Misraini Thamrin: Woman-preneur, Owner Butik DIRANDA, Butik KAMI, Butik LCB, Butik Ayudyahandari, dan Butik Audira

Hobi yang Jadi Ladang Bisnis, Solusi di Masa Sulit

Bagikan:

MajalahInspiratif.com, Jakarta – Bisnis yang lahir dari hobi, tentu sangat menyenangkan karena passion dan totalitas dalam menjalankan dan membesarkan bisnis tersebut semakin melapangkan jalan menuju kesuksesan. Itulah yang dirasakan dan dialami oleh wanita cantik, Misraini Thamrin, pemilik Butik DIRANDA @dirandaboutique, Butik KAMI @kamiideajambi, Butik LCB @bylcb.jambi, Butik Ayudyahandari @byayudyahandari.jambi, dan Butik Audira @audiraboutique, yang semuanya berkembang dengan pesat.
Mish Thamrin, sapaan akrab wanita kelahiran Kerinci 28 Oktober ini, awalnya memang sangat hobi belanja.

Sebelum tinggal di Jambi saat ini, yaitu ketika ia dan keluarganya di Tanjungpinang – Kepri, Batam, yang notabene sangat dekat dengan Singapura, hobi belanja Mish Thamrin semakin tersalurkan. Ia bisa pergi pagi pulang sore atau malam ke Singapura untuk berbelanja.

“Nah otomatis karena kalap lihat baju-baju, terutama ada satu tempat di Singapura yang memang khusus orang Indonesia belanja.. baju-baju itu kalau dijual di kota-kota besar seperti Jakarta, harganya jadi mahal. Di sini memang tempat orang-orang Jakarta atau dari kota-kota lain, berbelanja untuk dijual kembali di Indonesia. Tapi karena senang belanja dan kalap lihat baju-baju bagus dengan harga terjangkau, saya pun biasanya beli banyak. Ketika saya pakai waktu antar-jemput anak-anak ke sekolah, banyak ibu-ibu teman sekolah anak saya yang tertarik. Dari situ saya niatkan jualan, apalagi banyak baju-baju yang tidak terpakai..Alhamdulillah lancar. Saya menerapkan system kredit saja karena tidak ada toko, orang datang ke rumah untuk belanja dan itu berkembang dari mulut ke mulut.. dan itu sudah saya jalani sejak 13 tahun yang lalu,” kenang Mish Thamrin.

Begitupun ketika pindah ke Jambi, karena sering bolak-balik Jakarta, sekalian belanja, Mish Thamrin kembali berjualan secara kredit. Namun lama-lama suaminya risih karena banyak orang datang ke rumah setiap hari untuk berbelanja. Akhirnya atas saran suami ia pun membeli sebuah ruko yang kemudian didesainnya ulang sebagai tempat usaha.

Ketika pertama kali membuka butik dengan brand DIRANDA Butik, Mish Thamrin secara khusus mengundang artis Zaskia Sungkar. “Alhamdulillah, karena sejak awal kami buka, antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Ada beberapa brand yang saya tawarkan di DIRANDA Butik,” ujarnya dengan semangat.

Salah satu yang sangat laku dijual di DIRANDA Butik adalah brand KAMI. Karena Mish Thamrin mampu menjual dalam jumlah yang banyak, ia kemudian diundang ke fashion show KAMI di JCC-Jakarta, dan ketemu dengan owner-nya. Di situ Mish Thamrin mengajukan niatnya untuk membuka franchise KAMI di Jambi, dan dizinkan karena melihat list belanjaan yang banyak. Dengan syarat tidak boleh campur dengan brand lain, harus brand KAMI saja dan soal design interior segala macamnya dari Pusat. Dan, pada pembukaan Butik KAMI ini pun, Mish Thamrin mengundang artis Kiki Fauzi dan selebgram Sarah Sofyan.

Karena Butik KAMI berkembang cukup pesat, Mish Thamrin kemudian buka satu butik lagi, kali ini khusus menjual rancangan Laudya Chintya Bella, dengan brand Butik LCB. Tidak hanya itu, dua butik lain pun dibuka.

