MajalahInspiratif.com – Sebagai putri bungsu, dr. Marni Holilah bukan sekedar dekat dengan kedua orang tua, tapi juga tumbuh sebagai anak manja. Namun, ia rela memupus impian menjadi pekerja kantoran demi merealisasikan keinginan kedua orang tua yang memintanya menekuni profesi sebagai dokter. Kini, putri manja itu pun telah menjadi dokter yang sukses membangun klinik kesehatan dari hasil keringatnya sendiri.
Perjalanan dr. Marni Holilah memasuki dunia kedokteran memang tanpa beban. Meski bukan cita-citanya, namun dukungan penuh dari kedua orang tua seakan memuluskan jalannya meraih gelar Sarjana Kedokteran.
“Jadi sebenarnya keinginan saya bukan masuk kedokteran, tapi perkantoran. Tapi ayah saya bilang kalau saya harus lebih baik dari kakak-kakak, kebetulan saya bungsu dari enam bersaudara. Dan Ayah minta saya kuliah Kedokteran, supaya nanti bisa buka klinik yang mampu mempekerjakan banyak orang. Alhamdulillah saya bisa kuliah dengan lancar, tanpa ada yang tertinggal,” kenangnya.
Sempat Drop. Setelah empat tahun kuliah Kedokteran dan meraih gelar sebagai Sarjana Kedokteran dengan mulus, ujian datang. Kala itu, dokter cantik yang akrab disapa dr. Marni ini harus menelan pil pahit kehilangan Sang Mama yang meninggal dunia secara mendadak. Tak ayal, kedekatan dr. Marni selama ini dengan Mama justru membuatnya sangat kehilangan bahkan terpuruk. Selama tiga bulan ia sempat drop dan enggan melanjutkan kuliah yang saat itu telah memasuki tahapan koas.
“Sepeninggalan Mama saya seperti kehilangan semangat, drop, bingung mau ngapain. Karena sosok yang ingin saya bahagiakan justru sudah nggak ada, sempet putus asa juga. Bukan hanya keluarga, dosen saya bahkan ikut kasih semangat untuk bangkit. Sampai saya diizinkan ikut ujian susulan supaya nggak ketinggalan,” tuturnya, lirih.
Beberapa bulan meratapi kepergian Mama, dr. Marni seakan tersadar jika masih ada Ayah yang harus diwujudkan impiannya.
“Sejak semangat saya drop, sebenarnya Ayah sudah meminta saya untuk bangkit. Sampai suatu hari beliau bilang kalau kamu memang mau jadi orang ingat ini buat kamu sendiri. Ketika kamu di dunia ini seorang diri nantinya maka ini jadi yang terbaik buat kamu. Kata-kata itu seperti sengatan yang membangunkan semangat saya untuk mau melanjutkan koas. Saya bahkan seperti menemukan jati diri yang sebenarnya. Dari anak manja yang nggak bisa apa-apa, cuci baju sekali saja langsung sakit dan masuk Rumah Sakit, menjadi seseorang yang lebih kuat. Bukan hanya koas, saya juga semangat untuk mulai jualan online berbagai produk seperti tas dan handphone,” ungkapnya.
Bangun Klinik dari Hasil Keringat Sendiri. Api semangat dalam dr. Marni seakan terus berkobar. Di tahun 2014, saat masih menjalani program koas ia memutuskan untuk kerja sambilan. Namun, karena belum mengantongi SPR (Surat Pengantar Rekrut), ia hanya menjabat sebagai Assisten Dokter di sebuah Rumah Sakit.
Dari hasil keringatnya bekerja di beberapa Rumah Sakit dan klinik selama 5 tahun, di tanggal 25 Juli 2019, bersama suami, dr. Bio Syahrial, yang juga berprofesi sebagai dokter, ia mampu mengumpulkan dana dan membangun klinik kesehatan berlabel Karyamukti Medika di kawasan Karawang, Jawa Barat.
“Alhamdulillah, berkat doa orang tua dan keluarga, dari mulai biaya pernikahan sampai membangun klinik semua dari hasil jerih payah kami, karena memang saya tidak ingin menyusahkan keluarga. Klinik yang awalnya hanya ngontrak, setelah masuk bulan ke-7 sudah bisa terbeli. Selain memberikan layanan kesehatan, kami juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk keluarga dan masyarakat sekitar. Meskipun Ayah tidak bisa menyaksikan saya mewujudkan impiannya karena wafat satu minggu setelah saya sumpah dokter,” ucap dr. Marni.
Ke depan, rencananya dr. Marni akan mengembangkan klinik dengan membuka layanan perawatan kecantikan. “Selain akan bekerja sama dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), ke depan kami bagi tugas. Jadi suami yang mengurusi klinik umum 24 jam, saya pegang klinik estetik yang beroperasi selama 12 jam, Insya Allah, mulai buka tahun depan,” terangnya.
Pengobatan Gratis untuk Anak Yatim dan Lasia. Selain melayani pengobatan umum dan rawat inap, Karyamukti Medika juga menyediakan layanan operasi minor, khitanan dan rontgen. Dan tak melulu soal bisnis, dr. Marni juga memiliki program khusus untuk anak-anak yatim, piatu atau yatim-piatu, serta lansia dari kalangan kurang mampu. Yakni gratis untuk rawat jalan dan hanya membayar 50% untuk rawat inap.
“Saya pernah merasakan bagaimana rasanya sakit dan nggak punya orang tua atau bahkan nggak punya uang. Jadi ini cara saya untuk sedikit membantu mereka tanpa memikirkan untung-rugi. Mereka cukup menyerahkan bukti keterangan tidak mampu dari RT/RW, maka bisa mendapatkan fasilitas tersebut,” terang dr. Marni.
Bukan itu saja, dr. Marni juga menugaskan tim marketing Karyamukti Medika untuk menyusuri perkampungan di sekitar klinik, guna mencari lansia yang sakit parah tapi tidak bisa berobat karena ketiadaan biaya. Untuk selanjutnya dirawat di klinik tanpa dipungut biaya sepersepun.
Dan khusus anak yatim, setiap hari Jumat dr. Marni rutin membagikan santunan kepada beberapa anak asuh, berupa uang dan nasi kotak. “Alhamdulillah, dari yang awalnya kami hanya punya lima orang anak asuh sekarang terus bertambah. Walau saya sedang di luar kota tapi program ini terus dijalankan tim dari klinik Karyamukti Medika. Dan berkat doa dari anka-anak yatim yang Insya Allah mustajab, usaha kami selalu dimudahkan Allah SWT,” ucapnya penuh haru.
Berikan Potongan Harga di Masa Pandemi. Penyebaran virus corona cukup mengganggu stabilitas perekonomian, demikian juga dengan pendapatan klinik Karyamukti Medika yang cukup menurun akibat merosotnya jumlah pasien yang datang berobat. “Pandemi memang membuat pasien jadi takut berobat, meski sejauh ini klinik tidak sama sekali kosong karena masih ada pasien rawat inap. Kami tetap melayani 24 jam, hanya agak penurunan saja di rawat inap dan rawat jalannya, bisa sampai 10-15%,” tuturnya.
Dijelaskan dr. Marni, penurunan tersebut tak sampai membuatnya mengurangi jumlah karyawan atau malah melakukan PHK. Karena sejauh ini kegiatan operasional masih bisa ditangani. Ia bersama suami, bahkan tak segan memberikan potongan harga kepada pasien kurang mampu.
“Kami memang tidak ingin menambah beban masyarakat yang sedang kesusahan akibat pandemi. Jadi ada pengurangan harga untuk pasien rawat jalan. Misalnya ada pasien kurang mampu, hanya bawa uang Rp 50 ribu padahal seharusnya bayar Rp 75 ribu, ya tetap kami layani dengan niat membantu,” ujar dokter yang kerap menerima balasan berupa kiriman beras, telur atau sayuran dari pasien-pasien yang pernah ia tangani.
Terapkan Aturan Baru. Sejak pandemi dan kini memasuki era new normal, dr. Marni bersama tim klinik Karyamukti Medika berlakukan sederet aturan baru. Mulai dari cuci tangan sebelum masuk klinik dan wajib mengenakan masker, screening awal dengan mengharuskan pasien menjawab beberapa pertanya terkait history perjalanan beberapa hari sebelumnya, hingga meniadakan jam besuk pasien rawat inap yang hanya boleh ditemani 1 orang penunggu.
“Sesuai aturan Bupati Karawang, jadi jika saat screening awal ada pasien dengan riwayat baru pulang dari luar negeri, meski tanpa gejala langsung kami arahkan ke Puskesmas terdekat. Kami sebagai tim medis juga membentengi diri dengan APD level 1 yang dilengkapi dengan masker dan face shield, serta segera mencucui tangan setelah melakukan tindakan. Alhamdulillah, pasien yang datang masih dalam batas aman, tidak ada yang mengarah ke Covid19,” papar dokter berusia 29 tahun ini.
Jalani Hidup Sehat. Meski bukan klinik rujukan Covid19, namuan disadari dr. Marni jika pekerjaan yang diemban memiliki resiko cukup tinggi tertular virus corona dari pasien. Untuk itu, ia makin meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi Vitamin C dan menjalani hidup sehat dengan makan-makanan bergizi, tidak minum es atau makan goreng-gorengan, memperbanyak makan buah dan sayuran, dan tidur teratur.
“Saya stok Vitamin C dan saya bagikan ke semua karyawan. Saat tubuh tidak fit juga lebih memilih meliburkan diri, tapi Alhamdulillah selama corona nggak sakit,” tutup pehobi travelling ini. Laili
Info Lebih Lanjut:
Klinik Karyamukdti Medika
Jl. Buahaseum No.148, Karyamukti
Lemahabang, Karawang, Jawa Barat
Telepon : 0857-1944-9069