MajalahInspiratif.com, Jakarta – Ayuningtyas Widari Ramdhaniar, S.I.A., M.Kesos merupakan sosok perempuan tangguh yang berhasil menggabungkan kepemimpinan, bisnis, dan kepedulian sosial dalam satu visi besar. Kelahiran Kuningan, 30 April 1987 yang akrab disapa Tyas ini telah membangun usaha yang sukses secara finansial dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat di tengah dinamika dunia bisnis, pemerintahaan dan kebijakan publik.
Sebagai pekerja profesional yang juga merupakan Founder dan CEO RTF Experience serta AWR Foundation, Tyas telah membuktikan bahwa dunia karier maupun bisnis tidak harus terpisah dari nilai-nilai sosial dan kebijakan publik. RTF Experience berkembang sebagai perusahaan yang bergerak di bidang event consultant dan menjadi wadah bagi banyak talenta muda untuk berkembang. Sedangkan AWR Foundation, yang bergerak sebagai lobbyist di Indonesia, menjadi ruang berbagai inisiatif sosial dan politik yang mendorong perubahan di tingkat akar rumput yang masih dalam penggodokan yaitu OwlbyAWR, sebuah platform sosial dari AWR Foundation di bidang soft skill, hard skill, UMKM, dan Champion’s Pathaway, yakni Program untuk atlet.
Tak berhenti di dunia bisnis dan politik, sebagai seorang profesional Tyas yang awalnya sebagai Government Relations Diesel One Group juga dipercaya oleh owner-nya untuk menjalankan penuh Diesel One Solidarity (DOS), sebuah inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) yang lahir dari keyakinan bahwa keberhasilan bisnis harus memberikan manfaat bagi banyak orang sehingga dipercaya menjadi Managing Director DOS.
“Saat ini, saya menjalankan peran sebagai Government Relations & amp; CSR di Diesel One Group serta Managing Director dari Diesel One Solidarity. Saya juga aktif sebagai Direktur Pengembangan Elektoral di Balitbang Golkar, di mana saya berkontribusi dalam riset dan pengembangan strategi politik. Selain itu, saya mendirikan RTF Experience dan AWR Foundation, yang bergerak dalam event management dan lobi di Indonesia”.
Sebelum Tyas bergabung di Diesel One Group pada tahun 2021, perusahaan tersebut sebenarnya sudah memberikan beasiswa kepada dua orang siswa berprestasi, tetapi belum memiliki platform CSR yang terstruktur. Ketika ia dipercaya untuk menjadi Managing Director Diesel One Solidarity, ia mulai menata dan mengembangkan program ini menjadi lebih rapi dan berkelanjutan. Pada tahun 2025, program beasiswa Diesel One Solidarity telah berkembang hingga mendukung 31 anak. Namun, ada satu hal unik dalam program ini, dimana semua penerima beasiswa memiliki keterkaitan dengan karyawan perusahaan. Proses seleksi beasiswa dilakukan dengan ketat. Para calon penerima harus berasal dari keluarga yang kurang mampu, tetapi memiliki prestasi akademik yang baik. Selain itu, para penerima beasiswa wajib menjalani wawancara dengan para pemimpin unit bisnis di Diesel One Group dan menjalani psikotes minat bakat.
“Saya percaya bahwa bisnis, politik, dan kepedulian sosial bisa berjalan beriringan. Itulah yang terus saya perjuangkan dalam setiap peran yang saya jalani”.
Sebagai penanggung jawab utama dari keseluruhan program Diesel One Solidarity, Tyas bukan hanya menjalankan kegiatan yang diminta oleh atasannya, namun tak banyak yang tahu bahwa banyak program yang diinisiasi oleh Tyas sendiri yang hingga kini masih berjalan dan sukses, yaitu Eagles on Vocation, program silat binaan, dan ada beberapa project Nasional yang pernah berjalan bersama beberapa pemangku kepentingan Negara seperti World Aids Day yang dihadiri oleh Menteri Kesehatan, Zero Discrimination Day bersama MPR RI tak main-main seluruh pembicaranya merupakan 3 Pimpinan MPR, ada 2 anggota DPR, Plt. Ketua Kadin, Kementerian Kesehatan & Bappenas, BNPT, Komnas HAM, sampai perwakilan komunitas rentan di Indonesia pun bicara di forum tersebut, sehingga Tyas memastikan bahwa setiap kegiatan Diesel One Solidarity berjalan dengan baik dan memberikan dampak yang nyata yang berkesinambungan.
Hadapi Tantangan dengan Keyakinan. Dalam perjalanan karir dan bisnis, Tyas menghadapi banyak tantangan. Salah satunya adalah persaingan dalam dunia bisnis dan politik, di mana banyak orang mengandalkan kedekatan dengan tokoh tertentu sebagai modal utama untuk mendapatkan akses dan kesempatan.
“Saya bukan tipe orang yang nyaman meminta endorsement dari tokoh penting hanya demi percepatan karier. Rasanya kurang etis bagi saya untuk memanfaatkan hubungan seperti itu. Saya memilih untuk menghadapinya dengan tetap bekerja keras, membangun kredibilitas, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Saya percaya bahwa dengan usaha yang sungguh-sungguh, kesempatan akan datang pada waktunya”.
