MajalahInspiratif.com, Jakarta – Banyak perempuan hebat yang membuktikan bahwa Indonesia memiliki srikandi luar biasa seperti R.A Kartini, Cut Nyak Dien dan lainnya. Indirawati Hayuningtyas, S.H, sosok perempuan yang berprofesi sebagai Notaris dan akrab disapa Iin, meyakini hal tersebut mengingat banyak keterbatasan akses informasi yang tidak dapat diperoleh di masa itu. Namun srikandi tersebut berhasil mendobrak paradigma lama dan membuktikan seorang perempuan bisa berdiri di kaki sendiri.
“Mereka berhasil berjuang untuk hal-hal yang positif, sehingga saat ini saya yakin perempuan Indonesia memiliki mental yang jauh lebih tangguh dan dapat menggunakan askses yang dimilikinya untuk berkontribusi secara nyata demi kemajuan bangsa.”
Perjuangan para srikandi berhasil memberikan akses bagi perempuan Indonesia sehingga banyak kesempatan yang terbuka lebar mulai dari pendidikan, karier dan teknologi. Sayangnya masih ada beberapa hambatan yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya. Seringkali perempuan dipandang dengan eksistensinya hanya sebatas di rumah, terbatas dan tidak dapat bergerak bebas, sehingga banyak ditemukan paradigma perempuan yang bekerja atau berkesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi dianggap sebagai perempuan yang tidak paham atas kodratnya.
“Padahal hal tersebut tidak memiliki korelasinya sama sekali. Perempuan memiliki kesempatan untuk melaksanakan kedua peran, sebagai manusia yang memiliki cita-cita dan mimpi kemudian sebagai seorang perempuan yang memiliki kewajiban mengurus keluarga di rumah. Bahkan, sejatinya apabila kita mendidik perempuan, itu sama saja dengan kita mendidik generasi masa depan karena ibu merupakan madrasah pertama bagi seorang anak”
Kesempatan Luas di Bidang Pendidikan dan Pemerintah
Peluang dan kesempatan potensial perempuan, menurut Iin dapat dilihat dari akses pendidikan yang mudah dijangkau segala kalangan tanpa terkecuali. Perempuan telah memiliki kedudukan yang sama untuk menempuh pendidikan dan mengemban sebuah profesi. Seperti halnya di beberapa instansi dan lembaga negara sudah diwajibkan adanya proporsi kursi dalam sebuah jabatan strategis yang harus diisi oleh perempuan.
Hal tersebut membuktikan bahwa potensi dan kesempatan pastinya terbuka lebar untuk seorang perempuan. Perempuan tidak hanya dihadapkan pada pilihan untuk menjadi seorang ibu yang dapat mengurus keluarga atau berkarier. Namun peran tersebut dapat dimaksimalkan tanpa mengorbankan satu di antaranya.
“Banyak saat ini perempuan menempuh pendidikan tidak hanya di strata satu saja, melainkan Magister hingga Doktor. Kemudahan akses pendidikan juga didukung oleh berbagai macam beasiswa yang disediakan dan khusus diperuntukkan bagi perempuan. Lebih dari itu, berbagai macam profesi banyak diisi oleh formasi seorang perempuan.”
Ketangguhan Sosok Perempuan
Perempuan memiliki intuisi yang lebih tajam dibandikan laki-laki. Dalam memutuskan sebuah kebijakan, perempuan dapat memiliki pertimbangan yang lebih konkret. Meskipun seringkali perempuan dalam mengambil keputusan dikaitkan dengan istilah “baper”, namun pelibatan perasaan dalam pengambilan kebijakan tetap dibutuhkan dengan tetap memerhatikan porsi dan keseimbangannya.
“Perempuan juga bisa melakukan pekerjaan lebih dibandingkan laki-laki. Perempuan dapat melakukan beberapa hal dalam satu waktu secara sekaligus dengan tetap fokus satu per satu. Perempuan harus bisa mandiri karena dari kemandiriannya dapat menghasilkan karya dan prestasi.”
Kemandirian yang dimiliki seorang perempuan dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan dapat membangun kehidupan yang stabil dalam segala kondisi. Banyak kasus yang dapat dijadikan pelajaran bahwa perempuan sering terjebak dengan ketergantungan pada laki-laki. Padahal, melalui akses yang dimiliki saat ini, paradigma tersebut dapat berubah dengan karya dan prestasi yang disumbangkan perempuan dalam peran kepada sesama hingga masyarakat.
Kemandirian Berprofesi
Iin menamatkan pendidikan tinggi di Fakultas Hukum dan langsung menempuh Pendidikan Profesi Notaris di Universitas Gadjah Mada. Ia berhasil meraih prestasi sebagai lulusan tercepat. Setelah lulus, Iin menjadi Asisten Notaris selama lima tahun dengan berbagai pengalaman.
Sebagai perempuan yang berprofesi menjadi Notaris, tantangan terbesar yang dihadapi ketika berhadapan dengan Sumber Daya Manusia untuk mengikuti cara kerja yang dianutnya. Iin memahami bahwa jabatan Notaris itu bukan hal mudah. Kemandirian menjadi kunci utama untuk membangun karier dengan hati, tidak berpihak, teliti dan cermat dalam menghadapi tantangan.
“Saya berusaha agar SDM atau karyawan memiliki kemandirian dalam menjalankan pekerjaan dan tidak harus tergantung pada dirinya. Saya berharap karyawan memiliki integritas dan kredibilitas dalam pekerjaan. Kemandirian ini menjadi kunci utama dalam membangun karier dan juga komitmen serta tanggung jawab terhadap pekerjaan.”