untuk olahraga naik gunung, sepedaan sama suami dan anak-anak. Saya juga pernah eksplor curug-curug yang berlokasi di puncak, naik arum jeram dan lain-lain”
Untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak terpapar virus corona, Cindo rutin menjaga kesehatan dengan minum vitamin 5000 atau 10.000 mg. Ia minum suplemen, propolis, neurobion, suntik multivitamin. Selain itu, ia menerapkan protokol kesehatan yang ketat, mengenakan masker, membaca kondisi tubuh dan mengonsumsi makanan bergizi demi menjaga kebugaran fisik maupun jiwa.