Tyas pun memilih untuk tetap bekerja dengan sebaik mungkin, menunjukkan kredibilitas dan profesionalisme dalam setiap langkah. Ia percaya setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil. Tyas memilih untuk mendekatkan diri pada Allah, percaya bahwa Dia yang akan mengatur segalanya dan menggerakkan orang-orang yang tepat.
Selain itu, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kepemimpinan, yaitu mampu mendengar dan terus belajar. Ia percaya, banyak pemimpin yang gagal bukan karena mereka kurang cerdas, tetapi karena mereka tidak mau mendengar.
Voice of Influence. Tyas selalu berpegang pada satu prinsip utama: “Voice of Influence.” Baginya, suara adalah kekuatan. Bukan hanya dalam arti berbicara, tetapi bagaimana menggunakan pengaruh untuk menciptakan perubahan yang lebih baik. Melalui berbagai peran di dunia bisnis, politik, dan sosial, Tyas terus berkomitmen untuk menjadi agen perubahan yang nyata bagi Indonesia. Dengan ketekunan, kerja keras, dan semangat kepemimpinan yang inklusif, ia membuktikan bahwa perempuan bisa berada di garis depan dalam membangun masa depan yang lebih baik. Pada akhirnya, yang terpenting bukan seberapa besar bisnisnya, tetapi seberapa besar dampak yang dapat diberikan kepada orang lain. Kedepan, Tyas ingin terus berkembang dan memperluas dampak positif yang dapat diberikan di dunia profesional, sosial dan politik. Tyas percaya bahwa perjalanannya masih panjang dan ia ingin terus belajar serta berkontribusi lebih besar untuk ngeri.
Materi Bukan Sebagai Tolak Ukur Kesuksesan.
Kesuksesan, bagi Tyas bukan hanya soal pencapaian materi, tetapi tentang seberapa besar dampak yang diberikan kepada orang lain. Ketika Tyas melihat orang-orang di sekitar tumbuh, berkembang, dan terbantu karena program yang diinisiasi, itu merupakan kesuksesan yang sesungguhnya. Ada tiga hal yang mendukung kesuksesan yaitu Manajemen Waktu yang baik, belajar dan beradaptasi, menjaga integritas dan konsistensi. Kunci utama suatu kesuksesan adalah prioritas dan disiplin waktu. Ia selalu mengatur jadwal dengan baik dan memastikan bahwa setiap aspek kehidupan mendapatkan perhatian yang cukup. Ia juga bersyukur memiliki tim yang solid dan support system positif, sehingga sangat membantu dalam menjalankan berbagai peran.
“Manajemen waktu yang baik berarti mampu membagi peran antara pekerjaan, keluarga, dan sosial dengan tetap memberikan perhatian penuh pada setiap aspek kehidupan. Terus belajar dan beradaptasi karena dunia terus berubah dan seorang perempuan harus selalu belajar dan berkembang agar tetap relevan dalam berbagai situasi serta menjaga integritas dan konsistensi yaitu menjaga nilai-nilai kejujuran dan konsistensi dalam tindakan sangatlah penting”
Tidak hanya mengelola waktu dengan baik dan memiliki support system positif, Tyas juga berusaha menjaga kesehatan mental dengan memberikan ruang refleksi melalui ibadah, menulis atau berbicara dengan orang-orang terdekat. “Ketika menghadapi stres, saya mencoba untuk melihat situasi dari sudut pandangyang lebih luas dan mengelolanya dengan pendekatan yang lebih tenang”
Selain itu, prestasi membanggakan yang berhasil dicapai Tyas dengan membagikan penghargaan kepada partai peserta Pemilu 2024-2029, dalam acara Diskusi Publik Bersama dalam rangka menyambut Zero Discrimination Day (ZDD) dan International Women’s Day dengan tema Penguatan Kerangka Hukum Nasional Untuk Perlindungan Kelompok Rentan Dari Diskriminasi pada Rabu, 15 Maret 2023 di Gedung Nusantara V MPR RI, Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta.
Terinspirasi Sosok RA Kartini.
RA Kartini merupakan pelopor emansipasi perempuan di Indonesia yang memperjuangkan akses pendidikan dan kesetaraan bagi perempuan. Hal yang bisa diteladani adalah keberanian dalam berpikir maju, keinginan untuk terus belajar, dan komitmen untuk membawa perubahan bagi masyarakat.
Bagi Tyas, perempuan memiliki kemampuan multi-peran yang luar biasa. Perempuan terbiasa menjalankan fungsi ganda di rumah sebagai istri dan ibu, dan jika mampu menjalankan peran tersebut dengan baik, maka Tyas percaya setiap perempuan dapat menjalankan bisnis, kegiatan profesional, dan kepemimpinan sosial dengan sukses.
Saat ini perempuan memiliki lebih banyak kesempatan dalam berbagai bidang, baik dalam karier, politik, maupun bisnis. Namun, masih ada tantangan seperti kesenjangan kepemimpinan, akses terhadap pendidikan dan ekonomi, serta stigma sosial yang masih membatasi perempuan. Karena itu, perjuangan Kartini harus terus dilanjutkan dengan memberikan lebih banyak ruang bagi perempuan untuk berkembang.
“Saya ingin mengajak lebih banyak perempuan untuk berani mengambil peran di dunia profesional, bisnis, dan politik. Perempuan memiliki kapasitas yang luar biasa dalam menjalankan berbagai peran, dan dengan keberanian serta ketekunan, kita bisa berkontribusi lebih besar dalam memajukan Indonesia”