“Tapi saya buka satu deret, di satu kawasan ada 4 ruko, yang LCB lumayan laku juga di Jambi. Tidak berselang lama, saya buka lagi Butik Ayudyahandari, tapi karena baju-baju di 4 butik tersebut harganya lumayan mahal, di atas Rp 3 juta, akhirnya saya buka satu butik lagi yang khusus menjual baju-baju dengan harga lebih terjangkau bagi kalangan menengah bawah, rata-rata Rp 500 ribu ke bawah. Ketika itu saya berpikir, jika suatu saat daya beli masyarakat turun dan tidak sanggup beli baju-baju mahal, maka yang bantu saya ya Butik Audira ini, karena bisa untuk semua segment. Dan memang benar adanya, penjualan saya lebih banyak di Butik Audira, itu yang bantu.”

Lokasi Butik KAMI, Butik LCB dan Butik Ayudyahandari berdekatan satu deret, tapi Butik DIRANDA di pusat Kota Jambi. Mish Thamrin sengaja memilih lokasi tersebut, karena ketika orang-orang yang mau ke mall pasti melewati butik.

“Saya menyasar orang-orang daerah seperti orang Kabupaten, jadi kalau mau ke mall WTC pasti melewati Butik DIRANDA. Jadi rata-rata yang masuk ke Butik DIRANDA itu orang daerah, makanya saya sediakan tempat sholat, toilet, di lantai dua ada nursery room yang bisa digunakan untuk ibu menyusui. Dengan fasilitas yang cukup komplit tersebut, saya berharap suatu saat ketika mereka singgah ke Kota Jambi, mereka mampir lagi ke Butik DIRANDA.”

Apalagi, menurut Mish Thamrin, di Butik DIRANDA baju-baju yang ia jual masuk untuk semua kalangan. Karena menyediakan puluhan brand mulai dari menengah ke bawah sampai menengah ke atas. Namun di masa pandemi ini, karena banyak orang yang mengalami kesulitan ekonomi, akhirnya ia mencoba jual busana-busana yang harganya terjangkau, seperti home dress, yang peminatnya cukup tinggi.

Jeli Mensiasati Masa Pandemi. Selain secara offline, baju-baju yang ditawarkan Mish Thamrin juga dipasarkan secara online. Konsumennya banyak juga dari daerah atau kabupaten dan desa di sekitar Jambi yang kebanyakan petani dan tidak terpengaruh pandemi, karena hasil tani naik terus tapi toko-toko yang ada di pasar rata-rata tutup. Sehingga dampak pandemi pada bisnisnya tidak terlalu signifikan, namun ia mengakui memang ada sedikit penurunan penjualan selama masa pandemi, sekitar 40%.

Penurunan itu bukan menjadi masalah bagi Mish Thamrin, karena ia sudah mengantisipasi dengan cepat situasi krisis ini. Antara lain sigap menangkap peluang dengan menjual masker dari berbagai brand, mulai dari yang mahal sampai murah, strap, gantungan masker, connector masker, dan lain-lain yang sangat dibutuhkan di masa pandemi. Dengan upaya promosi dan pemasaran yang gencar, produk-produk tersebut laris manis di pasaran.

“Alhamdulillah saya cepat muternya, apa yang sekarang laku itu saya segera jual dari yang murah sampai yang mahal saya jual lumayan banyak yang beli. Saya harus sigap menangkap peluang, kalau tidak kan kasihan karyawan. Karena itu saya tidak melakukan pengurangan atau merumahkan karyawan, malah nambah khusus online. Usaha-usaha saya tidak pernah tutup. Saat masa PSBB, kita tetap buka dan memberikan fasilitas free ongkir atau Gojek dan yang belanja kita antar ke rumah… nah itu saya kasih bonusnya. Jadi di awal pandemi ada kalung antivirus, itu saya jual juga sampai ke luar kota, ke daerah-daerah pada beli semua. Apa yang dibutuhkan pasar saya jualin, kaya home dress laku banget buat orang di rumah,” antusias Mish Thamrin.

Dukungan Keluarga Sangat Besar. Dukungan keluarga, khususnya suami tercinta, Ir. Edy Damhuri, MT., diakui Mish Thamrin sangat besar, sehingga sampai hari ini semua bisnis yang dijalankannya bisa berkembang dengan sangat baik. Terutama di awal-awal membuka usaha, dukungan modal dari suami sangat menentukan.

“Alhamdulillah, suami selalu mendukung dan percaya saya bisa terus mengembangkan bisnis ini,” tutur ibunda dari Audira Loica Amanda, ST., Andara Dwi Cahya, dan Oddi Anggara Putra ini.

Begitu pun dalam hal perhatian dan membagi waktu untuk keluarga, Mish Thamrin selalu menomor-satukan keluarga terutama pendampingan dan pendidikan anak-anaknya. Meskipun seiring waktu, semua bisnisnya sudah berjalan tanpa harus pengawasan 24 jam dari dirinya.

“Kebetulan sekarang bisnis saya tidak menganggu karena setiap butik sudah ada teamnya. Jadi kerjaan saya di satu butik yang DIRANDA, kalau di butik lain, yang franchaise sistem penjualannya langsung ke pusat. Kerjaan saya sibuknya di tanggal 1-5, karena bagian transfer gaji karyawan dan hasil penjualan. Jadi kerjaan saya di rumah saja bisa, tidak harus ke butik. Kadang saya stay di Bandung hampir sebulan itu tidak masalah karena anak saya di Bandung, saya bisa kontrol bisnis lewat HP. Jadi masalah urus anak tidak ada gangguan. Bahkan saat anak saya akan melanjutkan sekolah ke Surabaya saya sendiri datang nemenin dia di sana, mencari tempat kost dan keperluan lainnya. Jadi kalau saya lihat kerjaan yang paling enak ini, seperti yang saat ini saya jalani. Karena suami sempat bilang, saya harus mencari kerjaan yang sekiranya tidak mengganggu tanggung jawab saya di rumah. Masih sempat antar anak sekolah atau les.”

Berbagi Sebagai Wujud Rasa Syukur. Berbagi kepada sesama bagi Mish Thamrin, adalah sesuatu yang wajib dilakukan.

“Itu wajib, Alhamdulillah. Kalau tidak, mungkin tidak bakalan lancar usaha saya. Prinsip saya, tidak bakalan habis apa yang kita keluarin, bener ternyata. Biasanya saya menyalurkan bantuan ke anak yatim, yang kedua saya tidak segan memberikan baju-baju saya kepada kaum dhuafa dari kampung saya yang datang ke rumah meminta baju atau jilbab, baik yang baru atau second. Saya kepikiran seperti ini, orang yang sudah pakai baju tersebut pasti ngucapin terima kasih, biasanya diposting di media social.”

Pada Lebaran kali ini juga, Mish Thamrin berikan hampers untuk orang-orang penting di Jambi dan beberapa teman arisannya, sebagai bentuk terima kasih karena selama ini sudah support dan memudahkan perizinan usahanya. Artinya berbagi tidak hanya ke kaum dhuafa tapi juga ke teman dan orang-orang yang sudah membantunya.

Rencana ke Depan. Dalam waktu dekat, Mish Thamrin berencana membuka kafe. Ia melihat peluang bisnis kafe sangat besar di Jambi.

“Bisa menjadi tempat ibu-ibu arisan yang kadang pada bosan arisan di rumah, saya pengen buat kafe yang ibaratnya beda dari yang lain yang konsepnya instagramable. Selain itu, saya juga berpikir mungkin nanti istri belanja di lantai bawah, anak sama suami ke atas dulu. Atau nanti ada ibu-ibu selesai arisan mampir ke butik walaupun tidak beli baju tapi kalau sudah mampir suatu saat tertarik untuk belanja. Bisa jadi one stop shopping.”

Selain itu, Mish Thamrin juga mulai berpikir untuk membuat brand fashion sendiri. menjajaki Rencananya setelah Lebaran ia akan bekerja sama dengan salah seorang desainer untuk membuat brand sendiri. Tapi saat ini masih dalam tahap pembicaraan soal bentuk dan sistem kerja samanya.

Sebagai perempuan, Mish Thamrin berpesan kepada para wanita di mana pun berada, agar mandiri. “Sebagai perempuan kita harus ada pegangan. Memang suami sanggup membiayai kita atau apapun, tapi kita harus ada pegangan. Tidak harus jualan baju, tapi kalau ada yang pinter masak ya buka saja usaha makanan online. Jangan gengsi untuk mandiri..,” imbaunya. LR

Info Lebih Lanjut:
1. DIRANDA butik @dirandaboutique
2. Butik KAMI @kamiideajambi
3. Butik LCB @bylcb.jambi
4. Butik Ayudyahandari @byayudyahandari.jambi
5. Audira Butik @audiraboutique

Bagikan:

Bagikan: